Part sebelumnya, , ,
"Sel - sel normal didalam sumsum tulang di gantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Ini menyebabkan sel darah putih sangat tinggi. Sel darah putih yang ada di tubuhmu lebih banyak dibandingkan sel darah merah!!" ucap dokter Kadir.
"Lalu dok? Itu artinya, , , ," ucap Pitaloka terpotong."Pita, , , ini adalah, , , sel kanker! Dan sel kanker ini sudah berkembang di tubuhmu!! Kamu, , , terkena leukemia stadium lanjut!!" lanjut dokter Kadir sambil menghela nafas panjang.
Pitaloka yang mendengarnya langsung syok dan hanya bisa terdiam. Kakinya bergetar, tubuhnya begitu lemas. Seakan dunia ini runtuh saat mendengar penjelasan dari dokter Kadir. Air matanya tak dapat dibedungnya lagi dan mulai membanjiri pipinya.
"Maaf Pita, saya harus mengatakan ini kepadamu!" lanjut dokter Kadir lirih.
"Apakah saya bisa sembuh dok?!" Tanya Pitaloka terbata.
"Bisa! Dengan cara transplantasi sumsum tulang belakang dari orang terdekat. Yang lebih diutamakan adalah orang tua atau saudara kandung. Karna hal itu mendekati 80% angka kesembuhan!"
Pitaloka semakin lemas mendengarnya. Bagaimana mungkin Ia melakukan transplantasi sumsum tulang belakang sementara kedua orang tuanya sudah meninggal dunia? Bahkan saudara kandung pun Ia tak punya.
"Apa tidak ada cara lain dok seandainya hal itu tidak bisa dilakukan?!"
Dokter Kadir menghela nafas panjang.
"Melakukan kemoterapi untuk membunuh sel - sel kanker tersebut agar tidak menyebar lebih luas! Tapi tidak menutup kemungkinan sel kanker itu akan berkembang lagi mengingat sel - sel tersebut sudah menyebar di tubuhmu! Saya sudah berdiskusi dengan beberapa dokter di rumah sakit ini! Dan itu adalah satu - satunya cara agar kau bisa sembuh total!"
Pitaloka hanya diam. Air matanya terus mengalir tanpa henti.
"Lalu apa yang harus saya lakukan?" ucap Pitaloka pelan dan pasrah.
"Saran saya, lebih baik Kamu segera melakukan transplantasi sumsum tulang belakang tersebut! Walau pun belum ada pendonornya kita bisa melakukan kemoterapi agar sel kanker tersebut sedikit demi sedikit berkurang dan untuk menghambat agar tidak semakin berkembang!"
Pitloka hanya terdiam dan tak tahu harus bagaimana. Saat ini yang ada di pikirannya adalah Ia tidak ingin semua orang terutama Gumara, tahu apa yang sedang di alaminya.
"Semua keputusan ada di tangan Kamu Pita! Jika Kamu belum siap untuk melakukan kemoterapi, untuk sementara saya akan memberikanmu obat penghambat sel kanker agar tidak menyebar lebih banyak lagi! Tapi alangkah lebih baiknya jika segera dilakukan!!"
Pitaloka hanya mengangguk pelan masih dengan air mata yang terus mengalir dengan derasnya. Tak tahu apa yang harus Ia lakukan. Ia tak bisa menahan lajunya air mata yang terus mengalir dari pulupuk matanya. Perlahan Ia mengusap air matanya dengan tangannya.
"Dok! Tolong rahasiakan ini dari Gumara! Pita mohon pada dokter?!" ucap Pitaloka pada akhirnya.
"Tapi Pita, bukan kah akan lebih baik jika Kamu memberitahu nya?"
"Tidak dok! Saya tidak ingin membuatnya sedih dengan apa yang saya alami. Pita mohon pada dokter! Bukankah seorang dokter mempunyai kode etik untuk tidak memberitahukan penyakit dari pasiennya kepada orang lain?!" ucap Pitaloka lagi.
"Tapi Pita, , , !!"
"Pita mohon pada dokter!!"
"Baiklah!! Saya mengerti!" ucap dokter Kadir sambil menghela nafas panjang. Jujur Ia tidak tega harus mengatakan semua ini pada Pitaloka. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam Ia ingin Gumara mengetahuinya agar Pitaloka kuat menjalani semua yang saat ini terjadi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Love (Complete)
RomanceCinta memang penuh misteri. Kita tidak tahu kapan dan dengan siapa kita akan jatuh cinta. Begitu juga dengan Pitaloka, Ia tak pernah meminta dan tak menyangka dengan siapa dia jatuh cinta. Dan siapa yang menyangka bahwa orang yang selama ini di ben...