46.Berbeda

847 44 0
                                    

Happy reading all-

----

"Devano... aish kembalikan!!" teriak Dira sekencang mungkin dengan nada sedikit sebal karena Devano berlari meninggalkannya bersama boneka doraemon kesayangannya.

"sini kalo berani kejar Devan.."tantang Devano lalu kembali berlari menghindari Dira.

"oh jadi lo nantang? Awas aja lo dev" gumam Dira lalu kembali mengejar Devano.

"aw.." pekik Dira kala kakinya tersandung sebuah batu kecil. Spontan Devano langsung menghentikan langkahnya lalu berjalan menuju arah Dira.

"gak apa-apa kan? Mana yang sakit? Maafin Devan ya.. semuanya gara-gara Devan.. sini bi—" ucap Devano berturut turut namun mulutnya langsung dibungkam oleh telunjuk Dira.

"bawel banget cih pacalnya aku"gemas Dira mencubit pipi kanan Devano. devano terkikik geli mendengar ucapan Dira.

"yaudah sini Devano gendong, pegangin bonekanya"ujar Devano lalu berjongkok membelakangi Dira agar Dira bisa naik ke punggungnya dengan mudah.

"siap!!"pekik Dira dengan senang hati.

Dengan sigap Devano menggendong Dira. Tangan Dira melingkar dileher Devano, boneka doraemon berukuran sedang cukup membuat pandangan Devano terganggu namun itu tidak terlalu menjadi masalah.

"dan.... lari...." ujar Devano lalu berlari sambil terus menggendong Dira.

Wajah Dira penuh dengan rasa bahagia melihat Devano yang memperlakukannya seperti itu, ditatapnya wajah Devano dari samping. 'Dev... tetaplah seperti ini'.

'Tuhan merupakan GPS yang terbaik untuk menuntunku menemuimu, tapi Tuhan juga merupakan bank terbaik untuk menagihku darimu. Sebelum itu terjadi, Tuhan akan menjadi tali terbaik untuk mengikatku denganmu'batin keduanya.

-------

Perlahan 2 buah jari mulai melakukan gerakan kecil diikuti dengan mata yang mulai mengerjap pelan. Rangga yang sedang terlelap disamping Dira merasakan pergerakan tangan Dira. Ditatapnya adik semata wayangnya dengan lekat.

"Dira sadar" teriak Rangga berhasil membuat semua orang terperanjat dari dunia mereka masing masing.

Fahri langsung menanggalkan ponselnya lalu berjalan menuju ranjang Dira, Aleya dan Andhini berhenti mengobrol lalu mengikuti langkah Fahri dari belakang, Mira juga membuyarkan lamunannya langsung berjalan cepat ke arah suara Rangga.

"kkak- Rang—ga" remang remang suara Dira lemas.

"Dira baik baik saja?" tanya Andhini memastikan kondisi putrinya.

"memang Dira kenapa?" Dira sendiri juga bingung kenapa dia bisa berada di rumah sakit, banyak sekali selang yang menempel di tubuhnya. Dia sama sekali tidak mengingat kejadiannya.

"kamu kecelakaan saat menuju ke rumah sakit untuk menemani Aldi operasi..." jelas Mira halus pada perempuan yang sudah membuat putranya jatuh cinta tersebut.

Dira mengernyit mencoba mengingat-ingat kecelakaan yang sudah menimpanya. Dia hanya merasa sudah tertidur lama sekali.

"Tante kok disini?"tanya balik Dira pada Mira.

Belum sempat Mira menjawabnya, Dira kembali bersuara.

"kalo Dira kecelakaan berarti.. Devan.. Devano mana ma? Devan baik baik aja kan? Devan mana?" panik Dira setelah sedikit mengingat kejadian yang menimpanya dan Devano.

LITTLE THINGS [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang