Part.13 Penyesalan

1.2K 64 0
                                    

everything has changed-taylor swift feat ed sheeran


Kutatap dengan lekat sesorang yang ada dihadapanku, dia sedang memberi intruksi pada rekan-rekan sesama osis karena sebentar lagi akan ada pemilihan siswa siswi teladan tahun ini.

"kita putuskan bahwa pemilihan ini akan diadakan 2 bulan lagi, dan rapat kita lanjut minggu depan. Terimakasih " ucap Aldi mengakhiri rapat hari ini.

Semua anggota osis beranjak dari tempatnya. Hanya aku dan Aldi saja yang masih tinggal

"lo gak ke kantin?" tanya Aldi sambil membereskan buku-bukunya

"hemm.. gimana kalo lo ikut gue ke kantin, gue bakalan traktir lo" tawarku seraya tersenyum padanya.

Dia mengangkat alisnya namun senyum menyungging dibibirnya, kepalanya mengangguk. Lalu kita beranjak.

Sampainya di kantin, kita duduk berdua di depan sebuah toko yang ada disana, kali ini aku tidak ingin membeli di toko tempat Devano berjualan, entahlah yang aku lakukan benar atau salah.

"lo mau makan apa?" tawarku pada Aldi

"hemm samain aja deh sama lo" katanya sebagai jawaban

"tunggu bentar ya.." aku beranjak untuk memesan pesanan kami

Kutatap toko di ujung sana, tempat dimana seluruh penasaranku muncul begitu besar, sungguh aku ingin menemui Devano, namun tidak untuk sekarang, dan aku berharap dia tidak melangkahkan kakinya kesini.

"Dir" panggil seseorang dari belakang sambil menepuk pundakku.

Aku menolehkan kepalaku ke belakang, kudapati sosok yang sedang aku fikirkan saat ini.

"Dev.." sahutku

"lo gak beli ke aku? Yaudah aku marah"

"apaan sih" jawabku sambil berjalan menuju Aldi.

"ternyata udah punya cowok, yaudah gak jadi deketin. Tapi bakalan langsung gue tembak" ucapnya sedikit keras saat melihat Aldi duduk berdua denganku. Sontak kata-katanya membuat seisi kantin memusatkan perhatiannya pada kami.

"apaan sih Dev"

Aldi menatapku dengan aneh, lalu dia beralih menatap Devano

"lo cowoknya ya? Itu pucet apa putih?" tanya Devano dengan kasar.

"apaan sih Dev, lo tuh kayak anak kecil" aku memicingkan mataku, aku tidak menyangka jika Devano akan bersikap berlebihan seperti itu.

"pergi yuk kak" ajakku pada kak Aldi, namun kak Aldi hanya diam sambil terus memegangi pinggannya, dia terlihat seperti orang yang kesakitan, keringatnya pun bercucuran.

"kak, lo gak apa apa kan?" tanyaku memastikan

"gu gu gue g gak aa apa aa apa kok" jawabnya terbata-bata sambil terus meringis kesakitan, dan akhirnya tubuhnya tumbang kearahku.

"kak, lo kenapa? Kak bangun dong" aku menggoyang-goyang tubuhnya agar dia bisa bangun, namun hasilnya nihil.

"Dev ini semua gara-gara lo ya, lo gak tau apa-apa soal kak Aldi, seharusnya lo gak bersikap kayak gitu, gue kecewa sama lo dev" bentakku pada Devano, aku tidak tau bagaimana kata-kata itu meluncur dengan mudah dari bibirku, aku rasa Devano akan marah padaku, karena sesungguhnya penyakitnya kak Aldi memang bukan salahnya.

Devano menatapku sendu, kali ini mulutnya benar-benar bungkam, dia hanya menatapku yang terus mencoba menyadarkan Aldi.

Hingga satu kalimat terlontar dari mulutnya, dan dia langsung pergi

"apa gue harus sakit dulu biar lo cintai?"

Aku mendongak, entah kenapa air mata mengalir begitu saja dari mataku, seperti ada duri yang menancap di hatiku namun aku tidak bisa mencabutnya.

LITTLE THINGS [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang