Chapter 26 : Sesuatu yang Terungkap

869 133 17
                                    


Separate

Chapter 26 : Sesuatu yang Terungkap; Sang Pengkhianat dan Cinta?

Disclamier : Masashi Kishimoto--untuk karakternya. Dan untuk ceritanya original dari Dian sendiri

Rated : T semi M

Genre : Crime, Romance, Action, Mistery & Komedi (maybe?), etc.

Pairing : SasuFemNaru

Warn! Gender Switch! Typo(s)! OC! OOC! EYD/EBI tidak rapih! Millitary! Soldier!

.

.

"Ketua, anda memanggil saya?"

Di sebuah tempat yang gelap, berdirilah seorang pria berperawakan tegap dengan rambut hitam serta iris mata merahnya yang begitu mencolok di dalam kegelapan yang pekat.

"Hmm," Ketua berbicara tidak jelas, ia sedang berdiri di sudut tergelap menghadap pada sebuah jendela besar yang terbuka lebar menampilkan keindahan kota di malam hari. "Ada tugas baru untukmu," lanjut sosok itu lagi dengan nada datar khasnya.

Seseorang itu sedikit mendongakkan kepalanya namun tanpa tanpa sengaja melihat sisi wajah sang Ketua yang tertimpa sinar rembulan, ia pun semakin menunduk dalam, "Saya siap menerima perintah," katanya dengan penuh hormat.

"Bantu Konan dalam melaksanakan tugasnya. Laksanakan tiap-tiap perintahnya, pastikan tidak ada kegagalan!" Satu perintah tegas di keluarkan, tanpa bisa ia bantah atau pun menyangkalnya.

.

"Ah kau, selamat datang!" Konan menyambut kedatangan seseorang itu dengan sebuah senyum yang menawan. Pria itu berdecih, dengan gerakan kasar ia menutup pintu ruangan itu hingga menimbulkan debaman keras. "Apa yang sedang kaurencanakan?" tanyanya sembari memasang wajah datarnya, sedatar triplek.

Konan menggeleng, "Tidak ada," katanya singkat sembari memainkan ujung rambut birunya yang terlihat kontras dengan tempatnya yang gelap. Pria itu mendesis tidak suka, "Jangan bermain-main denganku, Konan!" kata pria itu dengan nada tinggi. "Aku tahu kau merencanakan sesuatu!" lanjutnya lagi sembari melempar tatapan tajamnya yang terlihat menusuk.

Konan tertawa renyah, "Aku tidak bermain-main denganmu, sayang." Melempar senyum tipisnya, Konan kembali berbicara, "Kau selalu berburuk sangka denganku," keluhnya singkat. "Bukankah kita teman?" tanya Konan sembari menatap kedua iris semerah darah pria yang berada dihadapannya.

"Peduli setan dengan kata teman. Kau bukan temanku!" sahut pria itu tajam dengan tatapan yang sama tajamnya namun belum mampu membuat Konan gentar. "Jangan membuat kesabaranku habis!" desisnya terdengar mengancam yang sama sekali tidak berpengaruh pada wanita berambut biru itu.

Konan kembali mengukir senyumnya, dengan gerakan anggun wanita itu mengintari tubuh si pria hingga akhirnya memutuskan untuk bersender pada dinding berwarna biru dongker yang menjadi pilihannya. Wanita itu bersender dengan nyaman, sesekali terkekeh karena melihat perubahan raut pada wajah tampan milik pria yang berada tak jauh darinya itu.

"Kau selalu tidak sabaran ya," keluh Konan ketika melihat tatapan tajam yang dilayangkan pria itu untuknya. "Tidak bisakah kau bersikap baik padaku sekali saja?" tanyanya dengan nada yang dibuat-buat seperti kecewa. Pria itu tertawa mencemooh, "Untuk apa aku bersikap baik pada seorang mata-mata yang berasal pihak Namikaze?"

Konan tersenyum lebar, wanita itu sudah tahu jika pria yang berada dihadapannya sudah mengetahui jati dirinya yang sesungguhnya. Maka dari itu mereka sama sekali tidak pernah terlihat akur.

Separate (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang