Marvin Gaye-Charlie Puth feat Meghan Trainor
Tepat sudah 10 hari tanpa Devano, kufikir aku akan baik-baik saja tapi ternyata beginilah keadaanku sekarang, melamun di depan aula bersama lagu yang mengalun dengan melodi indahnya. Hanya satu alasan yang membuatku seperti ini tanpanya, yaitu hal-hal kecil yang dia buat menjadi besar.
"Dir" panggil Aldi dengan lirih. Satu hal lagi yang aku bingungkan, yaitu akhir-akhir ini kak Aldi sudah jarang bicara denganku, bahkan kami jarang bertemu selain ada rapat osis.
"eh kak Aldi, sejak kapan kak?"
"baru aja, lo ngapain disini?" tanyanya sambil duduk disebelahku.
"dengerin lagu kayak biasanya, Aleya bilang kemarin nonton sama lo" tanyaku memastikan seraya memancing agar dia lebih dekat lagi dengan Aleya,dan soal nonton itu memang benar. Aleya bilang Aldi meminta nomornya untuk tau segala sesuatu tentang gue, eh malah mereka berdua jadi sering chattingan.
"iya soalnya gak ada yang mau gue ajak, temen lo seru ya? Selera filmnya tinggi" ujarnya sambil tertawa renyah.
"ya begitulah Aleya, dia juga baik, cantik lagi" puji ku
"sejak kapan berteman sama Aleya?"
"sejak TK, rumahnya juga deket sama rumahku. Dia juga udah dianggap adik sama oppa, bahkan sepertinya oppa lebih sayang dia daripada gue" jelasku
Senyum kembali menghiasi bibir Aldi
"kapan-kapan nonton bertiga yuk, lo gue sama Aleya" ajak Aldi, aku hanya tersenyum menanggapinya, syukurlah Aleya sekarang sudah mulai dekat dengan Aldi.
"oh iya, nih kado buat lo. Sengaja gue kasih sekarang, biar beda dari yang laen" dia merogoh sakunya dan munculah sebuah kalung berwarna putih dengan liontin bertuliskan huruf "D"
"apa ini kak?"
"kalo lo ga suka, jangan di pakek, asal jangan dibuang" tutur Aldi
"kak gue gak..." kata-kataku dipotong oleh Aldi
"udah terima aja, tanda persahabatan"
Akupun menerima kalung pemberiannya, tanpa memakainya aku menyimpanya di saku bajuku.
"makasih ya kak"
"gue pergi dulu ya, ada urusan soalnya"
Aku mengangguk pelan....
Tanpa kami sadari, seseorang melihat setengah dari kejadianku bersama Aldi,dan itu saat Aldi memberiku sebuah kalung.
***
9hari 22jam 60menit 3600detik tanpa Devano memang sedikit terasa berbeda, terlebih tak ada lagi yang melakukan hal ubnormal.
Kumasuki ruangan yang pernah kumasuki sebulan yang lalu yaitu perpustakaan, ruangan yang mendefiniskan namaku diatas buku Bercocok Tanam Kedelai.
Kuambil buku dengan asal tanpa membaca isinya ataupun judulnya.
"akhirnya lo kesini juga" tiba-tiba ada suara dibelakangku, suara yang sudah aku tunggu-tunggu sejak 10 hari yang lalu, suara yang hilang bersama sang pemilik.
Kutolehkan kepalaku dengan secepat mungkin, kudapati sosok berambut hitam duduk disana.
"Devano" panggilku sambil menghampirinya
"kangen ya sama gue?" tanyanya
"enggak, gue bersyukur malahan lo gak ada" candaku
Raut wajahnya berubah seketika, dasar cowok sensitivan.
"canda kok canda" jelasku sambil mengangkat tanganku yang berbentuk angka 2.
"gimana kadonya? Maaf ya gue gak hubungin lo saat diluar kota"
Mendengar pertanyaannya aku langsung tertawa, bukan karena aku tak suka dengan kadoya, tapi aku kembali mengingat kata-kata yang terlontar dari mulut oppa.
"lo tau oppa gue bilang apa? Katanya lo disuruh normal dikit" ceritaku, aku kembali tertawa. Dia hanya nyengir kuda sambil mengelus tengkuknya.
"seharusnya dia tahu, kalo yang ngebuat gue gila itu adiknya sendiri" serunya tak mau kalah.
"yaudah iya... makasih ya kadonya" kataku lirih
Dia menganggukkan kepalanya pelan tanda "iya".
"gue masih punya kado buat lo"
"apa?" aku penasaran
"ikut gue" dia menarik tanganku entah kemana, akupun hanya mengikuti langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE THINGS [selesai]
Novela Juvenil#241 [170317] Ini novel pertamaku jadi aku masih belum paham soal kepenulisan novel mohon maklum kalau banyak typo, salah EYD, semuanya. apalagi kalau ceritanya absurd banget. Makasih yang udah baca.