14.Poor Girl

1.4K 154 1
                                    

Sepulang sekolah, Hana langsung menuju ke kantor kepala sekolah untuk mengambil penghargaan. Setibanya di sana, Pak Henry sebagai kepala sekolah langsung memberikan penghargaannya kepada Hana dan mengucapkan selamat kepadanya.

"Selamat ya Hana, kamu memang persis seperti kakakmu, Lee Min Ho,"ujar kepala sekolah.

"Hahaha iya pak, wah bapak masih ingat saja ya dengan kakak saya,"jawab Hana sambil cengegesan.

"Mana mungkin bapak bisa lupa sama murid paling bandel tapi punya banyak prestasi itu, bapak kirim salam ya sama dia"

"Saya usahakan pak. Oh iya, Kyungsoo mana pak?"tanya Hana.

"Oh, tadi dia sudah duluan. Katanya mau ada urusan, jadi harus cepat,"jawab pak Henry.

Yah, padahal tadi kan mau modus gitu sama dia~batin Hana.

Hana pun pamit kepada pak Henry dan pak Siwon lalu segera pulang ke rumahnya.

[Hana's POV]

Hari ini rumah sama seperti biasa. Soalnya mami lagi pergi ke singapur buat ngurus kerjaan. Hanya ada aku , satpam dan satu orang pembantu. Sangkin sepinya rumah ini, pembantuku sempat meminta untuk berhenti bekerja di rumah karena tidak banyak pekerjaan yang bisa dilakukan. Toh, rumahku sama sekali tidak berantakan karena hanya aku saja yang sering ada di rumah dan aku sering menghabiskan waktu di dalam kamar. Papi sibuk mengurusi perusahaannya yang ada di luar negeri begitu juga dengan Mami juga mengurus perusahaan. Ya, kedua orangtuaku sama - sama pengusaha tetapi perusahaan yang berbeda. Kesibukan ini membuat mereka berdua jarang berkumpul dan berkomunikasi dengan anak - anaknya. Mereka juga sering salah paham, lalu bertengkar dan akulah yang merasakan akibatnya karena aku adalah anak yang paling kecil. Aku dan kakakku hanya berbeda dua tahun, tapi aku sudah tidak pernah bertemu lagi dengannya karena kakakkukabur dari rumah setelah berselisih paham dengan mami dan papi sekitar 2 tahun yang lalu. Kakak hanya bilang kalau dia akan berkuliah ke luar negeri tapi dia tidak bilang kemana. Sekarang tinggallah aku yang kesepian di rumah ini.

Aku lalu duduk di salah satu sofa di ruang tamu dan tak sengaja dia melihat bingkai foto yang terletak di meja. Foto itu adalah foto keluargaku ketika liburan ke Hawaii. Foto yang sangat manis dan penuh kenangan. Aku merindukan mereka semua dan akhirnya memutuskan untuk menelepon mereka.

calling.... [papi]

*the number you are calling...."

titt. Tidak diangkat. Aku langsung memutuskan sambungan.

Percobaan kedua, kali ini aku memutuskan untuk menelepon mami.

calling.... [mami]

*the number you are calling...."

titt. Sama saja, tidak diangkat. Aku pun memutuskan untuk menelepon kakakku.

calling.... [abang]

"Hana?"

yes, diangkat

"ABANGG"teriakku.

"Hey, kok teriak - teriak. Ada apa sih Han?"

"Bang, Hana dapet juara 3 olimpiade"

"Selamat ya Han"

"Masa cuma gitu doang sih bang. Bilang apa kek, emang abang ga kangen sama Hana. Udah dua tahun loh bang"

"Iya, abang kangen kok sama kamu"

"Bang, natal tahun ini pulang ya. Natal 2 tahun belakangan ini Hana sendirian terus, ke gereja juga sendiri soalnya mama sama papa udah jarang banget pulang. Hana berasa gak punya siapa - siapa lagi,"ujarku dengan suara yang mulai bergetar dan, yakk aku mulai menangis.

"Kan temen - temen kamu ada Han,"jawab kakak.

"Kalo liburan gini kan mereka kumpul bareng keluarga mereka. Bang, plis pulang ya,"pintaku.

"Ga bisa tahun ini Han"

"Abang jahat"

Aku langsung memutuskan sambungan dan mencampakkan hapeku ke meja. Air mataku mengalir semakin deras. Jahat. Mereka semua jahat. Mereka gak ngerti apa kalau aku kesepian. 2 tahun natal, dan aku selalu pergi ke gereja sendirian setiap natal. Terkadang aku iri melihat mereka yang pergi bersama keluarga besarnya ke gereja lalu berfoto bersama di bawah pohon natal. Sedangkan aku, ya kalian tau sendirilah.

Aku lalu menangis sendirian di ruang tamu dan akhirnya ketiduran.

Setelah beberapa lama, aku terbangun karena mendengar suara bel. Aku lalu mencuci mukaku yang terlihat sembap dan berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang. Ternyata yang datang adalah Junior. Ini gawat. Junior pasti langsung tau kalau aku habis menangis. Gawat. Aku paling benci saat ada yang tau kalau aku baru saja menangis dan sebenarnya aku tak begitu suka jika ditanya tentang keadaan hatiku.

"Han, lo kenapa nangis? Ada yang jahatin lo ya? Gamau tau pokoknya cerita sama gue"katanya padaku sambil menangkupkan kedua tangannya di pipiku.

Mendengar perkataannya tadi, mataku langsung berkaca – kaca karena teringat dengan yang barusan terjadi. Air mataku rasanya mau menetes tapi aku berusaha keras untuk menahannya. Karena sudah tak tahan lagi, aku pun menceritakan apa yang terjadi hari ini pada Junior dan akhirnya aku benar – benar menangis karena tak kuat menahan air mata.

"Gue kangen banget jun sama mereka,"ujarku.

Tiba – tiba saja Junior langsung memelukku dengan sangat erat dan kemudian mengusap kepalaku.

"Tenang ya Han. Jangan nangis lagi, gue janji gue bakal ada terus di samping lo kapanpun lo perlu gue. Inget, gue selalu ada, bahu gue juga ada buat lo kalo lo mau nangis,"katanya menenangkanku.

Aku melepaskan pelukannya dan menghapus air mataku. Lalu kami mengaitkan kelingking kami tanda perjanjian.

"Oiya, lo kok tiba – tiba dateng?"tanyaku padanya.

"Mau ngerjain pr matematika bareng lo, mumpung hari sabtu juga kan. Daripada ga ada kerjaan di rumah,"jawabnya.

Aku lalu mempersilahkannya duduk di ruang tamu. Lalu kami pun mengerjakan pr bersama. Tak perlu waktu lama untuk mengerjakannya karena Junior memang jenius dalam matematika, dan heheh aku sering menyontek padanya kalau aku sedang tidak mood belajar. Selesai mengerjakan pr, Junior menemaniku makan karena aku baru ingat kalau aku belum makan siang dan ini sudah jam 6 sore. Setelah itu kami main PS bersama dan tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Jun, lo nginep aja ya. Terus besok kita gereja bareng. Males gue sepi banget gini,"kataku pada Junior.

"Yakin lo gue nginep disini?"

"Bego, dari kecil juga lo sering nginep disini. Lo ga inget yang waktu SMP lo tidur bareng di kamar gue?"

"Ya kan Han kita bobo bareng pas masih SMP. Sekarang udah SMA lo ga takut gue bakal ngelakuin yang aneh – aneh ama lo"tanya Junior.

"Sejak kita SMA juga kan lo makin sering nginep di sini Park Jinyoung"

"Iya juga ya Han, gue biasanya tidur di kamar abang lo"

"Iye itu tau"


Amnesia -dks [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang