Chapter 18 : Siapa Yang Lebih Berani? - 1

1.8K 213 3
                                    

Playlist: Within Temptation - Firelight

.

Separate

Chapter 18 : Siapa Yang Lebih Berani? Bag. 1

Disclamier : Masashi Kishimoto--untuk karakternya. Dan untuk ceritanya original dari Dian sendiri

Rated : M

Genre : Crime, Mistery, Action, Romance & Komedi (maybe?), etc.

Pairing : SasuFemNaru

Warn! Gender Switch! Typo(s)! OC! OOC! EYD/EBI tidak rapih! Millitary! Soldier!

(Ada beberapa perkataan cabul dan terkesan vulgar disini, jika kalian merasa tidak nyaman dengan itu semua mohon untuk tidak membaca bagian ini)

.

Dan satu hal yang tidak Sasuke sadari; dari diri Naruto. Rambut Naruto tidak lagi coklat, melainkan pirang keemasan--seperti warna rambut aslinya.

.

Pagi pun menjelang. Sasuke yang bangun terlambat hanya bisa pasrah ketika mendapati kamar Naruto kosong tanpa ada yang penghuninya. Pria itu yakin jika Naruto sudah bangun lebih awal darinya. Dan itu terbukti saat Sasuke mendapati meja makan penuh dengan berbagai macam jenis hidangan untuk disantap.

Kedua onyxnya memindai sekeliling ruangan. Tatapannya terkunci pada sebuah note yang ditempel pada pintu lemari pendingin berisikan jika Naruto meminta maaf karena berangkat lebih awal dan sebagai gantinya wanita itu membuatkan sarapan untuknya.

Sasuke mendengkus, pria itu sudah tahu kebiasaan Naruto yang satu itu. Berangkat lebih dulu dan meninggalkan sarapan untuk Sasuke santap nantinya. Tinggal bersama Naruto lebih dari dua bulan sudah memberikan ia banyak pelajaran tentang apa-apa saja yang menjadi kebiasaan wanita berambut cokelat itu atau ... kuning keemasan?

Mendadak Sasuke berpikir jika itu bukan kenyataan, melainkan ilusi semata. Tidak mungkin jika rambut asli seseorang berganti hanya dalam waktu beberapa jam, iya, kan?

Lelah karena tak kunjung mendapatkan jawaban, Sasuke menarik kursinya lalu mengambil semangkuk sup tomat terhidang dari banyaknya makanan yang ada. Pria itu menyendok sup tomat itu menggunakan sendok makan yang terbuat dari stainless steel, mencicipinya.

Sebuah senyum tipis terukir di wajah Sasuke yang membuatnya terlihat lebih tampan. "Lezat seperti biasanya," bisiknya pelan lalu memakan sarapannya dengan lahap.

.

"Mengapa datang terlambat?"

Sosok itu bertanya dengan nada mengancam, membuat semua orang semakin menundukkan kepalanya karena takut. Namun hal itu tidak berlaku bagi Konan. Wanita itu berdiri, setia di samping sosok yang terduduk nyaman di atas kursi kebesarannya yang dingin sembari menebar aura mencekam.

"Ada sedikit lalat yang menanggung, Tuan. Jadi saya harus membereskannya terlebih dahulu," jawab sosok itu tanpa mengenal takut.

Sosok itu tertawa karena melihat kelakuan kurang ajar salah satu bawahannya yang bersikap kurang ajar tanpa takut jika akan dihukum karena kekurangajarannya.

"Lihatlah, ini Konan keduaku," ujarnya dengan tawa menakutkan bagi siapa saja yang mendengarnya. Sementara itu Konan yang berada di samping sosok itu bergeming ditempatnya berdiri, tidak menanggapi gurauan yang dilontarkan sang Ketua.

Separate (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang