Part sebelumnya, , ,
"Aku mencintaimu, , ," ucap Gumara.
"Tapi aku tidak mencintaimu." ucap Pitaloka
"Benarkah? Kalau kau memang tidak mencintaiku kenapa kau tidak berani menatapku?" ucap Gumara lalu tangan kanannya menarik tangan kiri Pitaloka. Pitaloka terhempas untuk masuk ke dalam dekapan Gumara dan, , , ,"CCCUUUUPP"
Satu kecupan hangat tepat mendarat di bibir Pitaloka yang mungil. Tangan kanan Gumara masih memegang tangan kiri Pitaloka, sementara tangan kirinya dengan lembut memegangi pipi Pitaloka. Pitaloka kaget, tanpa Ia sadari matanya terpejam, rasa hangat itu menjalar keseluruh tubuhnya, bagai disengat listrik bermuatan tinggi Pitaloka kaku tak bisa bergerak, seketika lupa bagaimana cara untuk berontak.
Tiga menit sudah berlalu, Gumara mulai meregangkan pagutannya dari Pitaloka. Dengan nafas yang masih memburu tak beraturan di tatapnya Pitaloka penuh rasa yang tak bisa Ia ungkapkan. Perasaan yang selama ini membelenggunya. Mata Pitaloka berair menatap Gumara.
Tetapi, , ,
'PLAK'
Satu tamparan tepat mendarat di pipi kiri Gumara. Pitaloka sendiri juga kaget dengan tindakannya. Ia tak terima dengan tindakan Gumara yang memperlakukan dirinya seenaknya walaupun entah kenapa dia tadi tidak berontak.
Mata Pitaloka berair dan terjun dengan bebas mengalir dikedua pipinya. Tanpa permisi Pitaloka melangkah pergi meninggalkan Gumara. Hatinya berkecamuk tak bisa tergambarkan. Ia berlari kecil sembari menangis. Gumara terpaku atas tindakan yang Ia lakukan sendiri. Tapi Ia tak bisa membohongi dirinya, bahwa Ia mencintai Pitaloka.
# # # #
"Maaf semuanya aku duluan!!" ucap Pitaloka saat kembali untuk mengambil tasnya dan masih dengan matanya yang berair pergi berlari meninggalkan teman - temannya.
"Pita!! Apa yang terjafi padamu?! Apa kamu sakit? Kenapa kau menangis? Apa kau mau di antar?" tanya Limbubu yang khawatir.
Pitaloka melangkah pergi tanpa memberikan jawaban sama sekali.
"Aneh?? Padahal tadi dia baik - baik saja?? Ada apa ini? Kenapa dia? Lalu Gumara kemana dia?!" tanya Rajo. Tampak Gumara berlari berusaha mengejar Pitaloka.
"Pita, , , tunggu Pita, , , Pitaloka!!!" teriak Gumara.
'Pasti ada sesuatu yang terjadi antara dia dan kak mara!!' bathin Karina.
Karina yang melihat ke arah Limbubu mengisyaratkan agar mengejar Pitaloka. Ia melakukannya karna Limbubu terlihat begitu mengkhawatirkan Pitaloka.
Limbubu berusaha menyusul Pitaloka. Ia khawatir dengan keadaan Pitaloka yang seperti ini.
"Pita, , , Pita, , , kau kenapa Pita?" teriak Limbubu.
Yang lain bingung dan bertanya - tanya dengan apa yang sudah terjadi antara Gumara dan Pitaloka.
'Sebenarnya apa yang kak Mara lakukan pada Pitaloka?? Kenapa Pitaloka menangis??' bathin Karina.
Pitaloka terus berjalan meninggalkan café. Terlihat Gumara masih terus mengejarnya. Limbubu mengikuti dari belakang. Tanpa memperdulikan teriakan Gumara dan Limbubu, Pitaloka langsung menyetop taksi yang kebetulan melintas. Tanpa pikir panjang Ia langsung pergi. Sepanjang perjalanan Pitaloka terus menangis meluapkan rasa sesak yang ada di dadanya. Ia sesunggukan menahan isak tangisnya. Bukan kejadian tadi yang Ia sesali dan membuat Ia terisak seperti itu, melainkan rasa yang Ia miliki. Rasa yang tak mungkin pernah dan bahkan tak akan bisa dimilikinya.
"Apa yang harus Ku lakukan?! Aku juga mencintaimu, , ,!!" ucapnya disela isak tangisnya.
"Apa yang kau lakukan padanya?" tanya Limbubu yang emosi. Gumara hanya diam tak menghiraukan pertanyaan Limbubu.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Love (Complete)
RomanceCinta memang penuh misteri. Kita tidak tahu kapan dan dengan siapa kita akan jatuh cinta. Begitu juga dengan Pitaloka, Ia tak pernah meminta dan tak menyangka dengan siapa dia jatuh cinta. Dan siapa yang menyangka bahwa orang yang selama ini di ben...