Chapter 25 : Relasi

1.3K 164 9
                                    


Separate

Chapter 25 : Relasi

Disclamier : Masashi Kishimoto--untuk karakternya. Dan untuk ceritanya original dari Dian sendiri

Rated : T to M (Bisa berubah sewaktu-waktu)

Genre : Crime, Mistery, Action, Romance & Komedi (maybe?), etc.

Pairing : SasuFemNaru

Warn! Gender Switch! Typo(s)! OC! OOC! EYD/EBI tidak rapih! Millitary! Soldier!

.

.

Naruto termenung di dalam kantornya, sudah berhari-hari pikirannya berkelana memikirkan segala kemungkinan yang ada yang mungkin saja saling berhubungan dengan semua yang terjadi baru-baru ini dan mengacaukan hari-harinya.

Ia ingat saat Deidara menghilang sesaat setelah kelulusan sekolah menengah atasnya. Masih segar dalam ingatannya jika Ayahnya murka dan melakukan pencarian besar-besaran namun tak membuahkan hasil apa pun hingga akhirnya menyerah dan meyakini diri sendiri jika Deidara hidup aman dan nyaman di suatu tempat.

Lalu perkataan Obito beberapa hari yang lalu jelas mengusiknya. Uchiha seolah-olah memiliki suatu aib yang disembunyikan rapat-rapat dan itu berkaitan dengan Obito.

Hubungan Obito memang baik dengan sang kepala Uchiha--Fugaku, namun Sai? Sepertinya tidak. Naruto memang belum pernah bertemu dengan Sai, tetapi sebelumnya Utakata pernah berkata padanya jika hubungan Sai dengan Itachi itu buruk karena ia pernah sekali melihat ketidakakuran keduanya saat bertugas mengawal Itachi.

Dan permasalahan Sasori dengan keluarga Sabaku tidaklah seperti yang dipikirkannya. Melihat cara Sasori tanpa segan-segan menargetkan Gaara sebagai korban benar-benar membuat Naruto tak habis pikir. Apa sebenarnya yang ada di kepala sang Akasuna bungsu?

Awalnya Naruto menduga jika Akatsuki memaksanya untuk membunuh Gaara, didukung oleh cerita Temari yang mengatakan jika Sasori berubah semenjak kekasihnya--Sakura diculik oleh Akatsuki. Mungkin saja Akatsuki memaksa Sasori berbuat begitu dengan ancaman nyawa Sakura, bisa saja kan?

Namun melihat kenyataan jika sebelum melaksanakan niatnya Sasori mengunjungi kantor Sabaku Rasa dan tak sengaja bertemu Gaara yang pada dasarnya tidaklah bekerja untuk pemerintah, bukankah sudah tertebak jika niat awal Sasori adalah membunuh Sabaku Rasa? Lalu mengapa ia mengubah targetnya menjadi Gaara, apa alasannya? Salah sasaran, target berubah atau apa?

Hal itu masih menjadi sebuah pertanyaan besar tanpa jawaban di dalam benaknya. Sebenarnya ada banyak sekali hal-hal berkaitan yang begitu mengusiknya hingga membuat kepalanya berdenyut sakit akibat terlalu memikirkannya.

Ditambah orang yang diikuti oleh Yagura di dalam hutan beberapa waktu yang lalu seperti memberikan informasi secara cuma-cuma seolah-olah sosok itu mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan ini. Naruto bahkan sempat berpikir mungkin saja sosok itu mengetahui kebenarannya, dan menangkap lalu menginterogasinya adalah keputusan terbaik guna menemukan titik terangnya.

Ia tidak bisa lagi meminta tolong pada Obito karena Obito sendiri sedang buntu, ia tak bisa menyuruh informannya yang disusupkannya untuk bergerak karena sedang dicurigai.

Yagura pun begitu, sosok yang diikutinya beberapa hari yang lalu seolah menghilang di telan bumi, sudah dua hari terakhir Yagura berusaha melacaknya, namun keberadaannya benar-benar tidak diketahui.

Meminta bantuan Gaara sama sekali tidak mungkin karena hingga saat ini sang Sabaku bungsu masih setia dalam tidurnya, sementara ia sendiri tak bisa berkutik karena lusa ia kembali ditugaskan untuk mengawal sang Uchiha bungsu.

Terlalu berisiko jika ia tetap memaksakan diri melakukan pengintaian namun tugas lainnya menunggu, setidaknya sampai tugas mengawal Sasuke selesai, Naruto akan kembali bergerak dan berharap jika semuanya akan segera selesai.

Naruto tersenyum tipis ketika Sasuke terlintas di benaknya, sebuah fakta jika hatinya selalu menghangat jika mengingat sang bungsu Uchiha untuk alasan yang belum diketahuinya.

Yang kini ia harapkan adalah, semoga semuanya baik-baik saja. Dan firasat buruk yang menghantuinya akhir-akhir ini tidaklah benar-benar terjadi di kehidupan nyata seperti yang diharapkannya.

...

Sementara itu di perusahaan Uchiha, Sai mendatangi kantor si sulung Uchiha, Itachi. Kini keduanya hanya terdiam ditempatnya masing-masing tanpa membuka suara atau pun bergerak.

"Ada apa kau mendatangiku, Sai? Bicaralah," kata Itachi memutus keheningan panjang diantara mereka. Sementara itu Utakata yang berada tak jauh dari keduanya hanya menatap datar tanpa berani ikut campur ke dalamnya.

Bukannya menjawab, Sai malah menatapi Utakata lekat-lekat dengan tampang datar andalannya. Tanpa mengalihkan pandangannya, Sai berbicara, "Bisakah kau suruh pengawalmu pergi, Itachi?"

Kini Itachi ikut melemparkan pandangannya ke arah Utakata yang kini ikut menatap balik keduanya sesaat sebelum akhirnya membuang muka dan lebih memilih memerhatikan sekelilingnya.

"Utakata."

"Apa perintah anda, tuan?"

Itachi melirik Sai sekilas, "Aku ingin berbicara empat mata dengannya." Itachi menjeda sejenak, Utakata menunggu dengan patuh. "Bisakah kau pergi selagi aku berbicara dengannya?"

"Tentu saja, tuan." Utakata mengangguk paham kemudian melanjutkan, "Kalau begitu saya mohon undur diri."

Itachi mengangguk singkat saat Utakata membungkuk hormat ke arahnya dan berjalan menjauh. Dan mengalihkan pandangannya ke arah Sai yang sedang melihat ke arah jendela besar, menampilkan keindahan kota Konoha.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan denganku, Sai?"

.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan denganku, Sai?"

Utakata mengerutkan keningnya, hanya perkataan itu yang berhasil ia tangkap dengan jelas, selebihnya hanya mendengar samar bahkan tak terdengar lagi setelah ia meninggalkan ruangan tempat Itachi bekerja.

Sebenarnya ia tidak menaruh curiga apa pun terhadap Itachi, tetapi entah mengapa untuk Sai, Utakata malah berbalik mencurigainya dan tanpa alasan yang jelas ia memasang waspada jika Sai berada disekitarnya.

Utakata menghela napas panjang, bukankah semua kecurigaannya tidak berarti? Atau melainkan sebuah pertanda? Ntahlah, Utakata benar-benar tidak mengerti. Yang ia harapkan hanya semua berjalan seperti yang seharusnya dan tidak terjadi apa pun setelahnya.

.

.

TBC

Diandra Nashira
Jum'at, 05 Januari 2018

Separate (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang