Part.15 Maaf

1.1K 65 0
                                    

Can't help Fall in Love With You-Elvis Presley


Masih kutatap dengan teduh seseorang yang ada dihadapanku, dengan semua emosinya dia memantul-mantulkan bola basketnya dengan keras, dan disitulah rasa bersalahku tak terbendung.

"Dev" panggilku dengan sedikit berteriak.

Dia menghentikan permainannya, seraya melempar bola itu dengan keras sampai terdengar suara pantulan yang cukup keras.

"Dev" panggilku sekali lagi padanya.

Dia tak bergeming, dan malah duduk disalah satu kursi penonton dengan sangat santai.

Aku menghampirinya, sambil kugigit bibir bawahku.

"dev, gue pengen ngobrol sama lo" pintaku yang diabaikan oleh Devano.

"dev, ngomong dong. Gue gasuka lo diem!! Gue mau minta maaf" kataku kembali sambil menegrucutkan bibirku.

Dia menoleh padaku dengan wajah yang datar.

"gue minta maaf" kataku lirih sambil menunjukkan puppy eyes ku

"buat?" tanyanya

"buat kemaren karena udah ngebentak lo tanpa alesan" jelasku

"gue gak marah, cuma gue kecewa aja" tuturnya halus, kata-kata yang terlontar dari bibirnya diluar dugaanku, aku kira dia akan balik membentakku, atau berdebat denganku, ternyata tidak.

"lah itu tadi kalo bukan marah trus ngapain? Kasihan bolanya tauk" candaku

Dia tersenyum tipis.

"sini duduk" dia menepuk-nepukkan telapak tangannya ke kursi yang ada disampingnya.

Aku menuruti kemauannya.

"yang kemarin jangan diulang ya dir, gue marah bukan karena lo, tapi gue marah karena gue gak bisa ada saat lo ulang tahun minggu depan" lanjutnya dengan mata yang sayu dan wajah yang pucat.

"lo kok tau minggu depan gue ultah? Stalker banget sih jadi cowok. Btw kenapa lo gak ada disini minggu depan? Muka lo kok pucet, lo sakit?" tanyaku sedikit cerewet.

"gue harus ke luar kota, gue emang lagi sakit. Sakit mikirin ultah lo tanpa gue." Jelasnya dan kami pun tertawa.

"yaelah gausah dipikirin kali, jaga kesehatan ya dev... soalnya kalo lo sakit trus ga masuk sekolah ntar yang bikin gue ketawa siapa?"

"Aldi" jawabnya singkat

"dia bukan pelawak kek lu"

"selamat ulang tahun Dira buat minggu depan, 10 hari kedepan gue gak bisa hubungin lo lewat apapun" katanya sedikit semangat seraya tersenyum lebar padaku.

"yang penting oleh-olehnya ya dev?" pintaku

Dia menganggukan kepalanya, hatiku kini merasa lebih baik dibanding sebelumnya.

"jangan rindu ya dir"

"hemmm" aku hanya berdeham

"gue cinta sama lo, tapi maaf gue belum bisa ungkapin hal itu"

Kembali, Devano dengan mudah mengucapkannya. Tak ada lagi kata yang terucap setelah itu, aku tidak tahu lagi harus berkata apa.

LITTLE THINGS [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang