Chapter 37 : Here We Go - 2

720 114 16
                                    

Separate

Chapter 37 : Here We Go bag. 2

Disclamier : Masashi Kishimoto--untuk karakternya. Dan untuk ceritanya original dari Dian sendiri

Rated : M

Genre : Crime, Action, Mistery, Romance & Komedi (maybe?), etc.

Pairing : SasuFemNaru

Warn! Gender Switch! Typo(s)! OC! OOC! EYD/EBI tidak rapih!

Playlist : Stratovarius - Coming Home

Ps: Bagian ini belum sempat Dian edit, gomen T-T

.

Yagura mempererat kuncinya pada sosok yang berada di bawah tubuhnya--telungkup, terjatuh dalam posisi tangan di belakang punggung dengan Yagura menduduki punggung sosok itu.

Sementara itu, Yugito berjongkok di samping kanan sosok itu dengan sebelah kaki terangkat. Salah satu tangannya menodongkan pistol semi otomatis ke kepala sosok itu sementara tangannya yang lain mengarahkan sebuah belati ke lehernya, mengancam.

"Kau tidak bisa kemana-mana, Hoshigaki-san," bisik Yugito merdu di telinga sosok itu, sosok yang kini menampilkan seringaiannya yang membuat Yugito muak melihatnya. "Jadi bekerjasamalah dengan kami."

"Begitukah menurutmu?" tanya sosok itu yang ternyata adalah Kisame. Kisame melebarkan seringaiannya, membuat gigi-gigi hiu miliknya terlihat. "Kau meremehkan kami," katanya lagi dengan nada menyebalkan.

Yugito mendengus. Kekeraskepalaan Kisame yang mendarah daging membuat ia ingin langsung menghabisinya saja. Namun rasa ingin itu terus saja ditahannya, Yugito membutuhkan informasi dari sosok mantan sahabat dari Uchiha Itachi dan Namikaze Kurama ini.

"Katakan dimana bom itu berada," kata Yugito dengan nada menuntut yang khas, namun Kisame tetap diam. "Masih tak mau berbicara, huh?" Yugito tersenyum manis, namun senyuman itu lebih pantas disebut seringaian.

Dengan tanpa kata, Yugito memerintahkan Yagura yang berada di atas tubuh Kisame untuk memperkuat kunciannya. Sementara Yugito mendekatkan belati yang digenggamnya ke wajah Kisame.

Ujung dari belati itu mengenai permukaan kulit wajah Kisame. Perlahan namun pasti, ujung belati itu menusuk masuk, dan sedetik kemudian Yugito menggerakkan belati itu menyebabkan sebuah luka baru di wajah Kisame yang tentu saja mengeluarkan darah segar.

Seiring dengan bergeraknya tangan Yugito, Kisame tidak mengatakan apapun. Pria itu bahkan tidak kesakitan karena luka yang diterimanya. Lihat saja, wajahnya masih tetap menyebalkan seperti yang ia perkirakan.

Dan demi Tuhan! Ia sudah menginterogasi pria ini kurang lebih tiga puluh menit, bahkan Yugito sudah melukai sebagian besar dari tubuh Kisame yang tak tertutupi pakaian. Yagura pun sukses mematahkan menanamkan beberapa butir peluru di betis Kisame karena mencoba melarikan diri, tapi mengapa pria ini tidak kunjung menyerah juga?

Kedongkolan Yugito tidak sampai disitu, Kisame bahkan tidak melunturkan seringaian memuakkan itu. Oh, ingatkan ia jika yang berada di hadapannya ini adalah orang menyebalkan, masokis, dan tidak waras.

Jadi wajar saja jika Kisame bahkan tidak bereaksi terhadap luka-luka yang diterima tubuhnya, mungkin saja saraf rasa sakit penyuka hiu itu sudah putus sejak lama. Oh, Yugito tidak akan terkejut jika itu benar.

Untuk sesaat, ingin rasanya Yugito menyerah, namun tidak kata ada menyerah di dalam kamus hidupnya. Dalam diamnya, Yugito memberi kode pada Yagura untuk membantunya menginterogasi si penyuka hiu hiu sialan ini.

Separate (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang