17.Can't Stop Loving

1.5K 147 0
                                    

Bebrapa minggu sudah berlalu dan hubungan Hana dengan Dyo benar - benar tidak ada perkembangan. Dyo selalu berubah. Terkadang dia ramah, tapi terkadang bisa menjadi sangat dingin. Entah apa maksud Dyo bersikap seperti itu terhadap Hana. Perasaan Hana seperti ditarik ulur. Hana sudah hampir menyerah dan ingin melupakan Dyo, tapi tetap saja di tidak bisa. Hatinya sudah benar - benar terpaut pada Dyo seorang.

Hari itu seluruh murid di bebaskan dari kegiatan belajar mengajar karena tiba – tiba ketua yayasan datang ke sekolah dan mengadakan rapat dewan guru. Jadi, semua anggota the cockroaches pun memutuskan untuk pergi ke perpustkaan untuk melaksanakan hobi mereka, yaitu bocan alias bobo cantik. Saat melewati lapangan basket tiba – tiba saja....

DUUG!

Sebuah bola basket mengenai kepala Hana.

"Aaww!!!"teriak Hana sambil memegangi kepalanya yang sakit.

Junior langsung menoleh ke lapangan basket dan berteriak, "Woy siapa nih yang main basket gak liat - liat. Kena kepala temen gue nih"

Hana nangis. Kena bola basket itu sakit.

Ternyata yang melempar bola itu adalah Do Kyungsoo. Iya. Do Kyungsoo pujaan hatinya Hana. Dyo pun langsung mendatangi Hana, "Han, aduh maaf maaf ya. Aduh sakit ya, sini - sini,"ucap Dyo pada Hana kemudian mendekap Hana ke pelukannya dan mengusap - ngusap kepala Hana yang terkena bola.

"Aduhh Han, jangan nangis dong. Maaf maaf gue ga liat tadi. Duh sakit banget ya Han,"ujar Dyo penuh khawatir.

Junior pun terlihat sangat geram melihat peristiwa yang terjadi di depannya ini. Lantas dia langsung mendorong Dyo menjauh dari Hana.

"Lo! udah nyakitin perasaan sahabat gue, sekarang lo mau nyakitin fisiknya dia lagi ya. Ga punya otak lo jadi cowo. Pergi lo!"teriak Junior pada Dyo.

Dyo pun langsung menjauh dan Hana semakin menangis dan memukul bahu Junior.

"Lo apaan sih jun, ngapai mesti ngusir kak Dyo segala? Dia kan udah minta maaf. Lagian ini gak terlalu sakit,"kata Hana.

Junior mendelik tajam pada Hana, "Hana bego, kalo emang gak sakit kenapa lo nangis? Lo masih mau ngebelain si Dyo itu hah?"bentak Junior.

Hana terdiam mendengar perkataan Junior barusan, dia terkejut dan tidak menyangka kalau Junior akan membentaknya seperti itu. Taeyeon dan Seulgi yang melihat itu langsung memeluk Hana dan membawanya ke perpus sedangkan Bam bam dan Youngjae mengikut dari belakang. Sesampainya di perpustakaan mereka langsung mengambil tempat duduk di ujung, di sana Junior langsung duduk di depan Hana dan meminta maaf padanya, "Han maaf tadi gue ga maksud buat ngebentak lo, Cuma gue kesel aja liat si dyo,"ucapnya sambil memegang tangan Hana.

Hana menghela napas, "Jun, lo kenapa sih selalu aja gitu sama cowo yang gue suka. Selalu ga suka sama mereka. Dulu waktu gue pacaran ama jungkook lo ga suka ama dia, sekarang gue suka ama kak Dyo juga lo ga seneng"

"Gue, gue, gue sebenarnya,"Junior terbata – bata.

"Apa jun? Apalagi alesan lo?"

"Gue ga suka kalo mereka nyakitin lo han, karena lo sahabat gue dan ga ada satupun orang yang boleh nyakitin lo, makanya gue benci banget liat lo deket sama mereka gue Cuma mau ngelindungin lo,"ucap Junior dengan nada yang sedikit meninggi. Dia kesal karena tidak bisa mengungkapkan perasaannya saat itu juga pada Hana. Padahal dia sudah terlalu memendam perasaan itu.

"Makasih jun, lo udah berusaha ngelindungin gue. Gue suka sama cowo itu hak gue, urusan gue disakitin itu juga urusan gue. Gue ga nyangka lo seegois itu jun. Makasih,"ucap Hana pada Junior.

Junior lalu pergi keluar perpustakaan dan meninggalkan mereka semua. Bam bam, Youngjae, dan Seulgi hanya bisa pandang – pandangan melihatnya sedangkan Taeyeon sibuk menenangkan Hana. Mereka tau sebenarnya bukan itu yang mau diungkapkan Junior. Junior ingin mengungkapkan perasaannya pada Hana tapi Junior tidak bisa. Dia tau kalau Hana pasti akan menolaknya.

"Sebenarnya Junior suka sama lo han,"ujar Taeyeon.

"Cie Hana, di kejar – kejar ama dua cowo. Yang satu Park Jin Young, satunya Park Chanyeol, yang satu pjy, yang satu pcy,"ucap youngjae yang berusaha mencairkan suasana.

Bam – bam lalu ikut menimpali, "Iya han tuh kak ceye sayang juga ama lo udah lama, gue sih tau pas kemaren latihan basket"

"Lo berdua rese ya,"cetus Seulgi.

Tapi sayangnya ucapan mereka sama sekali tidak dipikirkan oleh Hana karena yang ada di pikirannya saat ini hanya dyo, dyo dan dyo. Otak Hana benar – benar dirasuki oleh dyo. Tiba – tiba bu Suzy, petugas perpustakaan mendatangi meja mereka.

"Ibu mau keluar dulu ya, nanti kalau kalian keluar tutup dan kuncinya,"ujar bu Suzy sambil memberikan kunci perpus.

Semuanya mengangguk.

[Junior's POV]

Aku pergi meninggalkan mereka. Gak jauh sih, cuma di belakang perpus. Samar – samar aku bisa mendengar suara Taeyeon yang bilang kalau aku suka sama Hana. Dasar Taeyeon memang mulutnya gak bisa di rem, tapi ya sudahlah toh Hana gak bakalan peduli karena yang ada di pikiran dia cuma si Do Kyungsoo itu. Gimana sih caranya buat nyingkirin si Dyo itu. Haruskah aku membunuhnya? Ah tidak, aku masih waras. Aku akan melakukan itu kalau aku benar – benar sudah gila.

Tapi dadaku rasanya sangat sesak. Bodoh sekali aku. Kenapa aku tidak menyatakan perasaanku saja secara langsung. Kenapa aku tidak langsung bilang saja kalau aku seperti itu karena aku benar – benar menyayanginya. Bodoh bodoh bodoh. Kenapa sih lidah dan bibirku tidak bisa diajak berkompromi. Sampai kapan aku harus memendam perasaan ini yang terjebak dalam lingkaran persahabatan. Yak, dan kristal – kristal bening itu mulai mengalir. Lihatlah ini Lee Hana, seorang Park Jin Young menangis hanya karena dirimu. Aku harus mengungkapkannya sekarang, aku tidak akan peduli dengan resiko kalau Hana akan menjauhiku. Aku tidak bisa membiarkan diriku terus disesaki oleh perasaan yang terpendam ini.

Aku pun bangkit dan kembali masuk ke dalam perpustakaan. Saat aku baru masuk, kulihat Hana sudah berdiri dan hendak meninggalkan perpustakaan. Aku mempercepat langkahku dan begitu aku sampai di depannya aku langsung memeluknya. Memeluknya dengan sangat erat. Mungkin saja ini kali terakhir aku bisa dekat dengannya, karena kemungkinan besar dia akan memutuskan persahabatan kami setelah pengakuanku ini. Tapi sialnya, lidahku benar – benar kelu. Aku bahkan sama sekali tak sanggup berbicara. Hana berusaha melepaskan pelukanku tapi aku semakin mempererat pelukanku padanya. Tidak, aku tidak mau dan tidak akan melepaskannya.

"Lepasin gue park jin young. Lo tau gue benci sama orang yang egois. Lo egois dan gue benci sama lo,"ucapnya yang menusuk hatiku.

Rasanya aku benar – benar bisu. Aku sama sekali tidak bisa berbicara dan semakin mendekatkan tubuhnya kedalam dekapanku. Hingga akhirnya dia memukuli bahuku dan berteriak dengan suara yang bergetar.

"Lepasin gue jinyoung, lepasin gue,"Hana menangis. Aku tau karena aku bisa merasakan kemeja sekolahku basah karena air matanya. Aku pun melepaskannya dan dia langsung pergi meninggalkanku.

See? Hana bahkan sudah membenciku sebelum aku menyatakannya, dia bahkan tidak lagi memanggilku dengan nama junior yang biasa dia gunakan.Park Jin Young, seketika aku seperti membenci dipanggil seperti itu olehnya. Nama itu seolah menandakan kalau dia tidak dekat denganku, karena hanya orang – orang terdekatku saja yang memanggil Junior. Akhh, this is the biggest mistake in my life.

Amnesia -dks [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang