39. He Said It Was an Accident

1K 120 7
                                    

HOLAA GUYS!!! AKHIRNYA BISA UPDATE LAGI YA AMVYUN. BTW THANKS YAA BWT YANG UDH READ FF INI MWAH MWAH AKU SAYANG KALIAN :* BTW INI AKU UDAH NGETIK AMPE SELESAI. TINGGAL PUBLISH AJA TAPI GAK LANGSUNG DI PUBLISH SEMUA KOK. INTINYA ABIS INI BAKAL RAJIN UPDATE AMPE SIAP.

Pagi itu Hana melihat Seulgi yang sedang duduk sendiri dengan tampang sedih di depan kelas. Hana yang penasaran dengan apa yang terjadi pada sahabatnya itu pun segera mendatanginya dan menanyakan keadaan Seulgi.

"Seul lo kenapa?"tanya Hana.

Namun Seulgi tidak menjawab. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Hana dan memandang Hana dengan tampangnya yang sendu. Mata Seulgi mulai berkaca – kaca dan Hana semakin penasaran dengan apa yang terjadi.

"Seulgi jawab gue, lo kenapa?"tanya Hana sekali lagi sambil mengguncangkan bahunya Seulgi.

"Sehun,"jawabnya singkat lalu terisak.

"Sehun kenapa?"tanya Hana lagi.

Seulgi semakin terisak – isak dan Hana pun langsung memeluk Seulgi sambil menepuk – nepuk punggung Seulgi untuk menenangnkannya. "Gue, gue liat dia kemarin jalan ama Yeri Han. Si Yerinya lengket banget sama Sehun, gue aja belum pernah semesra itu sama Sehun,"kata Seulgi lagi.

"Sstt... udah ya Seul nangisnya, air mata lo itu terlalu mahal buat cowok kayak Sehun,"kata Hana yang berusaha menenangkan Seulgi.

"Dasar lo bihun, beraninya nyakitin Seulgi,"batin Hana.

***

Hana pun segera menuju ke ruangan kelasnya Sehun, namun ternyata Sehun sudah tidak ada lagi di kelasnya. Dia bertanya kepada teman – temannya Sehun dan ternyata sekarang Sehun sedang berada di rooftop bersama teman – teman segengnya. Hana pun bergegas pergi ke rooftop, dan di tengah perjalanannya tiba – tiba saja handphone Hana berbunyi. Ada sms masuk.

From: Unknown Number

Hubungan lo sama dia bakal hancur. Lapangan Basket sekarang!

Hana mengernyitkan dahinya begitu membaca sms dari nomor tidak dikenal itu. Akhirnya Hana memutuskan untuk pergi ke lapangan basket dulu. Begitu Hana tiba di lapangan basket dia melihat ada banyak murid – murid dari kelas 12 IPA 1 dan sepertinya mereka baru saja menyelesaikan pelajaran olahraga, namun hati Hana mulai hancur ketika dia melihat peristiwa yang sama sekali tidak pernah diinginkannya.

Dyo sedang memeluk Luna.

Dada Hana terasa sesak detik itu juga, rasanya seperti ada yang menusuk – nusuk jantungnya. Dia ingin menangis tapi Hana berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya. Hana segera balik badan untuk meninggalkan tempat itu, dan untungnya tak jauh dari situ dia sudah bisa melihat Sehun yang nampaknya baru saja turun dari rooftop.

"SEHUN,"teriaknya.

Sehun menoleh mencari sumber suara, begitu melihat Hana yang berlari ke arahnya dia melambaikan tangannya selayakanya mereka teman akrab.

"Han, ada apa?"tanya Sehun dengan santainya.

"Eh Bihun, otak lo dimana sih? Gue bilang apa sama lo, berani lo nyakitin perasaan sahabat gue jangan harap lo bisa hidup tenang. Emang lo siapa sih seenaknya aja nyakitin perasaan Seulgi. Kalo lo emang udah bosen sama dia, tinggal minta putus aja itu lebih baik kok daripada lo pergi jalan berdua diam – diama ama cewe lain gitu. Heol, ternyata semua cowo itu sama aja ya,"omel Hana pada Sehun.

Sehun duduk di tangga kemudian menundukkan kepalanya, "gue gak berniat buat nyakitin Seulgi. Gue masih sayang sama dia,"tutur Sehun.

"Kalo lo masih sayang ya ngapai coba lo jalan mesra mesraan gitu ama si Yeri. Lo goblok atau tolol sih Hun?"kata Hana lebih pedas lagi.

"Gue juga kemaren stress banget Han. Gue ada masalah ama bokap gue, terus tiba – tiba aja si Yeri ngajakin gue jalan gitu dan entah kenapa gue bego banget nge-iyain dia,"ucap Sehun sambil mengacak rambutnya frustasi.

Hana menggelengkan kepala sambil melipat tangan di dada, "Hun, hun, kali ini gue ampuni lo. Lain kali gue potong – potong tytyd lo"

Sehun yang terkejut mendengar perkataan Hana itu langsung mendongakkan kepalanya, "Buset gila lo ya, masa tytyd gue jadi korban. Masa depan woy,"ucapnya.

"Makanya tiati ama gue"

Tiba – tiba saja Dyo datang menghampiri mereka berdua dan menanyakan apa yang sedang mereka bicarakan. Namun tidak ada satupun dari mereka yang menjawab dan Hana langsung pergi meninggalkan Dyo. Dyo yang bingung pun lalu mengejar Hana.

"Han, kenapa sih kok langsung pergi gitu?"tanya Dyo sambil menarik tangan Hana.

Hana langsung menepis tangan Dyo,"apaan sih gue mau pulang ini,"kata Hana.

"Kita kan pulang bareng"

"Gue pulang sendiri, lo pulang aja sama si Luna,"kata Hana tanpa menoleh sedikit pun pada Dyo. Hana langsung pergi menunggu di depan sekolah lalu menelepon supirnya untuk segera menjemputnya.

Sekitar 10 menit kemudian, supirnya Hana datang dan Hana segera masuk ke dalam mobil begitu dia melihat mobil Dyo baru saja keluar dari parkiran sekolah. "Pak buruan langsung ke rumah ya,"kata Hana pada pak Luhan.

Malam harinya, Dyo mengirimkan pesan pada Hana melalui Line.

LINE

Dokyungsoo: Baby

~Read

Dokyungsoo: Hana?

My life?

My luv

My whole life, my everything

My blood, heyyy

Hana pliss

I know u still mad at me

Im gonna tell u something

Hanalee: We're done.

Hana langsung mencampakkan handphonenya begitu saja begitu mengucapkan kata putus itu kepada Dyo tak peduli walau handphonenya terus berbunyi pertanda bahwa ada pesan masuk dari Dyo. Dia bahkan belum pernah melihat pacarnya berpelukan dengan perempuan lain. The biggest problem is, Luna itu suka sama Dyo, dan dia bakalan ngelakuin apapun buat ngedapetin Dyo. Itu yang bikin Hana sakit banget. Dia juga gak nyangka kalau Dyo bakal meluk Luna sampai sebegitunya.

***

Keesokan harinya, sepulang gereja Hana langsung pulang ke rumahnya. Padahal teman – teman segengnya mengajaknya untuk jalan – jalan terlebih dahulu tapi sayangnya Hana tidak sedang dalam mood yang baik. Begitu Hana tiba di rumahnya, dia melihat ada Dyo disana yang sedang duduk di ruang tengah. Hana masuk dan Dyo langsung menghampiri Hana.

"Apa segampang itu buat kamu mutusin aku gitu aja. Kamu bahkan belum denger penjelasan aku,"ujar Dyo tepat di depan muka Hana.

"Gue udah rela lo sama Luna"

"Aku belum sempat jelasin apa – apa ke kamu,"kata Dyo yang juga jadi tersulut emosinya.

Hana mulai menangis, "Jelasin, jelasin semua karangan lo itu ke gue, jelasin sampe lo puas"

"Han plis believe me, it was an accident. Kepala Luna kena bola basket kemarin, dan aku ada disitu aku nanyain dia kenapa, dia malah nangis terus jatuh ke pundak aku,"jawab Dyo sambil menggenggam tangan Hana.

"Terus kalo Luna kena bola itu jadi urusan lo? Kalo kena bola emangnya harus dipeluk gitu?"

"Han itu bukan aku yang meluk, dia yang tiba – tiba jatuh ke pundak aku"

Hana mulai menangis dan diapun akhirnya mengatakan apa yang sudah dipendamnya, "Lo tau, Luna itu suka sama lo dia bakal ngelakuin apapun buat dapetin lo dan dia gak suka ngeliat gue pacaran sama lo. Lo tau kenapa gue bisa ngeliat kejadian itu? Karena Luna udah nge sms gue duluan. Jadi gue rasa kita lebih baik putus"

Dyo terdiam mendengar penjelasan Hana barusan dia tidak menyangka kalau Luna melakukan itu dengan sengaja. Dyo pun dengan segera memeluk Hana dengan erat.

"Hana denger, aku sama sekali gak pernah punya perasaaan sama Luna. Aku sayangnya Cuma sama kamu because, you are my life, my blood, and my heart. I swear I will never break your heart again honey,"ucap Dyo sambil mengelus pucuk kepala Hana.

Amnesia -dks [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang