Chapter 07 : Bom?!

3.1K 339 11
                                    

Playlist: Avenged Sevenfold - Buried Alive

.

Separate

Chapter 07 : Bom?!

Disclamier : Masashi Kishimoto--untuk karakternya. Dan untuk ceritanya original dari Dian sendiri

Rated : T semi M

Genre : Crime, Romance, Action, Mistery & Komedi (maybe?), etc.

Pairing : SasuFemNaru

Warn! Gender Switch! Typo(s)! OC! OOC! EYD/EBI tidak rapih! Millitary! Soldier!

Source pic's : Pinterest

...

"Kau tidak ingin mampir dahulu?" tanya Sasuke pada Naruto yang dikenalnya sebagai sosok Kitsune, sang bodyguard wanita. "Naruto mungkin akan senang bertemu denganmu, Kitsune," lanjutnya.

Naruto tersenyum tipis, mengingat akan peran gandanya dikediaman sang Uchiha bungsu. "Tidak terima kasih, Tuan. Saya harus segera ke markas utama, anggota saya menunggu sa—" ucapan Naruto terpotong karena dering ponselnya yang berbunyi. Setelah melihat siapa yang menelponnya, Naruto buru-buru meminta izin dan mengangkat teleponnya lalu menjauh beberapa meter.

Sasuke yang melihat kelakuan pengawalnya yang sedikit aneh setelah mendapat telepon itu hanya bisa berdiam ditempatnya berdiri. Mungkin markas pusat yang meneleponnya, batin pria itu sembari melirik Naruto yang tengah berbincang serius dengan seseorang via telepon.

Sasuke merogoh saku celananya dalam, mencari ponselnya. Lalu mengecek apakah Naruto sudah menghubunginya atau belum. Pria itu mendengkus sebal mendapati wanita itu tidak memberinya kabar sama sekali. Kali ini kau kemana, Dobe? Batin Sasuke bertanya-tanya.

Sasuke masih ingat dengan jelas Naruto meminta izin untuk bekerja, dan ia mengijinkannya. Karena ia pikir, wanita itu pasti jengah terus-menerus berada di apartemen, maka dari itu ia mengijinkan Naruto bekerja agar tidak bosan.

Benar, Naruto sudah bekerja sekarang. Terkadang Sasuke bertanya-tanya apa pekerjaan wanita itu, hingga Naruto harus berangkat pagi-pagi sekali dan pulang selalu tengah malam setiap harinya?

"Sudah selesai?" tanya Sasuke saat melihat Naruto menyimpan ponselnya kembali di sebuah tas kecil yang melekat di pingang rampingnya.

Naruto mengangguk pelan. "Tuan, saya harus pergi, atasan saya memanggil," kata Naruto mencari alasan yang tepat untuk menutupi kebohongan kecilnya.

Sasuke menghela napasnya. "Baiklah, kau boleh pergi sekarang." Sasuke berkata dengan sedikit tidak rela.

Naruto membungkuk hormat kepada Sasuke lalu pergi. Setelah Naruto pergi, Sasuke memasuki apartemennya. Pria itu mengamati sekelilingnya, mengapa apartemennya terlihat sedikit ... berbeda?

Ada beberapa titik yang sama sekali tidak pernah digubah sedari berangkat ke kantor hingga pulang. Dan mengapa titik-titik itu terlihat berbeda? Sedikit bergeser dari tempat semula.

Penyusup?

Tidak, keamanan apartemennya canggih, tidak semudah itu untuk dibobol. Sasuke terus berpikir, namun terhenti karena suara ketukan pintu menyadarkannya.

"Naruto?" kedua onyx Sasuke membelalak, tidak percaya. Pria itu cepat-cepat melirik pergelangan tangannya. "Masih pukul tujuh malam," katanya pelan. Onyx berwarna hitam pekat itu melirik Naruto penuh tanda tanya. "Mengapa kau pulang cepat?" tanya Sasuke penasaran.

Naruto dengan santainya melenggang masuk tanpa memperdulikan ucapan Sasuke. "Jawab aku, Naruto!" tuntut Sasuke sedikit kesal karena Naruto mengabaikan pertanyaan awalnya. Pria itu mengikuti Naruto dengan langkah panjang-panjang karena tertinggal.

Separate (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang