Part sebelumnya, , ,
"Bisakah Anda mempercepat keberangkatan saya ke Surabaya?"
"Kenapa begitu terburu - buru? Apa ada sesuatu hal yang membuatmu resah?" tanya Lebay Karat seakan dapat membaca pikiran Pitaloka.
"Tidak ada Pak! Bukankah akan lebih baik jika waktu keberangkatannya di percepat dari jadwal sebelumnya?"
"Tidak usah terburu - buru! Aku belum mengadakan rapat untuk hal ini! Bersabarlah! Lagipula Aku sudah menjadwalkan keberangkatanmu itu minggu depan!"
"Lebih baik Anda mempercepatnya! , , ,"Bukankah ini yang Anda ingin kan dari saya!!?? Bukankah lebih cepat akan lebih baik?? Saya ingin sesegara mungkin menyelesaikannya!! Agar tugas yang bapak berikan pada saya bisa segera terselesai kan dan tanggung jawab saya selesai!! Agar saya bisa kembali dengan cepat!!" ucap Pitaloka yang menahan air matanya.
Lebay Karat bingung saat mendengarkan ucapan Pitaloka. Ia bertanya - tanya kenapa Pitaloka ingin secepatnya pergi.
"Maaf, kalau Saya sudah berani meminta kepada Bapak!! Anda jangan khawatir masalah ini tidak akan Saya beritahukan kepada siapa pun sebelum bapak sendiri yang memberitahukannya! Permisi saya ingin melanjutkan pekerjaan saya!!" ucap Pitaloka sambil berlalu meninggalkan ruangan tersebut. Tampak Lebay Karat masih memikirkan ucapan Pitaloka. Perlahan Ia menghubungin seseorang untuk mengadakn rapat dadakan.
"Rifai, segera adakan rapat dadakan! Aku ingin masalah proyek Surabaya kita bahas hari ini!"
"Baik Pak! Segera Saya siapkan!" ucap asisten Lebay Karat dari balik telpon.
# # # #
Semua staff dan pegawai sudah berada di ruangan rapat. Tak terkecuali anak - anak Lebay Karat, Farah. Ratna, Limbubu dan tentu saja Pitaloka.
"Hari ini, aku mengadakan rapat dadakan karna aku ingin salah satu dari kalian berangkat ke Surabaya sesegera mungkin untuk menanggung jawabin proyek di sana!"
"Kenapa begitu terburu - buru Pa?" tanya Rajo.
"Iya! Bukankah minggu depan jadwalnya? Kenapa di percepat?" tanya Humbalang.
"Ini sudah keputusan! Lagipula pihak di Surabaya terus menghubungiku agar segera mengirimkan perwakilan dari kantor kita!"
"Lalu, apa Anda sudah memilih siapa yang akan berangkat Pak?" tanya Limbubu.
"Aku mengutus Pitaloka untuk bertanggung jawab atas proyek itu!" Tampak semua orang terkejut atas ucapan Lebay Karat. Terutama Gumara. Mereka semua menoleh ke arah Pitaloka. Namun Pitaloka hanya diam tanpa melihat tatapan dari rekan - rekan kerjanya. Ia fokus ke berkas - berkas yang ada di hadapannya.
"Apa tidak ada orang lain Pa?! Kenapa harus Pitaloka?!" tanya Gumara yang tampak begitu protes dengan keputusan ayahnya.
"Tidak bisa Mara! Karna Dasa yang bertanggung jawab dari pihak Surabaya mengatakan padaku, mereka ingin orang yang membuat desain itulah yang harus berada di sana! Dan ini sudah menjadi keputusan! Jangan ada yang membantahku!"
"Berapa lama proyek itu dikerjakan Pa?" tanya Karina.
"Paling cepat enam bulan dan bisa saja meleset sampai 1 tahun!"
"Apa? Selama itu?" tanya Gumara yang tak bisa membayangkan kalau Ia harus jauh dari kekasihnya dalam kurun waktu selama itu.
"Kalau begitu aku akan ikut dengannya!" lanjut Gumara lagi.
"Jangan egois Mara! Di sini Kau juga masih sangat di perlukan! Jangan mencampuri urusan pekerjaan dengan urusan pribadi! Kau harus bisa membedakan itu!" ucap Lebay Karat santai.
Gumara pasrah mendengar keputusan itu. Ia menatap Pitaloka yang duduk berseberangan dengannya. Pitaloka juga menatapnya lekat. Lalu Ia menganggukkan kepalanya seolah mengatakan bahwa Ia akan baik - baik saja. Lebay Karat yang melihat hal itu langsung mengakhiri rapat hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Love (Complete)
RomanceCinta memang penuh misteri. Kita tidak tahu kapan dan dengan siapa kita akan jatuh cinta. Begitu juga dengan Pitaloka, Ia tak pernah meminta dan tak menyangka dengan siapa dia jatuh cinta. Dan siapa yang menyangka bahwa orang yang selama ini di ben...