Chapter 23 : Ossu?

1.4K 177 11
                                    

Separate

Chapter 23 : Ossu?

Disclamier : Masashi Kishimoto--untuk karakternya. Dan untuk ceritanya original dari Dian sendiri

Rated : T to M (Bisa berubah sewaktu-waktu)

Genre : Crime, Mistery, Action, Romance & Komedi (maybe?), etc.

Pairing : SasuFemNaru

Warn! Gender Switch! Typo(s)! OC! OOC! EYD/EBI tidak rapih! Millitary! Soldier!

.

Naruto tidak bisa diam ditempatnya berdiri. Wanita itu berjalan kesana-kemari seperti setrikaan.

Pikirannya melayang pada percakapannya dengan Obito beberapa jam yang lalu.

Gaara tertembak.

Pria itu menjadikan tubuhnya sendiri sebagai tameng untuk ayahnya dari serangan sang penembak jitu. Dan saat ini Naruto mengkhawatirkan kondisi rekan pandanya itu yang kini tengah berjuang untuk hidup di atas meja operasi.

Naruto memutar otak. Tidak, tidak ada waktu untuk bersedih atau menyalahkan diri karena ketidakmampuannya meringkus para penjahat di luar sana. Semuanya tidak berada di dalam kuasa dirinya yang kecil ini.

Yang harus ia dan Obito lakukan adalah mencari otak di balik kejadian itu. Naruto menggertakkan giginya, aku pasti akan menangkap mereka, tekadnya dalam hati.

.

Sasuke melangkahkan kakinya. Minggu pagi ia sempatkan datang ke apartemen Itachi yang terletak di pusat kota, tak jauh dari apartemennya.

Setelah sampai di depan pintu, Sasuke memencet bel pintu dengan tidak sabar. Selang beberapa menit kemudian, sosok yang ia kenali seumur hidupnya terlihat.

"Apa yang kau lakukan disini, otouto?" Itachi bertanya, ia sedikit kaget melihat sang adik pagi-pagi sudah berdiri di depan pintu apartemen miliknya, terlihat menawan dalam balutan pakaian kasualnya yang didominasi oleh warna hitam.

Sasuke tidak menjawab, pria itu malah seenaknya sendiri nyelonong masuk ke apartemen Itachi sementara sang empunya menutup pintu setelah ditinggal adiknya masuk begitu saja.

"Sai? Mengapa kau berada disini?"

"Oh, hallo, Sasuke. Untuk pertanyaanmu, itu karena aku yang mau."

Suara sang adik terdengar dari dalam ruangan disusul dengan jawaban super santai dari Sai. Itachi langsung menyusul Sasuke dengan langkah lebar-lebar. "Ada apa, Sasuke?" tanya sulung Uchiha itu setelah sampai di antara keduanya.

"Mengapa dia kemari, Kak? Kemana pula Obito?"

Sai tersenyum palsu, sebelah alisnya terangkat naik. "Oh, ternyata Sasuke kita sudah mulai peduli ya selain pada saudaranya, huh?" sindir Sai yang mengundang desisan mengancam dari Sasuke.

"Jangan bercanda! Aku hanya tidak menyukai keberadaanmu di tempat ini," balas Sasuke tidak kalah sinis. Kedua pria beriris kelam itu beradu death glare yang sontak membuat kepala Itachi mendadak berdenyut sakit melihat tingkah keduanya.

Itachi tidak habis pikir, Sasuke yang biasanya bisa mengendalikan emosinya, selalu meledak-ledak ketika sudah bertemu dengan Sai, sepupunya, adik dari Obito. Dan Sai--pria itu susah sekali ia tebak jalan pikirannya, seolah-olah ada tembok tak kasat mata yang menghalanginya.

"Kalian berdua hentikan!" Seru Itachi ketika atmosfir diantara keduanya sudah mencapai tahap mengkhawatirkan. Tidak bisakah keduanya akur sekali saja?

Separate (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang