48. Like A Dream

753 45 7
                                    

satu rahasia yang kalian tunggu-tunggu bakalan terbongkar

Dan, yang pastinya bakalan diluar dugaan

Happy reading all

----------------

"kakak ayolah..."rengek Dira karena Rangga yang masih sibuk dengan game onlinenya, sedang Devano terus geleng-geleng menghadapi sifat Dira yang childish mendadak.

"dihh mau kemana emang? Masih lemes gitu gaya-gaya an pen ngajak jalan"cibir Rangga mulai kesal karena Dira merusak kencannya dengan sang ponsel tersayang.

"gue udah sembuh... suer deh.. gue kuat kok tenang aja, lagian kalian semua kan ikut"jawab Dira berlagak kuat padahal nyatanya tubuhnya masih sedikit lemas karena kecelakaan yang menimpanya tempo hari.

"kita semua? Dih ngapain?"sahut Putra.

semua orang yang hari itu memang sedang berkumpul hanya melongos mendengar permintaan Dira.

"kakak juga?"tanya Aldi menunjuk dirinya sendiri.

"semua pokoknya!!"perintah Dira seenak jidat.

"kalian berdua masih sama sama sakit loh.. belum pulih"bujuk Santi (mama fahri) masih inget kan???

"iya sayang.."timpal Manda (mamanya Aldi)

"Devano bilangin ke mereka semua!!" perintah Dira agar Devano meu memihak padanya.

"yaudah.. iya.. Papa turutin mau Dira asal pakek kursi roda gaboleh jalan" sahut Bayu menuruti kemauan Dira yang sangat merepotkan semua orang.

Bakri (papanya Aldi) dan Alan (papanya Devan) masih inget??? Mereka beranjak untuk menyiapkan mobil yang akan mereka kendarai menuju tempat yang sudah ditentukan oleh Dira.

Andhini (mamanya Dira) mendorong kursi roda milik Dira sedangkan Mira (mamanya Devan) menggantikan posisi Manda untuk mendorong kursi roda milik Aldi.

Disusul oleh Aleya dan Fahri yang sibuk berbincang berdua entah membicarakan apa.

____

Malang, 09.00 A.M

Dira terus mengoceh didalam mobil memberikan perintah pada papanya untuk menjalankan mobil ke arah yang dia inginkan.

"kanan pa kanan"perintah Dira sembari menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

Aleya yang sedari tadi diam mulai mengernyitkan keningnya tajam, dia seperti mengingat sesuatu.

Jalan ini,

"in ini buk buk bukkannya jalan ke arah makamnya Amel"ucap Aleya memecah ocehan Dira.

Dira menolehkan kepalanya kebelakang sejenak lalu mengangkat satu jempolnya bermaksut membetulkan ucapan Aleya.

"andai kak Maya bisa ikut.." harap Dira setelahnya.

Dibelakang Aleya menggenggam erat lengan tangan Fahri yang ada disampinya, wajahnya mulai cemas dapat dilihat dari bibirnya yang terus dia gigit dan dia kulun kedalam.

"sudah saatnya.."lirih Devano yang juga duduk disamping Aleya.

Skip

Setibanya di gerbang pemakaman, Dira terus menyunggingkan senyum terbaiknya. Dia sangat rindu berkujung ke makam Amel (adik kandung Devan) masak gak inget, ada part khususnya lohh..

"sayang.. kamu ngapain kesini?"tanya Andhini yang baru saja turun dari mobil diikuti yang lainnya.

"kangen Amel.. Dira pengen ngenalin Amel ke kalian semua" jawab Dira masih dengan senyum yang merekah.

LITTLE THINGS [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang