57 : Ngilang

3.8K 254 3
                                    

"Safaaaa ayuk buruan, lama banget sih, " teriak Cana setelah melahap roti ditangan nya "iyaaa sabar ini udah " jawab Safa di tangga dan menuju keluar rumah untuk memanasi mobil.

Sementara Cana yang masih meneguk susu nya di meja makan "tadi nyuruh orang buru-buru, ayok dah Can, " omel Safa.

•••

Tok tok tok' ketukan pintu pun berbunyi setelah beberapa saat tidak ada yang keluar.

"Atlas, At " Panggil Cana didepan rumah sembari menengok kan kepala nya ke kanan dan ke kiri.

"Fa, mana sih, kok gak ada " lanjut Cana. Di ambil nya hp yang berada didalam tas yang bergelantung di pundak.

"Ehm, Cana " panggil Gilang " iya ? " Cana melihat Gilang yang berada didepan nya.

Safa mengerutkan dahi nya dan menghampiri Gilang "eh Fa, gue bukan nya mau ganggu kok ini info tentang Atlas " Cana mendorong tubuh Safa sedikit dan menatap Gilang dengan tatapan tajam nya.

"Atlas pergi, kata nya mau lanjutin kuliah diluar, tapi gue gatau kemana " ucapan Gilang membuat Cana tertawa lepas dan memegang pundak Gilang "bercanda mulu lo ! " Ucap Cana.

"Gue gak bohong Can, Atlas sendiri yang bilang gitu ke gue kemarin " Cana memasukkan hp nya kedalam tas dan memasuki mobil "dia baru berangkat kan ? " Tanya Cana.

Safa berlari menyusul Cana dan melanjukan mobil nya saat Gilang menganggukan kepala.

Cana melihat atap mobil agar air mata nya tidak turun ke pipi "oke. Jangan nangis, gue harus telpon Atlas sekarang ".

Tut tut tut' sudah beberapa kali Cana mencoba menelfon Atlas tapi tidak ada jawaban sama sekali dari lelaki itu. "Kemana sih dia, kenapa gak bilang gue ? " Tanya Cana pada diri nya sendiri.

•••

Sudah lebih dari 3 bulan keadaan Cana masih sama seperti awal Atlas meninggalkan nya.

Rasa yang sudah tercampur didalam pikiran Cana tentu nya rasa kecewa berat yang membuat nya terus menerus meringkuk di atas sofa kamar nya.

Keadaan miris yang menghampiri nya tanpa henti membuat Cana harus bersabar dengan keadaan dan menahan air mata nya yang akan jatuh.

Safa duduk di atas kasur sembari memperhatikan Cana dengan tatapan miris nya "ehmm, Can, jangan mikir yang macem-macem ya, gue tau, Atlas pasti balik kok " ujar Safa sembari mengelus pundak Cana.

"Gue gak habis pikir Fa, Atlas bisa ninggalin gue tanpa ada kabar sedikit pun " tepat saat Cana berdiri. Bel pintu pun berbunyi, sontak Cana membalikkan badan nya dan berlari ke arah bawah.

"Cana Alysa ? " Tanya seorang pemuda memakai topi yang menutupi wajah nya dan jaket yang melengkapi tubuh nya.

Bucket bunga yang ada di genggaman pemuda itu membuat Cana langsung tersenyum dan menunjukkan gigi nya "Atlasss " tangisan nya seketika pecah.

"Can ? Cana ?! " Panggil Safa. Ditarik nya wajah Cana oleh Safa. "Can ? Lo gila ? Dia bukan Atlas ! Dia cuma pengantar barang " lanjut Safa.

Cana mengalihkan wajah nya tidak percaya dan membuka topi pemuda itu dengan cepat, mata nya membulat lebar, dan tersenyum "Atlas " Cana berlari ke arah kamar nya sementara Safa masih bingung.

"Maaf ya mas, biar saya aja yg tanda tangan-in " diambil nya bucket itu yang sekarang berada di genggaman Safa "makasih ya mas ".

"Cana " panggil Safa pada wanita yang sedang tertawa sendiri di kasur nya "Cana ! " Teriak Safa.

Tawa Cana terhenti sejenak lalu terganti dengan tatapan tajam nya "Fa... Gue salah apa ? " Tanya Cana.

"Ini bunga kiriman dari Atlas, ada surat nya nih " Cana beranjak dari kasur nya dan dengan cepat langsung merebut bunga itu dari tangan Safa.

"

Dear, Cana Alysa.

Sejak saat aku meninggalkan mu tanpa kabar, dan tidak ada sedikit pun kata yang keluar dari mulut ku.

Percayalah, itu yang terbaik untuk mu. Benci aku jika kamu mau. Lupakan aku jika itu harus. Dan jangan lagi mencoba untuk mengembalikan ingatan mu tentang ku kalau itu pilihan mu.

Aku harus pergi walau hanya untuk beberapa saat. Kehilangan itu pedih bukan ? Tapi aku memilih untuk tetap bertahan setelah aku kembali.

Maaf kan aku dengan apa yang aku perbuat, dan apa yang aku akibat kan pada dirimu.

Carilah yang jauh lebih baik dari ku. Banyak lembaran yang masih tersisa didirimu selama aku masih jauh disini.

Jika aku tidak kembali nanti nya, lupakan aku, dan buang segala nya tentang ku.

Aku akan terus mengingat mu, walau takdir berkata untuk melupakan mu. Aku akan menyimpan mu di dalam memori otak terbaik ku, walau itu menyakit kan.

Seperti kata mu ' Walau kamu pergi sejauh apapun, tidak ada kabar, dan menghilang bgitu saja, aku masih punya ikatan dengan mu.

Sang angkasa pun begitu baik, masih membiarkan ku menatap satu langit yang sama dengan mu '

Jangan tunggu aku, bila aku tidak memberikan kepastian yang lebih "

-Atlas

jangan lupa vote nya gaiss, sama komen nya hehe ^^.

aku bakal ada Private Chapter, di 3 chapter akhir secara acak nanti. okeee ? hehe 

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang