34. That Feelings

1.2K 128 0
                                    


Chanyeol langsung meninggalkan Hana dan Bambam yang masih terdiam setelah kejadian tersebut. Hana tak pernah menyangka kalau ternyata Chanyeol benar – benar memiliki perasaan padanya. Hana tidak pernah memiliki ekpekstasi bahwa semua perlakuan baik Chanyeol padanya itu karena dia memang special di hati Chanyeol. Kenapa rasanya menjadi secanggung ini?

"Han woy lo kok jadi ngelamun sih?"tanya Bambam pada Hana.

"Eh? Gak kok udah lanjut yok latihannya,"balas Hana.

Akhirnya Hana dan Bambam pun melanjutkan latihan mereka hingga bel masuk kembali berbunyi.

[pulang sekolah]

Karena Hana dan Bambam harus menjumpai pak Jackson terlebih dahulu, akhirnya Dyo pun terpaksa menunggui Hana di parkiran. Tiba – tiba saja ia kembali teringat dengan pertemuan Hana dan Chanyeol tadi di belakang sekolah, ia penasaran apa yang di bicarakan Chanyeol pada Hana. Ternyata, tak lama setelah Dyo tiba di parkiran, Chanyeol menyusul. Lantas Dyo pun menahan lelaki jankung yang jauh lebih tinggi darinya itu.

"Apa aja yang tadi lo bilang ke Hana?"tanya Dyo.

"Gak ada"

"Jangan bohong lo"

"Tau ah, udah gue mau pergi,"jawab Chanyeol lagi dan langsung meninggalkan Dyo.

Dyo's POV

Argh. Aku kesal sekali melihat Chanyeol. Apa yang sebenarnya dia katakan tadi pada Hana. Ck, anak itu apa dia mau membuatku mati penasaran hah? Ya mungkin aku tidak akan sepenasaran ini kalau saja Hana tidak menimbulkan reaksi seperti tadi. Sepertinya dia tadi seperti terkejut.

Aahh apa mungkin Chanyeol sudah menyatakan perasaannya. Chanyeol sialan. Kenapa sih dia baru menyatakan perasaannya pada Hana disaat kami sudah jadian. Sialan sialan sialan. Apa dia mau merebut Hana dariku. Ck, lihat saja aku tidak akan pernah merelakan Hana untukmu Chan.

Untungnya, tak lama kemudian Hana sudah selesai melakukan ujiannya. Aku akan menanyakan nanti pada Hana.

"Silahkan masuk tuan putri,"kataku padanya sambil membukakan pintu mobil.

Hana tertawa kecil.

Di tengah jalan, akhirnya aku pun memberanikan diri pada Hana untuk menanyakan masalah yang tadi pada Hana.

"Han, aku mau nanya,"kataku padanya.

"Apaan emang?"

"Itu tadi pas istirahat yang di belakan sekolah Chanyeol ngomong apa aja sama kamu?"tanyaku.

Hana diam sejenak sambil menatapku. Aku heran dan mengangkat sebelah alisku.

"Janji dulu jangan ngamuk ama Chanyeol ya,"katanya.

"Kenapa sih? Chanyeol pasti bilang sama kamu kalau dia suka sama kamu"

Hana mengangguk.

Yak, dugaanku tadi betul. Chanyeol betulan menyatakan perasaannya pada Hana. Terkutuklah kau Chanyeol. Sahabat macam apa kau ini.

"Mulai sekarang kalo Chanyeol perhatian lagi ke kamu, cuekin aja,"kataku memberi ultimatum padanya.

"Kenapa sih ya ampun segitunya,"ujarnya sambil menunjuk – nunjuk pipiku.

"Aku serius lho"

"Iye tau"

"Aku gak mau Chanyeol ngerebut kamu dari aku. Aku kan gak mau kehilangan kamu. Nanti kalau kamu direbut siapalagi yang suka nyanyi sambil teriak – teriak di telepon, siapalagi yang jadi temen aku belajar ntar, siapalagi yang bisa aku elus – elus kepalanya. Han, aku sama sekali gak mau kehilangan kamu, sama sekali enggak dan aku juga gak bakalan ngerelain kamu buat orang lain walaupun itu Chanyeol sekalipun,"ujarku padanya.

Amnesia -dks [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang