Part.12 Ternyata

1.2K 63 2
                                    

All I ask-Adele



Seusai dengan perjanjianku tadi dengan kak Maya, aku dan kak Maya kini sedang berada di kantin

"mau ngomong apa kak?" aku memulai pembicaraan dengan pertanyaan yang ingin aku tanyakan sedari tadi.

"lo lagi deket sama Aldi ya?" tanyanya balik, aku tidak tahu harus menjawab apa

"gue udah tahu karena Aldi cerita ke gue kalo dia itu suka sama lo sejak MOS satu bulan yang lalu, sebenarnya gue adalah sahabatnya Aldi sejak kecil jadi Aldi selalu cerita apa aja ke gue" lanjutnya

"hemm" aku hanya berdeham dan bingung harus menjawab apa

"ada hal penting yang harus lo ketahui" ujarnya

"apa?" lagi-lagi aku penasaran dengan apa yang dibahas oleh kak Maya

"sebenernya... Aldi sedang sakit dir" ucap kak Maya yang membuat raut wajahnya berubah seketika

"sakit?" tanyaku tak percaya

"iya, satu ginjalnya tak berfungsi sejak dia kelas 1 SMP. Belum ada pendonor yang pas untuknya" jelas kak Maya seraya menunduk

"apa?" aku tak menyangka

"andai semua itu tak terjadi padanya, dan disini gue minta ke lo supaya membuat dia menjauh dari semua penderitaannya, buat dia lupa sama penyakitnya, dan buat dia untuk semangat menjalani hidup, karena cuma lo yang bisa ngelakuin hal ini" pinta kak Maya seraya memandangku sendu

Sekali lagi aku bingung harus menjawab apa, kenapa aku yang harus melakukan hal itu? Bagaimana aku akan bisa melakukannya.

"dir, gue mohon ke lo. Lo mau kan? Setidaknya kalo bukan buat gue , lo lakuin ini buat Aldi. Gue gak sanggup lagi ngelihat sahabat gue jatuh dalam penyakitnya" kak Maya memohon padaku, air mata kini membasahi pipinya.

"kak plis jangan nangis, gue bakalan ngelakuin apa yang lo minta" aku pasrah dengan keadaan, aku tidak bisa menolak kak Maya tanpa alasan, lagi pula itu juga bukan masalah untukku.

"makasih ya dir, gue bakalan hutang budi ke lo kalo lo bisa buat Aldi makin semangat hidup" kak Maya memegang tanganku seraya tersenyum.

Aku pun ikut tersenyum.

***

Semua fikiranku masih jelas tertuju pada ucapan kak Maya di kantin tadi, tanpa sadar kini aku sudah berada diruang tengah rumahku. Disana sudah berkumpul ayah, ibu, dan kak Rangga yang baru saja pulang.

"woy.. gue udah dateng bukannya dibeliin apa kek, malah bengong kek gitu" kak Rangga menyadarkanku dari lamunanku.

"pede banget lu, ngapain lu pulang? Gak sekalian tinggal aja disana?" ujarku bercanda

"gue takut lo bakalan bunuh diri gara-gara gue gak dateng" balas kak Rangga

"gue ganti baju dulu, ntar malem jalan-jalan ye kak" aku berlalu menuju kamarku

"iye" teriaknya

Sesuai dengan perjanjianku dengan oppa tadi, aku sekarang berada di salah satu restoran yang biasanya aku kunjungi bersama oppa saat dia masih SMA dulu.

"lo kenapa sih dari tadi ngelamun mulu?" tanya oppa penasaran karena aku ngelamun dari tadi, dan ku akui bahwa itu memang benar.

"gak kenapa-kenapa kok" sahutku

"hemm"

"kak, menurut lo kita harus ikutin hati apa fikiran?" sebuah pertanyaan terlintas begitu saja difikiranku.

"kenapa tanya gitu?"

"Cuma tanya aja"

"kalo menurut gue, apa yang kita anggap benar itulah yang harus kita ikutin, terkadang fikiran bisa menjerumuskan, namun hati juga bisa menyakiti" pendapatnya

Aku hanya menunduk, mencoba memikirkan lebih lanjutapa yang dikatakan oppa padaku, dia selalu memiliki solusi dari semuamasalahku.

LITTLE THINGS [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang