25.Waiting with Pain

1.2K 149 0
                                    

Sejak hari itu. Sejak Dyo bilang kalau dia tak memiliki perasaan padanya, Hana tak pernah lagi mencoba menghubungi Dyo. Apakah Hana sudah melupakan Dyo? Jawabannya sama sekali tidak. Perasaan itu masih ada, bahkan jantung Hana masih terus berdetak kencang setiap kali dia melihat Dyo.

Cinta tak mungkin berhenti, secepat saat aku jatuh hati

Jatuhkan hatiku kepadamu, sehingga hidupku pun berarti

Nyanyian Taeyeon barusan pun menyadarkan Hana yang sedang duduk melamun di ayunan yang ada di rumahnya. Karena berhubung sekolah mereka hari ini libur, jadi anak – anak the cockroaches pada ngumpul di rumahnya Hana. Ya lumayanlah biar gak sepi banget.

"Ehh anjir lagu lo itu lho yeon, korban FTV bgt lo ya,"kata Bambam

"Ketauan yang sering nonton FTV,"timpal Youngjae.

Junior langsung duduk disamping Hana dan merangkul bahunya Hana, "banyak cowo yang jauh lebih baik dari dia Han"

"Iye gue tau kok Jun. gue juga bingung kenapa bisa coba sampe segalau ini gue,"kata Hana.

Seulgi pun ikut bergabung duduk dengan Hana dan Junior, "selama kita semua ada disini, kita pasti bakal selalu ada buat lo kok Han,"ujar Seulgi sambil memeluk Hana dan akhirnya mereka semua pun langsung memeluk Hana. Kehangatan ini. Kehangatan ini yang selalu ingin Hana rasakan.

***

[Hana's POV]

Ini udah hampir sebulan aku tidak menghubungi kak Dyo. Berusaha untuk tidak melihatnya saat di sekolah. Tapi tetap saja tidak bisa. Huuaaa dadaku sesak sekali, aku ingin menangis tapi rasanya air mataku sudah mengering. Ini benar – benar sakit tau. Aku bahkan sudah mengetahui bagaimana perasaannya di saat aku belum mengungkapkan perasaanku.

Aku melihatnya sedang bersama dengan Lisa duduk di pinggir lapangan basket. Ntahlah, aku tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Namun rasanya hati ini seperti di remas – remas melihat mereka berdua. Kelihatannya mereka seru sekali mengobrol. Ya Tuhan, aku bahkan tidak pernah mengobrol seasyik itu dengan kak Dyo. Apa mungkin saja Dyo menyukai Lisa. Ya, aku tidak akan heran. Ku akui Lisa itu cantik sangat cantik malah, dan tinggi. Lebih tinggi dari kak Dyo hehehe. Iyakan kak Dyo rada pendek soalnya.

"Dyo pasti gak mau milih Lisa, karena gak mungkin dia mau sama cewe yang lebih tinggi dari dia,"kata Taeyeon yang benar – benar membuatku tertawa terbahak – bahak.

I wish you'll be mine someday. Aku hanya ingin menunggunya, menunggu hingga dia juga memiliki perasaan yang sama. Aku tahu ini sakit. Menunggu di dalam ketidak pastian itu benar – benar menyakitkan. Nyesek. Tapi aku bisa apa? rasanya aku sudah tidak punya kekuatan lagi, aku tidak memiliki daya untuk menjauh darinya. Bagaimana kalau dia memang sama sekali tidak akan pernah menyukaiku, tidak peduli seberapa lama aku sudah menunggunya. Entahlah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada diriku ini.

Lihatlah, aku sekarang sudah seperti orang yang tidak memiliki semangat hidup lagi. Aaaaa. Sakit sakit sakit sakit. Rasanya bener – bener nyesek. Gimana sih caranya suapaya bisa nyatain perasaan ini ke dia. Ya walaupun aku tahu dia tidak menyukaiku, tidak ada salahnya kan kalau aku menyatakannya duluan, daripada terus memendam perasaan. Benar – benar tidak enak.

Aku hanya bisa memandangi Dyo dari sini. I was addicted to you, Do Kyungsoo. Rasanya begitu menyenangkan walau hanya bisa melihatnya dari jauh seperti ini. Yak, dan tiba – tiba saja dia memalingkan kepalanya ke arahku dan mata kami bertemu. Oh Tuhan, jantungku. Aku langsung membuang muka dan segera meninggalkan tempat itu.

Saat aku dan Taeyeon berjalan untuk menuju ke kelas, tiba – tiba Jeno anak XI IPA 3 dateng sambil lari – lari.

"Eh, ngapain lo lari sampe engap gitu,"

"Itu Han, ada ibu – ibu yang nyariin lo di depan ruang bp,"kata Jeno sambil ngos – ngosan.

Hah? Ibu – ibu. Masa iya ada ibu – ibu begitu nyariin. Mabok kali ini ya si Jeno atau mungkin salah orang, eh tapi siapa sih?

"Siapa jen?"tanyaku.

Jeno mengangkat bahu. Aku dan Taeyeon pun langsung pandang – pandangan. Siapa sih?

"Eh Han, gue temenin lo aja ya. Siapa tau itu orang modus doang buat nyulik lo,"kata Taeyeon.

"Yeon, yeon yakali ada yang mau nyulik gue"

Akhirnya aku dan Taeyeon pun berbalik arah untuk menuju ruang bp. Jarak 5 meter dari ruang bp, aku sudah bisa melihat ibu – ibu yang tadi dimaksud oleh Jeno. Sayang, aku hanya bisa melihatnya dari belakang dan sepertinya aku mengenalinya. Hey, itu ternyata mamiku. Aku pun segera berlari ke arah mami dan mami terlihat merentangkan tangannya untuk memelukku.

"Aaa mami, Hana kangen banget sama mami,"kataku sambil memeluk mami.

"Iya, Han mami juga kangen sama kamu. Oiya, sekarang kamu ambil tas kamu ya, tadi mami udah minta izin supaya kamu pulang duluan. Mami mau ngajakin kamu jalan"

"Yah mi, nanggung banget loh, tinggal sejam lagi juga"

"udah cepetan"

Akhirnya aku pun menuruti perintah mami tadi dan segera ke kelas untuk mengambil tasku. Walaupun agak dengan berat hati. Ya tapi kapan lagi coba kan bisa jalan berdua sama mami. Jarang – jarang guys.

"Han, lo kok pulang sih. Gak sakit kan lo?"tanya Junior.

"Gak, mami lagi balik. Bye jun,"jawabku.

Di mobil....

"Gimana sekolah kamu Han?"tanya mami padaku.

"Baik kok mi, kerjaan mami gimana"

"Lancar semua kok sayang. Oh iya, kamu sama Jungkook gimana han? Udah baikan atau balikan? Kemarin dia sempet telpon mami terus curhat tentang kamu,"kata mami.

"Iihh, mami apaan sih kok ngomongin Jungkook lagi. Eh tapi Hana lagi suka ama kakak kelas sih mi, nih fotonya,"kataku sambil menunjukkan foto kak Dyo ke mami.

"Hmm lumayan, pasti orangnya pinter kan. Keliatan dari mukanya,"komentar mami.

Whuuaa mami kayak udah seneng nih ama kak Dyo. Secara kan ya mami itu suka ama cowo yang pinter pinter gitu lah. Tapi yang bener – bener ngeselin itu Jungkook ngapain coba dia nelpon mami terus curhat gitu.

Dan akhirnya setelah perjalanan yang agak panjang karena jalanan siang ini macet parah, aku dan mami pun sampai di sebuah restoran. Tujuan pertama kami adalah makan siang. Berhubung juga aku sudah sangat lapar bahkan tadi saat di mobil perutku beberapa kali berbunyi. *malu – maluin lo han*

"Mi, mami pengennya Hana kuliah di jurusan apa?"tanyaku pada mami.

"Ya, mami terserah kamu aja sih Han. Dimana kamu mampunya, mami sih setuju – setuju aja kan itu masa depan kamu, ya kamu sendiri yang tau apa yang terbaik untuk kamu. Tapi kamu harus siap – siap tanggung konsekuensinya lho ya,"ujar mami.

"Tapi mi, papi gak suka sama jurusan yang mau Hana masukin"

"Udahlah, kata – kata papi kamu itu gak usah didengerin, anggap angin lalu aja. Lagian kan kamu masih kelas 2. Bikin prestasi banyak – banyak aja dulu ya,"kata mami lagi.

Nyes. Nyesek senyesek – nyeseknya denger ucapan mami tadi. Ahh tapi sudahlah. Aku juga masih punya waktu setahun lagi untuk memikirkan itu.

Setelah selesai makan siang aku dan mami lanjut pergi ke mall. Ya, kalian pasti taulah apa yang akan dilakukan oleh seorang ibu jika pergi ke mall dengan anak perempuannya. SHOPPING DULU GUYSS. Wkwkwk kapan lagi bisa jalan seharian bareng mami kayak gini. Pokoknya kita jalani semua toko, mulai dari toko baju, toko sepatu, toko parfum. Bolak – balik keluar toko tapi yang di beli gak ada, ya cari yang pas aja sih sebenarnya sisanya Cuma buat seru – seruan aja sama mami. Wkwkwk aku sama mami emang sering gitu, masuk toko Cuma lewat aja baru keluar lagi, sama sekali gak ngeliat malahan pernah tapi kalo ada yang suka pasti dibeli itupun liat dompet dulu bro. Mami gak suka boros soalnya. Biasalah emak – emak emang gitu.

Aku dan mami akhirnya sampai di rumah jam 8 malam. Lama kan? Iya. Capek? Capek sih tapi seneng soalnya sama mami. Tapi sayangnya waktu aku dan mami nyampe di rumah, papi malah gak di rumah. Aku hanya bisa maklum melihat keadaan mereka ini, lagian kemarin kan papi juga udah luangin waktunya buat aku. HUUAA I'M SO HAPPY TODAY. I LOVE YOU MAMI.


Amnesia -dks [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang