Part ini belum jawab rahasiaTapi semoga pada puas.
Maaf lama gak update krn selasa depan udah UNBK SMPPliss vomment ya.. Biar aku semangat..
Happy reading all
-----"Devan... Aku kangen Valen..."rengek Dira menarik-narik kaos Devano karena Devano yang masih mencuekkan permintaannya.
"Kamu belum sembuh loh..."ucap Devano berjongkok didepan Dira yang masih setia menggunakan kursi rodanya.
"Makanya biar aku sembuh, aku harus ketemu Valen. Dia itu obat Dev.."jawab Dira mengada-ngada.
Semakin hari semakin merepotkan
Untung gue sayang...
Batin Devano.
"Besok ya?"tawar Devano menego permintaan Dira.
Mungkin jika dia mengulur-ngulur waktu Dira akan lupa dengan keinginannya.
"Beneran? Janji loh ya? Aku catat nih di ingatan aku!! Malaikat juga nyatat lo dev!!"peringat Dira.
Kalo gini caranya gue bisa banyak dosa.
Huft.. Dasar perempuan suka bawa bawa amal ibadah bisanya.
"Janji"tandas Devano sedikit terpaksa.
Hening,
Dira terus memperhatikan beberapa anak kecil yang sedang bermain dengan teman sebayanya meskipun mereka juga sedang menggunakan selang infus sama seperti Dira."Umm Dev.. Nyanyi dong"pinta Dira.
"Nyanyi?"teriak Devano terkejut.
"Iya... Nyanyi. Emang kenapa?"tanya Dira menatap Devano aneh.
"Gue gak gak bi---"
"Lain kali aja ya.. Sekarang kita balik ke kamar." Devano buru-buru mengalihkan permintaan Dira.Permintaan sederhana yang biasa Dira minta dari Devano.
Ini bukan kamu dev...
Kamu berbeda,
***"Kalian dari mana aja?"tanya Aleya menyambut Dira dan Devano yang baru saja masuk ke dalam kamar rawat Dira.
"Dari taman"singkat Dira.
"Kalian berdua belum pulang? Betah banget disini. Gue aja pengen cepet cepet keluar rumah sakit."titah Dira pada Aleya dan Fahri yang masih setia menemaninya dan Aldi di rumah sakit.
"Bukannya betah tapi masih ada urusan"sahut Fahri.
"Gaya lo sok sibuk"cibir Dira meninju lengan kiri Fahri.
Tenaga Dira yang belum sepenuhnya pulih hanya membuat Fahri menyengir.
"Urusannya juga buat lo kali"cercah Aleya memutar bola matanya jengah.
"Apa?"tanya Dira mulai penasaran.
"Dev.. Tunjukin"perintah Fahri pada Devano yang sudah menenteng laptopnya.
Devano membuka laptopnya lalu dia taruh di ranjang Dira sehingga Dira dapat melihatnya dengan jelas.
Setelah 5 menit Devano mengotak-atik laptop tersebut, berputarlah sebuah vidio berdurasi 10 menit.
Munculah pemandangan malam yang sangat indah menjadi pengawal dari vidio tersebut.
Dira mengernyitkan dahinya bingung.
Beberapa detik kemudian munculah sesosok laki-laki berjaket hitam sedang duduk di sebuah bangku taman.
Tess tess tess
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE THINGS [selesai]
Teen Fiction#241 [170317] Ini novel pertamaku jadi aku masih belum paham soal kepenulisan novel mohon maklum kalau banyak typo, salah EYD, semuanya. apalagi kalau ceritanya absurd banget. Makasih yang udah baca.