Sampainya di rumah Dira, Devano menggendong Dira hingga ke kamar. Dira memang meminta Devano untuk menggendongnya, dan dengan senang hati Devano mau melakukannya. Andhini yang melihat Dira digendong Devano pun menjadi khawatir karena tak biasanya Dira bersikap seperti itu.
"kamu sakit? Magnya kambuh lagi?"tanya Andhini cemas setelah Dira tidur di ranjangnya.
"enggak ko ma.. dira hanya sedikit pusing"jawab Dira lemas sembari memijit pangkal hidungnya agar pening dikepalanya hilang.
"yaudah kamu istirahat aja mama bikinin susu"ujar Andini lalu keluar dari kamar Dira.
"aku pamit dulu ya dir.. maaf gak bisa nemenin."pamit Devano halus pada perempuannnya tersebut.
Dira hanya mengangguk pelan. Dikecupnya kening Dira sebelum dia berlalu dari kamar Dira.
"mau pulang dev?" tanya andini kala Devano keluar dari kamarnya Dira.
"iya tan. Mau ke Rumah sakit kak Aldi kambuh . mungkin itu yang membuat Dira khawatir terus jadi pusing"tutur Devano sopan.
"yaudah salam buat ibunya Aldi ya dev..."ujar Andhini.
"iya tan. Permisi tan"pamit Devano.
****
Disisi lain Maya terus saja mengkhawatirkan kondisi Aldi yang tak kunjung membaik. Dokter juga sudah angkat tangan karena yang bisa menolong Aldi saat ini adalah donor ginjal secepatnya. Sementara itu Fahri terus saja mengacak rambutnya frustasi dan kembali menyalahkan dirinya sendiri atas kondisi Aldi saat ini.
"arghhh"teriak Fahri frustasi didalam kamar mandi untuk menenangkan dirinya. Dia tidak ingin menunjukkan keadaannya pada semua orang karena dia tidak ingin menambah kekhawatiran mereka .
"kenapa musti Aldi.."teriak Fahri kembali.
Dengan langkah gontai Fahri keluar dari kamar mandi dan kembali berjalan ke ruangan tempat Aldi dirawat. Dia memantapkan jiwanya untuk melakukan hal ini, hal yang dia fikir akan membantu Aldi keluar dari penyakitnya.
"Fahri, kamu dari mana saja"ujar Santi menyambut anaknya yang menghilang beberapa saat entah kemana.
"Fahri akan mendonorkan ginjal Fahri pada Aldi"ucap Fahri.
Semua yang ada disana melongo mendengar ucapan Fahri, Manda yang sedari tadi terus memantau kondisi anaknya dari lubang pintu beralih menatap Fahri.
"apa yang kamu katakan?"tanya Santi tak percaya dengan ucapan anaknya tersebut.
"Fahri akan mendonorkan satu ginjal Fahri buat Aldi"ucap Fahri dengan mantap tanpa ada keraguan sedikitpun.
"Fahri, bukan ini yang mama Manda inginkan dari kamu nak... bukan sayang, mama ingin kamu dan Aldi selamat."tutur Manda halus pada anak tirinya tersebut.
"ma, Fahri adalah adiknya Aldi. Fahri ingin melakukan sesuatu buat Aldi, lagi pula ini semua juga salahnya Fahri. Andai Fahri tidak memberitahu yang sebenarnya mungkin Aldi gak bakalan kambuh seperti ini"ucap Fahri kembali menyalahkan dirinya sendiri dan tetap ngotot dengan kemauan konyolnya itu.
"ini semua bukan salah kamu!! Ini semua salah papa kamu!! Kamu harapan mama satu-satunya!! Kamu mau ninggalin mama?ha?!"bentak Santi pada Fahri. Kini Air mata Santi sudah tidak mampu ia bendung lagi.
"ma.. maafin Fahri ma.. mama jangan nangis"ujar Fahri seraya memeluk ibunya dan meminta maaf atas apa yang sudah dia katakan.
"aku akan hubungi rumah sakit di Amerika. Mungkin mereka ada pendonor yang pas untuk Aldi"saran Bakri untuk menenangkan suasana.
![](https://img.wattpad.com/cover/97893979-288-k575457.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE THINGS [selesai]
Roman pour Adolescents#241 [170317] Ini novel pertamaku jadi aku masih belum paham soal kepenulisan novel mohon maklum kalau banyak typo, salah EYD, semuanya. apalagi kalau ceritanya absurd banget. Makasih yang udah baca.