Cana yang sedang sendiri berjalan kearah lapangan tidak memperdulikan teriakan lelaki yang mengaggumi nya atau sindiran pedas wanita yang terdengar di kuping nya.
Ia mendecak kesal mengingat apa yang terjadi dikantin. Tangan nya terus mengepal, sementara tangan kiri nya mengelus dada agar menahan emosi yang sebenarnya sudah meluap itu.
Suara pantulan bola basket yang dimainkan membuat nya tertegun dan menengok ke arah Lapangan basket yang tak jauh dari nya.
Dilihat nya lelaki yang sedang bermain di luar dengan cuaca sepanas ini.
Apalagi di lapangan luar yang terik nya matahari bisa membuat kulit hitam.
Ia memperhatikan bola basket yang menggelinding ke arah nya. Ia pun hanya terdiam dan tidak menanggapi ucapan lelaki itu.
Dengan sikap cuek dan dingin nya, Cana langsung pergi tanpa berkata apapun.
"Tuh cewek dingin banget sih, dari kemarin " ucap Atlas.
Ia masih memperhatikan punggung wanita itu dengan heran dan membuatnya penasaran. Kaki jenjang itu berlari menghampiri Cana dan menghentikkan langkah nya.
"Jadi cwek tuh jangan cuek-cuek, ntar gak ada yang suka " ucap Atlas sembari berkacak pinggang.
Cana hanya bergidik kesal dan mengepalkan tangan nya, ternyata lelaki itu lagi yang mengganggu nya.
"Oh " jawab nya singkat sembari menginjak kaki Atlas sebelum pergi.
"Aw, sakit, dasar lo, biang es !" Teriak Atlas pada Cana yang sudah pergi menjauh dari nya, ia melihat kaki nya dan mengaduh kesakitan.
"Dia itu Cana nama nya " samber teman setim nya.
"Oh, Cana, kok cuek banget ya tuh cewek " ia menunjuk Cana yang sudah menghilang dari pandangan nya.
"Lo anak baru sih, dia emang dari awal di julukin nya Ratu Es "
Lelaki itu pun hanya tertawa setelah mendegar ucapan teman nya.
"Ratu es ? Gak sekalian Elsa ? " ia terkekeh dan kembali bermain.
Tawaan yang terbahak bahak dan merasa puas telah mendengar nama nya.
Cana yang masih berjalan dengan hentakan kaki keras karna kesal dengan kejadian tadi.
"Can, kenapa lo ?" Tanya Safa yang penasaran dibuat nya.
"Itu tuh, si cowok yang kemarin di kantin buat cewek-cewek berisik " jawab Cana sambil mengerucutkan bibir nya
"Ha ? Siapa dah ? Gak inget gue " Safa menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal dan melihat ke arah Cana dengan wajah bingung.
"Yang cowok sok humble itu lohhhh Safa sayang " jelas nya membuat Safa mengangguk paham.
"Ohh iya iya gue inget, yang ganteng itu kan ya ? " Perkataan Vina membuat Cana tambah kesal dan memukul nya
"Isshh Vin, ganteng apa nyaa sih ?, Benci gueee benci ".
"Hati-hati, benci tanda sayang. " goda Vina yang dijawab jitakan ke kepala nya.
Safa dan Vina yang kembali tertawa sementara Cana masih dengan perasaan kesal.
Dengan kebiasaan baru nya, Cana memperhatikan seluruh kantin dengan tatapan tajam nya.
Ada segerombolan anak lelaki yang sedang melihat nya.
Tetapan Cana pun bertemu pada satu lelaki disana.
"Lo liat ? Tadi Cana ngeliat gue ?" Bangga nya pada segerombolan kawanan .
"Suka kali sama lu " ucap salah satu teman nya yang membuat lelaki itu makin salah tingkah.
Cana melirik nya tajam sebelum memilih untuk balik kekelas.
"Udah yuk ah, balik ke kelas, bosen disini " ucap Cana diikuti Vina dan Safa, yang berjalan dibelakang nya.
"Keren ? Iya, anak basket ? Iya, ganteng ? Kalo boleh jujur sih iya. Tapi, tetep aja gak suka gue, ih kesel, udah sok baik, dasar, gue yakin tuh dia cuma pencitraan" batin Cana.
Vina yang menatap Cana bingung Karna tangan nya yang terus mengepal dan bibir nya yang seperti orang bisu.
"Eh Fa, Safa " senggol Vina
"Kenapa ?" Jawab nya.
"Itu, si Cana kenapa sih ?"
"Lagi mikirin si cogan yang lo bilang kali "
"Tinggalin aja yuk" lanjut Safa
Mereka berdua menghentikkan jalan nya dan pergi meninggalkan Cana yang masih mengguerutu tidak jelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love
Teen Fiction[COMPLETED] [POSSESSIVE × COOL ] Lelaki itu datang, menghampiri ku, mendekati ku secara perlahan. Hingga akhirnya sifat dimana aku selalu dingin kepadanya itu hanyalah masa lalu semata. Aku menghargai perasaan nya, namun lambat laun itu berubah men...