38. She's Mine

1.1K 120 6
                                    

Keesokan paginya mereka semua sudah berkumpul di ruang makan untuk sarapan pagi bersama. Karena masih di liputi rasa takut, mereka memutuskan untuk duduk berkumpul bersama sambil menunggu Dyo memasak untuk mereka. Tampang mereka semua kusut karena masih sangat mengantuk. Ya gimana lagi, satu orang dapet giliran tidur Cuma dua jam hanya karena pintu sialan yang terbuka tiba – tiba itu semua langsung ketakutan. Bocah emang.

"Yeol, yeol tolong potong – potongin sosisnya dong,"perintah Dyo pada Chanyeol.

"Ogah, gue masih ngantuk,"jawab Chanyeol sambil membaringkan kepalanya di meja makan.

Hana langsung mendatangi Dyo dan mengambil pisau untuk memotong bawang, "Udah sini aku aja"

"Gak usah deh, ntar kamu nangis lagi,"kata Dyo sambil menarik pisaunya kembali.

"Ya udah sini aja aku bisa lho,"kata Hana sambil mengambil pisaunya lagi dan akhirnya Hana dan Dyo pun menjadi tarik – tarikan pisau.

"Etdah dua bocah, pacarannya serem amat pake tarik – tarikan pisau."kata Kai. Tapi Hana dan Dyo tetap melakukan atraksi tarik – tarikan pisau itu. Hingga...

"Eh anjir berdarah,"ucap Dyo saat tiba – tiba tangannya tak sengaja terkena pisau.

"Lhoo kok, aduuh sori sori sumpah gak sengaja,"kata hana sambil menarik jari Hana yang terkena pisau ke wastafel, "eh temsek, lo lanjutin tuh masakannya,"perintah Hana pada Kai.

"Udah nyuruh, pake ngehina lagi,"gerutu Kai.

Hana tidak menghiraukan kata – kata Kai tadi, tapi dia langsung mengobati tangan Dyo yang terluka tadi. Hana memenekan – nekan lukanya tadi agar darahnya berhenti mengalir.

"Gak usah sayang ini udah gapapa,"kata Dyo sambil berusaha menjauhkan tangannya.

"Apanya yang gapapa, kalo ntar infeksi gimana hah? Kamu mau jari kamu di amputasi?"

Dyo bergidik ngeri mendengat kalimat yang dilontarkan Hana barusan. Ternyata Hana kalo ngomong sadis juga ya, "eh iya iya dehh"

Setelah selesai sarapan, mereka memutuskan untuk bermain – main dulu sejenak sebelum pulang. Hana yang sudah packing dari kemarin pun memutuskan untuk pergi ke halaman depan. Ternyata disana sudah ada Chanyeol yang sedang duduk seorang diri.

"Bang Chanyeol,"kata Hana sambil menepuk bahu Chanyeol.

"Eh Hana, sini duduk,"balas Chanyeol sambil menepuk lantai yang ada di sebelahnya.

Hana duduk sambil menarik napas dengan mata yang tertuju ke atas memandang indahnya langit pagi itu, tanpa dia sadari Chanyeol sedang memeprhatikannya sedari tadi. Melihat Hana dari dekat seperti ini, membuat Chanyeol semakin ingin untuk memiliki Hana. Bagaimana bisa dia melupakan perasaannya terhadap gadis itu jika pesonanya selalu membuat Chanyeol merasa bahagia. Membuatnya selalu merasa bahwa Hana adalah hidupnya. Ia tak bisa melewati harinya dengan bahagia tanpa melihat keceriaan yang selalu terpancar dari wajah gadis disampingnya ini.

"Hoodie yang lo kasih ke gue kemarin, kok bisa ada tulisan 61nya?"tanya Hana.

"Kemarin aku sempet liat nomor punggung kamu pas tanding basket. Btw, nomor punggung kita sama loh,"kata Chanyeol sambil menunjukkan senyumnya.

"Oh ya? Gue baru tau. Hmm tapi sebenarnya sih kemaren pas bikin itu gue mau nomornya 69,"jawab Hana lugu.

"Cantik – cantik mesum juga nih anak,"jawab Chanyeol sambil menggelengkan kepalanya yang disambut kekehan kecil dari Hana.

"Kenapa kalo ada lo, gue selalu ngerasa bang Minho juga ada di sisi gue?"tanya Hana tiba – tiba. "Bang Chan, gue nganggep lo sbagai abang gue boleh ya?

Chanyeol hanya bisa tersenyum simpul mendengar perkataan Hana barusan, dia tau betapa besar rasa rindu Hana terhadap abangnya itu. Dia lalu mengangguk sambil mengelus – elus kepala Hana.

Tiba – tiba saja Dyo datang, "main basket lah kuy,"katanya pada Hana sambil men dribble bola basket yang dibawanya entah darimana.

Hana langsung sigap berdiri dan mengajak Chanyeol namun sayangnya Chanyeol menolak dengan alasan dia sedang tidak mood untuk bermain basket. Akhirnya hanya Dyo dan Hana lah yang main basket. Chanyeol hanya bisa memandangi mereka berdua yang sedang bermain dengan serunya, dan tak jarang Dyo juga modus sesekali agar bisa memeluk Hana. #dasartukangmodus

Junior datang dan ikut duduk bersama dengan Chanyeol yang juga ikut menyaksikan Hana dan Dyo. Hatinya kembali terasa diiris – iris.

"Gue suka sama Hana. Udah lama,"kata Junior tiba – tiba dan membuat Chanyeol langsung mengalihkan pandangannya.

"Jauh sebelum lo kenal sama dia,"sambungnya lagi.

"Lo pikir gue juga ga suka sama dia. Gue cinta mati sama dia bro, sayang sama dia. Lo mah masih mending kena friendzone gitu, lha gue di abang adek zone,"kata Chanyeol.

Junior hanya bisa tersenyum.

Tiba – tiba terdengar suara Hana menjerit. Ternyata Hana terjatuh. Chanyeol dan Junior langsung berlari untuk melihat Hana. Junior langsung mendorong Dyo dengan kasar, "kaki lo sakit Han?"

Dyo yang tidak terima diperlakukan seperti itu langsung menarik Junior, "lo apaan sih? Yang pacarnya Hana disini siapa? Gue kan?"

Awalnya Junior berniat untuk membalas Dyo, namun akhirnya dia memutuskan untuk tidak bertengkar dengan Dyo karena Hana sedang terluka. Chanyeol pun nampaknya sama sekali tidak menggubris mereka dan langsung mengurut pergelangan kaki Hana yang terasa sakit.

"Eh anjir anjir sakitt wooy pelaan,"jerit Hana sakit Chanyeol mengurut kakinya.

"Elah sabar lah wooy, sakit dikit doang,"kata Chanyeol

"Anjir. Kaki gue sakit jangan diputer – puter"

Chanyeol pun menyudahinya dan membantu Hana untuk berdiri.

Tak lama, Sehun dan yang lainnya pun keluar dari dalam rumah dan bersiap – siap untuk pulang.

"Oke, udah pada ngumpul semua kan? Kita pulang sekarang?"

"Iyaaaa"teriak yang lain bersamaan dan mereka pun pulang.

Akhirnya aku punya nafsu buat ngepublish lagi 

Pengen cepet - cepet nyelesain ini ff tidak jelas ini, tapi masih dilema

Pengen nulis terus tapi tidak ada waktu

Bentar lagi UKK

Gue belum belum ada persiapan :(

Goodbye.


Amnesia -dks [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang