50. Amnesia

1.3K 135 4
                                    


[Life is like a story book, and the author is God. Everything that happened on that story is depends of the author. So don't blame anyone whenever you feel pain, whenever you think that this world is unfair. The author knows what the best story for your life. Draw a smile on your face so you can see that the sky isn't always dark and the sun is bright.]

Gadis itu kini tengah seorang diri. Menatap gelapnya langit malam yang sunyi

Bahkan setitik bintang pun tak ada bertabur disana.

Dia sendirian, dan selalu sendirian

Tak ada yang menemaninya untuk menghadapi kejamnya dunia

Tak ada yang berpihak padanya

Hujan mulai turun, lihatlah itu bahkan langit pun tak berpihak padanya.

Dia tak lagi berdaya, bahkan untuk menangis sekalipun

Dia hanya bisa berdoa, namun tak seorangpun tahu apa yang dia doakan

Dia lelah, hatinya telah lelah

Lelah menghadapi rasa sakit yang tak henti menghujami hatinya

Kau tahu berapa banyak rasa sakitnya?

Tak terhingga, tak terukur dengan alat ukur apapun

Kau tahu apa yang membuatnya sendiri?

Sahabat karibnya pergi, pergi dan tak pamit langsung padanya

Pujaan hatinya, kekasihnya mengkhianati cintanya

Dan ayahnya, lelaki yang tak akan pernah menyakitinya kini telah pergi untuk selamanya

Dia tak sanggup lagi menghadapi semua ini

Terkadang ia ingin menjadi lupa ingatan, agar dia bisa melupakan semua kekacauan ini

Amnesia

Begitulah kata orang – orang

Amnesia, dan kau akan kehilangan ingatanmu

Amnesia, baginya, itu jauh lebihi baik daripada dia harus mengakhiri hidupnya.

Itulah cerita tentang seorang gadis yang sendiri.

***

Hana segera menutup buku catatannya setelah dia mengungkapkan isi hatinya dan langsung menyimpannya di laci meja. Ini sudah 3 hari sejak kepergian papinya dan 3 hari juga setelah dia memutuskan hubungannya dengan Dyo. Sudah 3 hari juga ia menahan tangisnya. Sudah 3 hari dia sama sekali tidak keluar kamar. Dalam 3 hari itu dia hanya makan dua kali, bagaimana bisa lambungnya sekuat itu.

Tiba – tiba pintu kamarnya terbuka, Chanyeol masuk, Hana sempat menoleh kemudian memalingkan wajahnya lagi. Dia terduduk di tempat tidurnya sambil menatap kosong dinding yang ada di depan. Chanyeol sudah tahu semuanya, bahkan bagaimana dia putus dengan Dyo pun dia sudah tahu. Baekhyun sudah menceritakannya. Kini, Chanyeol ditugaskan oleh mamanya Hana untuk menjaga Hana. Sampai nanti mereka akan berangkat bersama ke Singapore untuk melanjutkan kuliah. Oh iya, mereka berdua lulus di universitas yang sama dan jurusan yang sama.

"Han,"kata chanyeol,"lo sama Dyo?"

"Udah putus,"jawabnya singkat.

Selama beberapa saat tidak ada satupun kata yang keluar dari mulut mereka. Hingga akhirnya Hana sudah tak sanggup lagi menahan tangisnya, dia mengusap wajahnya frustasi kemudian air matanya mulai meleleh hingga akhirnya dia terisak.

"Gue gak pernah menyangka kalau hidup gue tiba – tiba berputar kayak gini,"ungkapnya.

"Gue gak nyangka gue bakalan bisa sejatuh ini"

"Kenapa Tuhan tega ngebiarin gue selalu sendirian, kenapa semuanya tega ninggalin gue kayak gini,"katanya lagi sambil memukul – mukul tempat tidurnya karena tak tahan dengan rasa sesak di daadanya.

"Kenapa gak ada yang pernah bertahan di sisi gue. Kenapa semua orang ninggalin gue gitu aja?

Tangis Hana pun semakin lama semakin menjadi. Hingga dia berteriak. Chanyeol langsung memeluknya. Namun Chanyeol tidak berusaha untuk mendiamkan Hana, dia tahu itu semua adalah air mata yang selalu Hana tahan, luka di hatinya yang selalu di pendam, luka di hatinya yang sama sekali tak pernah dia beritahukan kepada orang lain, luka yang selalu dia tutup sekuat tenaga namun akhirnya luka itu semakin lama semakin besar. Chanyeol membiarkan Hana terus menangis karena Chanyeol tahu saat ini Hana butuh sesuatu untuk melampiaskan rasa sakitnya itu. Hati Chanyeol juga merasa sakit saat melihat Hana seperti ini. Hatinya juga terasa ditusuk – tusuk melihat perempuan yang dia cintai merasa sakit seperti ini. Hatinya merasa sakit saat perempuan yang dilihatnya itu tersakiti. Dia bahkan tak pernah menyangka bahwa Hana adalah sosok yang rapuh.

"Kenapa gue selalu ngerasain rasa sakit yang bahkan gue gak pernah gue harapkan,"Chanyeol tak menjawabnya karena dia tahu hal itu tak ada gunanya, Hana tidak akan mendengar itu. Chanyeol hanya tak melepaskan pelukannya pada Hana.

Hingga akhirnya tangisan Hana mulai mereda. Chanyeol segera mengarahkan tubuhnya ke hadapan Hana.

"Han, apapun yang terjadi di dunia ini, apapun yang terjadi di hidup kamu, kamu harus jalani itu semua. Kamu harus kuat buat ngejalani itu semua. Hidup itu harus maju terus ke depan, kita gak bisa stuck di satu masalah aja tanpa berusaha untuk melewatinya. Aku gak bisa janji untuk terus ada di sisi kamu, mungkin suatu saat juga aku harus pergi kayak papa kamu tapi aku juga berharap itu masih lama, tapi aku janji buat nemenin kamu nyembuhin luka – luka di hati kamu,"ujarnya sambil menghapus air mata Hana.

Keesokan harinya Hana terbangun dengan Chanyeol di depannya yang sedang memeluknya. Namun Chanyeol tak tidur, dia sibuk memperhatikan Hana.

"Bang Chan?"tanya Hana heran. Dia bingung kenapa bisa ada Chanyeol di tempat tidurnya.

"Sekitar jam 2 kamu nangis lagi waktu tidur, waktu aku peluk kamu langsung diem,"kata Chanyeol menerangkan.

"Bang, yang lo bilang kemaren itu"

"aku bakal bantuin kamu buat nyembuhin sakit hati lo Han, janji"

Hana tersenyum sedikit, kemudian menarik selimutnya lagi. Lelah rasanya menangis semalaman. Namun sudah ada sedikit kelegaan di hatinya. Setidaknya dia sudah bisa melampiaskan kesedihan yang dia pendam saat ini. Chanyeol pun melepas pelukannya kemudian turun dari tempat tidur, "aku bikin sarapan dulu, nanti turun ya,"ujar Chanyeol yang hanya disambut oleh anggukan Hana.

Tak lama kemudian Hana pun memutuskan untuk mandi dulu sebelum akhirnya dia turun ke bawah untuk sarapan bersama Chanyeol. Entah apa yang dipikirkan Hana saat berjalan, tapi dia hampir saja jatuh saat menuruni tangga terakhir namun untung saja Chanyeol langsung datang jadi Hana terjatuh dalam dekapan Chanyeol.

"Hati – hati dong jalannya, entar kalau jatuh gimana,"Chanyeol langsung memeluk Hana. Jantungnya berdebar keras saat ini, hal ini karena dia berada langsung di depan wanita yang disukainya dan juga rasa khawatirnya saat Hana akan jatuh.

Namun Hana yang masih belum memiliki semangat sama sekali meletakkan kepalanya dengan lesu di pundak Chanyeol. Chanyeol yang seolah mengerti langsung mengusap kepala Hana, "Han jangan lesu terus gini dong ya,"katanya lalu membawa Hana ke meja makan.

"Lo tau bang, gue berharap tadi itu lo gak nangkep gue jadi gue bisa jatuh terus gue lupa ingatan terus gue bisa ngelupain semua masalah ini,"kata Hana.

Chanyeol menghentikan kegiatan makannya,"gak bisa gitu Han. Iya kalo kepalanya Cuma bocor terus amnesia, kalo langsung mati gimana?"

Hana tidak menjawab.

"Han ada yang mau aku bilang tentang kata – kata kamu kemarin,"kata Chanyeol lagi.

Hana menaikkan alisnya."Apapun yang terjadi jangan pernah nyalahin Tuhan. Jangan pernah bilang, kenapa Tuhan tega, atau kenapa Tuhan gak adil. Jangan ya Han, Tuhan itu punya rencana yang baik kok dan lagi kamu harus bisa ngelupain dan ngerelain semua masalah ini ya Han. Kamu harus mulai buka lembaran hidup yang baru,"ucapnya sambil meremas tangan Hana. Sungguh Chanyeol adalah sosok yang dewasa.

Amnesia -dks [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang