Part sebelumnya, , ,
Terlihat seseorang sampai di suatu tempat. Tepatnya di rumah sakit. Ia melihat sekeliling ruangan. Tapi Ia belum menemukan tempat yang Ia cari. Saat sedang mencari salah satu ruangan, Ia melihat beberapa orang sedang berada di koridor ruang ICU. Ia ingin menuju satu ruangan yaang Ia tuju, namun Ia bersembunyi di balik tembok agar tidak ingin di ketahui oleh mereka yang saat itu sedang berjalan menuju kantin rumah sakit untuk makan siang. Saat mereka sudah jauh, Ia pun mencoba mendekati pintu ruangan yang Ia tuju. Ingin Ia masuk, tapi urung Ia lakukan karna, , ,Ia melihat Gumara yang berada di ruangan itu sedang menunggui Pitaloka.
Yah Lebay Karat. Ia datang ingin melihat Pitaloka. Ia mencoba melihat keadaan di dalam ruangan itu dari balik pintu yang sedikit ada celah kaca. Matanya tertuju pada satu sosok yang saat ini tengah terbaring lemah tak berdaya di ranjangnya. Ada rasa yang beda saat Ia melihat keadaan orang tersebut. Ingin Ia menangis tapi Ia tahan. Matanya pun memerah menahan tangis. Setelah dirasa cukup dan tak memungkin Ia untuk menjenguk Pitaloka saat ini, Ia pun pergi dari tempat itu. Tanpa Ia sadari dari kejauhan terlihat seseorang sedang memperhatikan sikapnya.
# # # #
Hari sudah sore, Limbubu dan yang lainnya bergegas menuju rumah sakit untuk melihat kondisi Pitaloka. Saat tiba di rumah sakit, terlihat Ratih yang masih berada di rumah sakit.
"Mama!!??" ucap Rajo.
"Nak!! Kalian sudah pada pulang!?"
"Iya sudah tante!! Kami ke sini karna ingin melihat keadaan Pita!!" ucap Ratna.
"Mama bersama siapa!?" tanya Alang.
"Tadi mama bersama pak Bujang Hitam!!"
"Mama sejak kapan disini!?" tanya Farah.
"Sejak tadi pagi sayang!!"
"Kenapa tidak bilang Farah Ma!? Kalau mama bilangkan Farah bisa ijin dan menemani mama!!"
"Tidak apa - apa nak!! Mama tidak mau merepotkan kalian!! Lagipula di sini juga sudah ada Karina, Pak Abu dan bu Puspa!!"
Sementara di dalam ruangan ICU Gumara masih setia menunggui Pitaloka. Terlihat kepalanya tertunduk bersandar di sisi ranjang Pitaloka. Tangannya pun sama sekali tak melepaskan genggamannya. Sepertinya Ia terlelap karna menjaga Pitaloka.
Tanpa disadari perlahan - lahan jari tangan Pitaloka bergerak. Matanya sedikit demi sedikit mulai terbuka secara perlahan. Gumara tersentak dari tidurnya saat menyadari ada pergerakan dari tubuh Pitaloka. Ia bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah Pitaloka. Ia menyapu lembut kening Pitaloka. Memperhatikannya dengan lekat.
"Pita, , , Pita, , , Alhamdulillah kamu sudah sadar Pita!!!" ucap Gumara.
Ia pun langsung memencet tombol yang berada di dinding dekat kepala Pitaloka untuk memanggil dokter dan suster.
Dari kejauhan terlihat dokter Kadir dan beberapa suster berbondong - bondong berlari kecil menuju ruang ICU.
Sontak saja hal itu membuat orang - orang yang berada di koridor ruang ICU tampak panik dan cemas apalagi saat melihat mereka memasuki ruangan yang ditempati oleh Pitaloka.
"Om, , , om ada apa ini!?" tanya Limbubu khawatir.
"Kadir ada apa ini??!!" tanya bu Ratih yang juga ikut panik.
"Entahlah!! Tadi tiba - tiba saja alaram yang menghubungkan dengan ruangan di kamar Pitaloka berbunyi!! Saya masuk dulu!! Berdoalah mudah - mudahan saja tidak terjadi apa - apa!!"
"Ya Allah bang??!! Ada apa dengan Pita bang!!" ucap Puspa panik dan mulai menangis.
"Tenang Puspa!! Tenang!! Kita berdoa saja mudah - mudahan tidak terjadi apa - apa pada Pitaloka!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Love (Complete)
RomanceCinta memang penuh misteri. Kita tidak tahu kapan dan dengan siapa kita akan jatuh cinta. Begitu juga dengan Pitaloka, Ia tak pernah meminta dan tak menyangka dengan siapa dia jatuh cinta. Dan siapa yang menyangka bahwa orang yang selama ini di ben...