IMAGINE
"Part 43 - Masa Lalu"
Playlist: Hello - Adele
***
"Waktu terus bergulir, tapi kenapa rasa penyesalan terus menetap?"
—Arkan
***
LENGAN Alisha menarik perhatian Arkan. Ia langsung, menarik lengan Alisha melihat luka samar yang ia lihat.
Alisha menatap Arkan yang sedang memperhatikan bekas luka di tangannya.
"Ini bekas luka bakar." jelas Alisha.
Arkan mengernyit, "Kapan?"
"Waktu kejadian delapan tahun lalu. Pas panti kebakaran,"
Mata Arkan menatapnya lekat, Alisha tertegun, baru kali ini ia bisa menerka arti tatapan Arkan.
"Kamu ada disana?" tanya Arkan, sekalipun raut wajahnya datar—mata Arkan tidak bohong kalau ia sedang penasaran dan khawatir.
Alisha mengangguk, "Iya. Kebetulan Papih sama Mamih lagi pergi ke luar negeri, ngurus bisnis. Danee, ada acara pramuka gitu—jadi aku stay di panti. Tapi nahasnya kebakaran itu malah terjadi,"
"Selain ini, ada luka lain?"
"Ada."
"Apa?"
"Hati aku."
Sejenak keduanya saling pandang. Sampai akhirnya tawa Alisha menguar, melihat tatapan mata hitam Arkan yang malah terkesan polos dari pada dingin.
Arkan melepaskan lengan Alisha. Menatap Alisha dengan pandangan datarnya.
"Kamu lucu tahu Ar,"
"Hm."
"Hahaha, sumpah! I miss your poker face."
"No other injury?"
Alisha tersenyum, menggeleng.
"Nggak ada luka lain. Cuman ini, tapi rasa trauma kebakaran itu masih ada." jelas Alisha.
Arkan mengangguk. Lalu ia teringat sesuatu, "Sasa?"
"Dia kejebak di kamar, sama bunda Tere. Sebenarnya aku juga terjebak bersama mereka. Aku saat itu keras kepala nggak mau keluar. Aku berpikir, kalau Bunda Tere dan Sasa nggak keluar—aku juga nggak. Bunda akhirnya bilang kalau aku keluar. Aku bisa minta bantuan buat menyelamatkan mereka, tapi kalau aku masih disana nggak akan ada yang bisa menyelamatkan kami. Yaudah aku nurut, saat aku hampir berhasil keluar, kayu yang terbakar jatuh kena lengan," jelas Alisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE ✓[Completed]
Teen FictionSaat bintang jatuh. Katanya, buatlah permohonan. Maka, gadis itu membuat permohonan. Harap, Sang pencipta semesta mengabulkannya. Malam itu, Langit membawa satu bintang mendekat kearahnya. Tidak tertebak, semesta sengaja mengabulkan permohonan. Gadi...