"kalian bohong!!! Kalian bohong!! Devano masih hid---"
Sebuah pelukan mengakhiri kalimat Dira yang memberontak akan rasa sakitnya.
"Devano ada dihati kamu.." bisik Revano tepat di telinga kanan Dira.
Setelah itu hanya tangis Dira yang terdengar, isakan penuh luka menggema di rumah mewah tersebut.
"maafin kak Dira, Valen...."isak Dira menggumam.
"kakak gak bisa jagain bang devan buat kamu.. kakak gak bisa"lanjutnya semakin mengiris hati orang disekitarnya.
"Kak Dira!!!"teriak sesosok anak laki-laki dengan kursi rodanya mendekat ke arah Dira.
"Valen.."sebut Dira pada anak tersebut.
Dengan cepat Dira langsung menyeka air matanya, dia tidak ingin menangis didepan Valen. Dia tidak ingin Valen menjadi lemah karenanya.
"Valen kangen..."seru Valen lalu berhambur ke pelukan Dira setelah melompat dari kursi rodanya. Setelah sebelumnya Dira sudah turun dari kursi rodanya dan berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Valen.
Semua orang awalnya khawatir melihat Valen seperti itu tapi setelah berada dalam pelukan Dira, kecemasan mereka sirna.
"kakak juga kangen sama Valen.."
Pertahanan Dira runtuh, air matanya kembali mengalir membentuk aliran sungai kecil. Memeluk Valen membuatnya teringat akan sosok Devano.
"kata bang Devan.. kakak gak boleh nangis"ujar Valen lalu menyeka air mata Dira menggunakan tangan mungilnya.
"Valen mau janji satu hal sama kakak?" tanya Dira menciumi punggung tangan Valen.
Valen menganggukkan kepalanya tegas.
"Valen harus janji ke kak Dira, kalo Valen bakalan sembuh"ucap Dira kembali memeluk Valen hangat.
"Valen janji"tandas anak itu semangat.
"maafin kak Dira ya sayang..."bisik Dira.
"kakak jangan nangis.. Valen tau kakak kangen sama bang Devan.. tapi kata kak Fahri, Bang Devan udah bahagia disana. Dia udah gak sakit lagi kayak Valen.."tutur Valen mmebuat semua orang tercengang terutama Dira.
"Valen udah tau?"
Valen hanya mengangguk pelan lalu menatap Fahri yang tersenyum melihatnya. Dira mengalihkan pandangannya pada Fahri yang sedang mengangguk membenarkan ucapan Valen barusan.
"Kak Dira janji, apapun bakal kak Dira lakuin supaya Valen gak ikut Bang Devan, kak Dira janji kalo Valen bakalan bisa main basket kayak bang Devan, kak Dira janji Valen bakalan bisa main sepuasnya. Kak Dira janji, bakalan terus sayang sama Valen, hidup kakak untuk Valen."tutur Dira.
"kak Dira jangan pergi ya.. hiks Valen gak mau kak Dira pergi... Valen janji bakalan sembuh, Valen janji gak bakalan ikut bang Devan... Valen janji" janji Valen kembali berhambur kepelukan Dira.
"kakak gak akan pergi dari valen, kakak bakalan nemenin Valen berobat. Kakak seneng Valen udah bisa ngomong huruf V." Ucap Dira disertai senyum kecilnya.
Senyum yang sedari tadi luntur, hilang entah kemana. Wajah yang tadinya pucat seperti mayat hidup kini sudah sedikit merekahkan kecantikannya. Dan itu semua hanya karena Valen.
"Valen ikut kakak yuk"ajak Dira.
"kemana?"tanya Valen lugu.
"ke sekolah kakak, disana nanti kak Dira bakalan nyanyi. Meskipun gak ada bang devan, tapi kan ada Valen yang mau nemenin kakak"jawab Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE THINGS [selesai]
Teen Fiction#241 [170317] Ini novel pertamaku jadi aku masih belum paham soal kepenulisan novel mohon maklum kalau banyak typo, salah EYD, semuanya. apalagi kalau ceritanya absurd banget. Makasih yang udah baca.