Part.25 Pertengkaran

1.1K 49 0
                                    

You and I-1D





Aku tersenyum sendu, aku tak penah mengerti apa yang dialami oleh anak itu, tapi sepertinya sekarang ini dia membutuhkan banyak hal untuk membuatnya bertahan.

"Kak Dira pacarnya bang Depano ya?" tanya anak itu polos yang membuat aku dan devano tertawa.

"gimana kalo kita jalan-jalan ke taman? Mau nggak?" tawar Devano untuk mengalihkan pertanyaannya.

"mau" senangnya.

Devanopun menggendongnya dan mendudukannya di sebuah kursi roda kecil disamping ranjang, dan tugasku adalah mendorong kursi rodanya.

Tibalah kami di taman Rumah Sakit tersebut, selagi Valen bermain dengan para suster dan pasien lainnya, aku dan devano duduk disebuah bangku sambil berbicara.

"Valen itu adek lo?"

"lebih tepatnya adek angkat gue"

"jadi saudara lo tuh berapa sih dev?"

"gue punya satu kakak yang lagi kuliah di Jakarta namanya Farel, adek kandung gue Amel, saat Valen berumur 1 tahun mama dan papa megadopsinya. Valen mengidap Leukimia sejak kecil, itu adalah salah satu alasan bokap nyokap gue ngadopsi dia" tuturnya halus.

"Leu..ki..mia?" ucapku tak lancar

"yap, dia gak bisa sekolah maupun bermain. Terkadang dia nanya ke gue kapan dia bisa maen basket sama gue. Dia bisa merasakan kasih sayang Amel padahal dia belum pernah bertemu Amel. Alasan gue bertahan selain lo adalah dia." Jelasnya

"gue tau ini sulit bagi lo dan keluarga lo, tapi lo harus tetep kuat buat mereka, lo gak boleh nyerah sedikitpun Tuhan pasti bakalan tau usaha lo, dan mewujudkannya."

"lo jangan pernah tinggalin gue ya dir, gue gak akan bisa"pintanya tulus

Aku mengangguk pelan, air mata kini mengalir di mataku.

"gue kan udah bilang, jangan nangis"

"lo juga pernah nangis"

"kalo gue gak apa apa, asal jangan lo."

"lo egois dev.."

"biarin yang penting buat lo"

***

"dir lo kemana aja sih kemarin?" tanya Aleya saat aku baru saja sampai dikelas pagi ini.

"ke rumah sakit."

"hah? Siapa yang sakit?" kaget Aleya mendengar kata Rumah Sakit

"lo tuh yang sakit, pagi-pagi udah cerewet banget" ejekku padanya, dan seperti biasa dia mengerucutkan bibirnya sambil berlagak lemas.

"Dira mah.. tadi kak Maya kesini nyari lo, lo nya belum dateng, makanya datang awal kek." Ucap Aleya.

"ngapain kak Maya nyari gue?"tanyaku penasaran, aku takut terjadi sesuatu padanya maupun kak Aldi.

"katanya ada rapat osis nanti siang"jelas Aleya yang membuatku lega.

"oh oke"

***

Kumasuki ruangan osis tempat rapat berlangsung, dan ternyata disana sudah berkumpul banyak sekali anggota osis, dari yang mulai kelas 10 hingga kelas 11, kak Maya duduk didepan karena dia adalah wakil dari Aldi, disebelahnya tentu saja ada Aldi.

Akupun duduk dibangku kosong paling pojok bagian kanan. Kali ini rapat membahas tentang persiapan bazar 1 minggu lagi, tepatnya malam minggu depan. Bazar kali ini berbeda dari tahun tahun sebelumnya, karena akan dilaksanakan malam hari, dan tentu saja dengan susunan acara yang lebih menyenangkan.

"kalian sudah mengerti tugas kalian masing-masing kan? Kalau sudah, saya akhiri rapat hari ini. Sabtu sore kita kumpul disekolah buat persiapan." Kata Kak Maya mengakhiri rapat hari ini, semua siswa pun pergi namun ada beberapa yang masih asik dengan pembicaraan mereka.

"dir, gue pengen ngobrol sama lo di kantin" ujar Kak Maya, akupun mengangguk setuju.

.........

"ada apa kak?" tanyaku mengawali percakapan.

"gue denger kalo lo deket sama pelayan kantin itu, gue harap lo gak lupa sama perjanjian kita" ucapnya mengingatkan.

"kak, gue gak bisa lagi bohong sama hati gue apalagi sama mereka berdua, gue gak bisa nyaman sama kak Aldi, gue yakin lama-kelamaan dia juga bakalan gak nyaman." Jelasku jujur.

"gue tau dir..." namun perkataan Kak Maya dipotong oleh seseorang.

"oh, jadi lo yang ngelakuin ini ke gue may? Lo nyuruh dia buat bohong Cuma karena lo kasihan sama gue? Dan lo dir, lo pura-pura care sama gue karena penyakit gue. Hebat!! Kalian Hebat!!!" ujar kak Aldi dari belakang kami sambil bertepuk tangan.

"di, maksud gue bukan gitu, gue pengen lo bahagia, gue pengen lo ngelupain masalah lo." Kak Maya mencoba menjelaskan.

"gue emang patut dikasihani, cowok penyakitan yang hidupnya tinggal sebentar ini." Kata Aldi lirih

"di, lo jangan ngomong gitu dong" ucap kak Maya sambil meneteskan airmatanya.

"kalo gue gak sakit, apa lo bakalan tetep jadi sahabat gue may? Apa lo bakalan care sama gue may? Dan lo dir, apa lo bakalan ninggalin gue gitu aja? Sekarang gue tau siapa pemeran antagonis dalam hidup gue, yaitu kalian berdua" tandasnya.

Aku sama sekali tidak menyangka, bahwa Aldi adalah cowok yang sangat angkuh. Bahkan dia tidak bisa melihat kasih sayang Kak Maya untuknya.

"di, harusnya lo tuh seneng punya temen kayak kak Maya, dia baik sama lo, dia tulus jadi temen lo" ujarku menasihati.

"kalo dia baik sama gue,dan kalo dia tulus sama gue, kenapa dia dulu nolak cinta gue? Kenapa?" nada suara Aldi meninggi, untung saja kantin sedang sepi karena ini adalah jam pelajaran.

Kak Maya pun hanya bisa menunduk lesu, aku mencoba menguatkannya dengan merangkul bahunya.

"jawab gue may!! Kenapa lo gak nerima cinta gue? Karena gue penyakitan? iya?" teriak Aldi sekali lagi, namun kali ini suara nya bergetar.

"lo tuh cowok macem apa coba? Lo bikin cewek nangis? Lo bikin dia yang bener-bener sayang sama lo nangis? Gue gak akan biarin lo deketin Aleya bahkan untuk melihatnya. Kalo lo emang sakit, itu bukan jiwa lo, tapi pikiran lo!!" teriak Devano sambil berjalan mendekati Aldi.

"wah..sang pangeran datang, bilangin ke cewek lo supaya gak jadi cewek yang muna!! Gue gak butuh kasihan dari dia!! Gue gak butuh!! Gue salah pernah suka sama dia!!" ucap Aldi tak mau kalah dan langsung meninggalkan kami.

"dir, udah ya.. jangan nangis, gue bilang jangan nangis" kata Devano halus padaku.

"kak, yang sabar ya..." aku ganti menenangkan kak Maya.

Dia hanya diam sambil melihat punggung Aldi yang mulai menjauh dengan langkah cepatnya.

"gue gak ngira dia akan semarah itu, gue berharap kondisinya gak akan semakin buruk kayak adek gue." Harap Kak Maya, bibirnya bergetara menahan air mata yang sudah menumpuk di sudut matanya.

"lo berdua duduk dulu, gue ambilin minum" ujar Devano pada kami berdua, akupun mengajak kak Maya untuk duduk dibangku panjang yang tadi kami duduki sebelum kak Aldi datang.

LITTLE THINGS [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang