Chapter 09 : Penyerangan!

3K 348 14
                                    

Playlist: Linkin Park - Numb

.

Separate

Chapter 09 : Penyerangan

Disclamier : Masashi Kishimoto--untuk karakternya. Dan untuk ceritanya original dari Dian sendiri

Rated : T semi M

Genre : Crime, Romance, Action, Mistery & Komedi (maybe?), etc.

Pairing : SasuFemNaru

Warn! Gender Switch! Typo(s)! OC! OOC! EYD/EBI tidak rapih! Millitary! Soldier!

Source pic's : Pinterest

.

Mengapa perasaanku menjadi tidak enak? Batin Naruto was-was. Rasanya malam ini terasa begitu mencekam. Apa aku harus memanggil Fuu atau Yugito untuk menemani? Batin Naruto ketika terigingat akan dua orang anggota bergender wanita selain dirinya di tim yang diketuai oleh Naruto sendiri, yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.

"Belum tidur, Dobe?" tanya Sasuke yang entah kapan sudah berada di samping Naruto yang tengah melamun sembari menatap gelas keramik putih yang berada dalam genggaman wanita itu. "Aku belum mengantuk, Sasuke. Tidurlah, jangan hiraukan aku," pinta Naruto sembari mengulas senyum menawannya.

Bukannya berdiri, Sasuke malah bergeming ditempatnya duduk. Naruto mendelik tajam Sasuke. "Mengapa kau masih duduk di sini? Tidur sana! Sudah malam!" Naruto menunjuk sebuah jam yang tergantung dengan apik di dinding, menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Kau sendiri mengapa masih di sini? Apa tidak ada hal lain yang bisa kau kerjakan selain melamun?" tanya Sasuke dengan nada mengejek

Naruto mendengus keras, diletakannya gelas keramik putih itu di atas meja kecil yang tak berada jauh di tempat keduanya duduk. "Dasar cerewet," Naruto bangkit dari duduknya lalu meninggalkan Sasuke sendirian. Masa bodoh dengan pria pantat ayam itu, ia harus mengecek sesuatu yang penting. Bahkan, terlampau penting untuk dilupakan.

Setelah sepuluh menit berlalu, Naruto keluar dari kamarnya dengan pakaian kasualnya. Sasuke yang melihat tampilan Naruto segera mengutarakan apa yang ada di pikirannya, "Kau mau kemana malam-malam seperti ini?"

Naruto berjalan dengan santai menghampiri Sasuke, "Makan di Kedai Ramen Ichiraku. Aku lapar," kata Naruto dengan cengiran andalannya. "Memangnya buka? Ini sudah malam, Dobe," kata Sasuke sembari memberi tatapan mengejek.

"Tentu saja, aku sering makan disana jika ada waktu," jawab Naruto seolah tidak peduli terhadap tatapan mengejek Sasuke. Wanita itu melirik Sasuke dari ujung bulu matanya. "Kau mau ikut, Sasuke?"

"Tentu saja," balas Sasuke cepat. "Aku tidak mungkin membiarkan seorang Dobe sepertimu berkeliaran sendirian, bukan?" tambah Sasuke dengan seringaian menyebalkannya.

Naruto kesal, sebuah perempatan imajer bertengger dengan manis di kepalanya. Biarlah kali ini pria itu menang. Naruto sebal jika selalu beradu argumen dengan si pemilik rambut bak bokong ayam satu itu. Maka dari itu Naruto memutuskan mengalah, hanya untuk malam ini saja.

.

Sasuke melongo dengan tidak 'Uchiha'nya. Bagaimana bisa seorang wanita muda makan dengan lahapnya dan sudah menghabiskan empat mangkuk ramen berukuran jumbo tiap-tiap mangkuknya. Jumbo pemirsa. JUMBO! Itu perut atau karung? tanya Sasuke dalam hati sembari melirik perut Naruto yang sama sekali tidak menggembung layaknya orang kekenyangan.

"Ayame-nee, Naru tambah satu mangkuk lagi yaaa!" teriak Naruto kelewat nyaring membuat Sasuke bergidik ngeri. Sepertinya aku harus hati-hati jika ingin mentraktirnya makan, bisa bisa aku dibuat bangkrut olehnya, batin Sasuke miris sembari menatap mangkuk-mangkuk berukuran besar yang berada di atas mejanya yang sudah tandas isinya karena sudah dimakan Naruto, berjumlah tiga buah.

Separate (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang