IMAGINE
"Part 21 - Arkan dan Pertanyaannya"
Playlist: Imagination - Shawn Mendes
***
"Aku pikir kita punya perasaan yang sama. Ternyata tidak-perasaan mu dan aku benar-benar bertolak belakang, sepertinya semesta memang senang sekali bercanda soal rasa."
-Alisha dan Semesta yang bercanda
***
SEJAK saat Alisha terang-terangan berkata Arkan bisa membuatnya jatuh cinta dengan sikapnya. Arkan tidak merespon apapun, hanya menatapnya tajam dengan bola mata hitam yang berkabut misterius itu. Alisha tidak tahu apa yang Arkan pikirkan.
Apa Arkan tidak menyukainya?
atau
Membiarkannya menyukai Arkan?
Alisha tidak tahu. Ia bingung. Bingung dengan sikap Arkan yang merasa seperti tidak ada apa-apa diantara mereka. Sedangkan setiap bersama Arkan, Alisha selalu merasakan perasaan asing yang perlahan menjadi sangat nyata.
Debaran jantungnya, perasaan hangat dan damai saat bersama Arkan, perasaan nyamannya. Apalagi Alisha selalu senang mendapati Arkan yang selalu bersikap hangat padanya akhir-akhir ini—dibalik sikap menyebalkannya.
Alisha tahu. Perasaan asing ini—jebakan. Ia telah terjebak. Terjebak menyukai Arkan. Dulu, tujuannya saat mendekati Arkan hanya karena penasaran. Disaat laki-laki lain tidak pernah mengacuhkannya, Arkan mengacuhkannya. Alisha keliru, justru karena rasa penasaran itu. Dia yang terjebak.
Alisha menyukai Arkan. Ya. Dia tidak bisa menampik hal itu.
Alisha sedang berkumpul bersama Aretha, Asya, Artanya, dan Andara di rumah besar milik Andara, lebih tepatnya mansion bergaya minimalis modern. Mereka sedang belajar bersama untuk ujian hari keempat besok, materi kimia. Hanya Asya yang menguasai materi itu dengan baik, jadi mereka memutuskan belajar bersama.
Tapi, 'belajar bersama' hanya alibi. Lihat saja, hanya Asya yang benar-benar belajar, membuka buku. Andara malah asik menonton drama korea bersama Aretha. Artanya asik melukis, ia sengaja membawa peralatan lukisnya. Alasannya, ia tidak akan sanggup belajar lebih dari lima menit apalagi kimia. Musuh besarnya, otaknya bisa kusut.
Alisha duduk didepan Asya yang sedang belajar. Ia juga tidak lagi menyentuh buku—hanya dua puluh menit pertama. Sisanya ia malah melamun dengan pikiran berkecamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE ✓[Completed]
Teen FictionSaat bintang jatuh. Katanya, buatlah permohonan. Maka, gadis itu membuat permohonan. Harap, Sang pencipta semesta mengabulkannya. Malam itu, Langit membawa satu bintang mendekat kearahnya. Tidak tertebak, semesta sengaja mengabulkan permohonan. Gadi...