Stitches-Shawn Mendes
Sehabis makan malam langsung ke kamar menggunakan piyama lalu buka laptop atau HP dan mulai menjadi seorang STALKER. Ya.. begitulah kebiasaanku setiap malam, terkadang aku juga menginap di rumahnya Aleya yang satu komplek denganku. Tapi kalau tugas sudah menumpuk barulah aku akan meninggalkan semua kegiatan itu. apalagi jika oppa sedang dirumah, semua kegiatan itu berganti dengan hang out bareng oppa.
Kubuka tasku untuk memastikan bahwa tidak ada tugas hari ini, kubuka salah satu bukuku dengan cepat, namun gerakan tanganku melambat saat kutemukan secarik kertas yang terselip didalamnya.
Entahlah senyum simpul terukir dibibirku malam itu, rasa penasaran yang teramat sangat bergeming kian kuat. Entahlah apa yang terjadi pada diriku , kurasa aku harus benar-benar berobat.
"siapa sih cowok itu, apa dia cuma cowok tengil yang suka goda-godain wanita seperti kebanyakan cowok" batinku.
Sebuah ide terlintas dikepalaku, "buat apa gue jadi stalker kalo gatau apa apa". Ku ambil handphone disampingku, mulai kuotak atik semua sosial mediaku, terutama instagram.
Namun hasilnya nihil, bahkan sudah 2 jam aku mencoba mencarinya, hasilnya kosong, gatot gagal total.
"biasanya gak sesulit ini gue nytalker orang" geramku sambil menaruh kembali Handphone yang kini kuota nya mungkin berkurang banyak.
Rrtttt nrtttt tak lama kemudian Handphone ku bergetar, dan aku langsung menyimpulkan bahwa itu pasti Aleya, langsung kubuka lock screen nya, namun tidak ada nama yang tercantum di nomornya, berarti tebakan ku salah.
"siapa?"
"sekali lagi makasih ya, gue gak mau minta maaf ke lo. Karena itu atas dasar cinta, dan cinta ga pernah salah"
Astaga! Ni cowok bener-bener ya, aduh.. bikin orang mau mati aja.
"apaan sih lo gaje banget, darimana lo tau nomor gue, dan ngapain lo tadi ngasih surat ke gue, kek jaman purba aja surat-suratan" dengan nada kesal
"gue juga mau nanya, darimana lo tau kalo ini gue? Kan gue belun sebut-sebut soal surat? Jangan jangan.."
"jangan jangan apa, gausah ngaco lo. Jawab!! Dari mana lo tau nomor gue?" aku kembali bertanya setelah memotong kalimatnya
"katanya gamau tau?"
"nyebelin banget sih lo, gue ngantuk pengen tidur gausah ganggu, dan sekali lagi jangan bikin gue kayak orang mau mati"
"oh"
"gitu aja?" duh.. kenapa gue nanya gitu, apalagi yang gue arepin
"katanya pengen tidur"
"ya... ya.. ah udahlah" aku pun langsung menutup telphonnya.
Cowok aneh dengan segala rahasianya, baru beberapa jam aku bertemu tapi entah kenapa rasa penasaran ini seperti sudah aku pendam selama beberapa hari. Meskipun dia kelihatannya tidak mempunyai maksud jahat padaku, namun tetap saja aku harus berhati-hati padanya.
Klunting, layar HP ku kembali menyala dan bergetar. Dengan lambat aku membukanya karena kufikir itu pasti dari Aleya.
Namun tebakan ku kembali salah, ternyata itu pesan WA dari ketua kelasku si Fahri.
"Dir, besok lo disuruh Bu Suci ke perpus sebelum masuk, lo musti berangkat pagi"
"ngapain? Yakali baru masuk sekolah udah disuruh suruh aja"
"gue juga gak tau, pokoknya besok lo harus ke perpus pagi-pagi"
"oh oke oke"
"good night Dir,sleepwell"
Gila ya nih ketua kelas, masak bales nya gini. Tadi cowok itu lah sekarang si Fahri
"iya"
"lah tapi dia kok tau gue mau tidur? Ah sudahah ngapain juga gue mikirin hal yang gak penting. mendig tidur" pikirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE THINGS [selesai]
Novela Juvenil#241 [170317] Ini novel pertamaku jadi aku masih belum paham soal kepenulisan novel mohon maklum kalau banyak typo, salah EYD, semuanya. apalagi kalau ceritanya absurd banget. Makasih yang udah baca.