IMAGINE
"Part 37 - Worried and Miss You"
Playlist: Sekali Ini Saja - Gleen Fredly
***
"Rindu sama khawatir itu perasaan paling menyebalkan, juga paling menyiksa. Obatnya hanya pertemuan, bukan kenangan."
-imagine-
***
LANGKAH Alisha melambat seiring dengan suara isak tangis terdengar. Di depan sana, di depan ruang operasi.
Alisha melihat ada Mommy dan Daddy Arkan, juga seorang gadis yang terduduk di kursi roda. Perlahan Alisha menghampiri, meremas jemarinya—menahan air matanya agar tidak turun.
"Tante," panggil Alisha pelan.
Marsya menoleh, ia lantas menghampiri Alisha memeluknya. Hancur. Pertahanan Alisha luruh begitu saja dalam pelukan Marsya. Keduanya terisak.
Alisha takut, panik, cemas, khawatir. Ia takut kemungkinan paling buruk terjadi. Ia tidak mau kehilangan Arkan. Alisha masih ingin menghabiskan waktu bersama Arkan. Bahkan saat pergantian tahun kemarin, Alisha memohon kepada Tuhan, kalau boleh ia ingin bersama Arkan untuk waktu yang lama.
Arkan tidak hanya berhasil membuat Alisha jatuh cinta, lelaki dingin itu juga berhasil membuatnya merasakan perasaan paling menakutkan.
Kehilangan.
"Semua baik-baik aja Al. Tante percaya, Arkan anak yang kuat." ucap Masya lirih, suaranya tersendat-sendat. Berusaha untuk menenangkan Alisha, atau sebagai pengingat untuk dirinya sendiri. Bahwa Arkan akan baik-baik saja.
Alisha mengangguk, ia melepaskan pelukannya. Memegang erat kedua tangan Marsya, ia berusaha mengulas senyumnya.
"Jangan nangis lagi Tan, lebih baik kita berdoa buat kelancaran operasi Arkan,"
Marsya mengangguk, ia kembali menatap nanar pintu kaca dengan lampu merah menyala pertanda operasi masih berjalan. Alisha juga ikut menatap pintu operasi itu.
Arkan, kamu baik-baik saja kan?
Rayyan Dirgantara memeluk istrinya yang kembali terisak. Menenangkannya. Alisha merasa tangannya di genggam seseorang.
Alisha menoleh, mendapati seorang gadis yang terduduk di kursi roda. Menatapnya tersenyum dengan wajah memerah habis menangis, masih sesenggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE ✓[Completed]
Teen FictionSaat bintang jatuh. Katanya, buatlah permohonan. Maka, gadis itu membuat permohonan. Harap, Sang pencipta semesta mengabulkannya. Malam itu, Langit membawa satu bintang mendekat kearahnya. Tidak tertebak, semesta sengaja mengabulkan permohonan. Gadi...