Chapter 33 : Meet Up - 2

855 118 13
                                    

Separate

Chapter 33 : Meet Up bag. 2

Disclamier : Masashi Kishimoto--untuk karakternya. Dan untuk ceritanya original dari Dian sendiri

Rated : M

Genre : Crime, Action, Mistery, Romance & Komedi (maybe?), etc.

Pairing : SasuFemNaru

Warn! Gender Switch! Typo(s)! OC! OOC! EYD/EBI tidak rapih! Millitary! Soldier

Playlist : Within Temptation - Memories

.

"Kau datang."

Sapaan itu meluncur begitu saja dari bibir Nagato saat netranya menemukan sosok Minato berjalan sendirian memasuki pintu gudang yang saat ini terbuka lebar dengan berpunggung tangan.

Minato mendengus, dengan langkah panjang-panjang ia memupus jarak diantara keduanya yang kian memendek. "Kau menawan ketiga anakku, tentu saja aku akan datang untuk menyelamatkan mereka," balas Minato dengan nada sarkastik saat berdiri tak jauh dimana Nagato berada.

Mendadak hening untuk beberapa saat hingga kemudian tawa Nagato pecah tanpa bisa ditahan-tahan. Minato mengetatkan rahangnya, berusaha sebaik mungkin menahan amarah yang perlahan melingkupi dirinya.

Apa adik iparnya itu sedang menertawakan dirinya?

Minato yakin sekali, jika bukan karena ketiga anaknya masih berada di dalam genggaman Nagato. Minato akan langsung menyerang Nagato sesaat setelah dirinya sampai di tempat terkutuk ini. Namun ia tidak boleh bertindak gegabah, atau Nagato tidak akan segan-segan membunuh anak-anaknya tanpa ampun dan berbelas kasihan.

"Minato ... Minato, kau masih menganggap Deidara sebagai anak keduamu setelah apa yang kau lakukan padanya di masa lalu?" katanya lagi dengan senyum mengejek yang khas. Oh, sungguh, jika Minato bisa, ia ingin sekali merobek wajah itu hingga tak bisa dikenalinya lagi.

Minato tidak menyahut. Pria itu memandangi Nagato yang sedang berjalan menjauhi dirinya. "Sayang sekali, anak keduamu saat ini terlanjur membenci dirimu. Kebenciannya padamu sudah melingkupi hatinya."

"Aku tahu," balas Minato datar meski di dalam hatinya ia ingin menyangkal semua kebenaran itu, karena kebenaran itu membuat dadanya terasa sesak saat mengingatnya. "Karena itulah aku datang kesini untuk menyelamatkannya dari jurang kegelapan yang melingkupi dirinya hingga bertahun-tahun lamanya dan membawanya kembali pulang ke rumah."

"Rumah?" Tanya Nagato dengan senyum mencela. "Kupikir dia sudah kehilangan rumahnya semenjak kau bersikap tak adil pada anak-anakmu, bukan begitu?" lanjutnya lagi dengan nada mengejek dan itu berhasil karena ejekannya tepat mengenai jantungnya yang kini berdenyut sakit saat mengingatnya.

Nagato tersenyum ganjil, tangannya perlahan menelusup ke saku dalam jasnya. Mata elang Minato bisa melihat dengan jelas jika ada yang disembunyikan oleh adik iparnya itu di balik senyuman penuh dengan kebohongan yang diukirnya.

Kau pikir bisa mengelabuiku dengan senyuman palsumu itu? tanyanya dalam hati. Minato tersenyum miring, aku takkan termakan umpanmu lagi, Nagato!

Dan Minato semakin mengeratkan genggamannya pada sebuah belati yang kini ia sembunyikan di balik punggungnya, diselipkan diantara salah satu jari-jemari tangan-tangannya.

"Kau pikir kau mudah menghancurkan kebencian yang sudah mengakar di hati? Kalau begitu selamat berjuang, karena kau takkan pernah mendapatkannya meskipun kau mati!"

Dan sedetik kemudian, besi saling bertemu, begitu pula dengan munculnya kembang-kembang api yang tercipta akibat gesekan dua benda tajam itu dengan gerakan cepat.

Separate (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang