"nak, Cana sudah bangun " ucap mama Cana di telfon. Sontak Atlas langsung bangun dari duduk nya yang baru saja pulang dari rumah sakit.
Diambil nya kunci motor yang berada dinakas dan berlari ke arah motornya diparkirkan "aku kesana tante " ucap Atlas.
"T-tapi nak, Cana i..." Atlas memotong perkataan nya dan menyalakan mesin motor "aku kesana tante, dah " dimatikan nya telfon itu dan mengendarai motornya dengan kecepatan penuh.
"Yess ~ Cana bangun, aku dateng Cana " gumam Atlas saat berjalan di koridor rumah sakit sembari memainkan kunci motornya dan membenarkan rambut.
"Eh Safa, masuk dulu ya " ucap Atlas sembari menepuk pundak Safa tanpa memperdulikan apa pun.
"Cana, kamu udah sadar, aku kangen " Ditarik nya bangku yang berada didepan kasur dan duduk tepat di samping Cana "Lo siapa ? " Tanya Cana yang membuat Atlas membulatkan mata nya dan tertawa.
"Haha, kamu suka nya bercanda ya sayang, " ada rasa panik di dalam diri Atlas saat ini, tapi ia lebih memilih untuk menyimpan nya dalam-dalam.
"Mam ? Siapa sih ? Tadi ada dua orang, sekarang siapa lagi ? " Tanya Cana pada Mama nya yang berdiri tepat didepan pintu.
"Ini, pacar kamu Can, nama nya Atlas, kamu gak inget ? " Jawab Eva, Atlas mengerutkan dahi nya dan melihat ke arah Eva. "Tante ini bercanda kan ? Gak mungkin kan Cana... "
"Ini bunga dari siapa Ma ? Aku suka " Atlas berhenti bicara saat ia melihat Cana mengambil bunga pemberian nya "dari Atlas sayang " ucap Eva.
Atlas menatap mata Cana dengan raut wajah sedih nya dan menggertakan gigi "apalagi yang harus Atlas lakuin tante " ucap Atlas frustasi.
"Makasih ya Atlas " Cana tersenyum manis ke arah Atlas dan memegang pipi nya. "Kamu inget aku kan ? " Tanya Atlas, Cana hanya menggelengkan kepala nya dan menaruh bunga itu di pangkuan nya.
"Di wallpaper hp aku juga ada dia, kenapa di hp aku banyak banget sih yang tentang dia ? " Tanya Cana pada diri nya sendiri sembari memperhatikan wajah Atlas.
"Sifat kamu berubah drastis, aku suka " gumam Atlas sembari tersenyum walau dipaksakan "lo, bergumam tadi ? " Tanya Cana.
"Enggak kok " Cana mengerutkan dahi nya dan tertawa "kalo gitu, kita temenan ya mulai sekarang " Cana meraih tangan Atlas yang tergeletak dan menggenggam nya dengan erat, tentu membuat Atlas tambah sedih dan menahan tangis nya dengan senyuman.
"I-iya, aku keluar dulu ya " Atlas berdiri dan langsung ke luar kamar Cana karna tidak bisa menahan air mata nya lagi.
"Cana, kamu baik-baik ya ke Atlas " ucap Eva pada Cana yang masih tersenyum memperhatikan bucket bunga nya, dan hanya di jawab dengan anggukan.
"Yaudah bagus " senyum Eva sembari keluar kamar saat Atlas kembali masuk ke dalam ruangan.
"Lo nangis ? Kenapa ? Lo pacar gue ? Tapi tadi ada yang dateng buat ngaku-ngaku sebagai cowok yang gue sukain juga, jadi bingung " digaruk nya kepala yang sebenarnya tidak gatal sama sekali, Atlas menaikkan satu alis nya dan mulai berpikir.
"Siapa lagi hah ? " Batin Atlas.
"Tapi gue gak suka sama dia kok, hehe " Atlas menghembuskan nafas nya lega dan tersenyum sendiri "gue suka sama orang lain, bukan lo, dan juga bukan dia " seperti tertusuk tombak di dirinya
"Siapa ? " Atlas masih bisa bertanya walau rasa sakit semakin dalam dan terus menusuk nya "ada orang, mau tau aja "
"Can, At, gue pulang dulu ya, udah sore juga lagian " pamit Safa pada kedua nya yang masih bertatapan tanpa bicara.
"Ekhem, Atlas, Cana " panggil nya "iya, kenapa ? " Jawab Atlas, Safa memutar bola mata nya malas dan melipat kedua tangan di depan perut "gue pulang duluan ya " pamit Safa sekali lagi dan hanya dibalas senyuman dan lambaian tangan.
"Siapa sih nama nya ? Lupa deh "dikerutkan nya kening itu oleh Cana, Atlas masih ragu dengan hati nya sendiri, apa dia bisa mengembalikan ingatan Cana seperti dulu atau tidak ?.
Walau membutuhkan waktu yang lama, Atlas tetap keukeuh dengan pendirian nya terhadap ingatan Cana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love
Fiksi Remaja[COMPLETED] [POSSESSIVE × COOL ] Lelaki itu datang, menghampiri ku, mendekati ku secara perlahan. Hingga akhirnya sifat dimana aku selalu dingin kepadanya itu hanyalah masa lalu semata. Aku menghargai perasaan nya, namun lambat laun itu berubah men...