Hari minggu sudah berlalu dengan kebosanan dan kesedihan Cana.
Hanya dirumah, tidur-tiduran, dan bermain ps.
"Eh " desahnya saat bangun tidur.
Dilihat jam yang menunjukan pukul 6.30 pagi.
Waktu nya untuk berangkat kesekolah.
Cana berjalan ke arah cermin dengan langkah yang tidak seimbang membuat nya jatuh dan bangkit lagi.
Dilihat nya cermin yang memantulkan diri nya.
Mata nya yang membengkak dan rambut nya yang berantakan.
"Cana, kata bibi kamu dari kemarin gak keluar kamar ? Kenapa ? Cerita yuk sama papa " ucap Arlo dari luar kamar Cana.
Cana tidak menjawab dan kembali tiduran di sofa
"Cana, sekolah yaa "
"Gak pa, Cana gak sekolah dulu hari ini, gak enak badan "
Jawab Cana dari dalam kamar sembari menarik selimut menutupi seluruh badan nya.
Arlo segera turun dan berangkat ke sekolah "Bi, jaga Cana ya" titip Arlo pada Bi Sumi yang masib berdiri menunggu nya.
"Iya Pak, tanpa bapak suruh, juga saya pasti jagain Non Cana kok "
***
Jam berdentang keras menandakan pukul 12.00 siang.
"Eh Atlas, Cana mana ? Kok gak masuk sekolah ? "
Tanya Safa dengan wajah penasaran nya.
"Gue juga gak tau, gue mau kerumah nya " jawab Atlas dengan wajah jutek yang tidak biasa ia pasang.
"Ikut ya gue "
"Gak, " jawaban Atlas membuat Safa melipat kedua tangan nya didepan dada dan bergidik kesal.
"Yaudah gue kerumah nya sendiri aja, apa susah nya "
Safa berjalan mendahului Atlas dan memasang headset
"Safa " panggil Alva sambil menepuk pundak nya.
Safa melihat ke arah nya dan tersenyum "kenapa Al ? "
"Mungkin lo udah kebiasa manggil kakak kelas gak pake ka kali ya " Alva tertawa dan membuka satu headset Safa.
Safa membuka semua headset nya dan ikut tertawa.
"Oh iya, ada masalah ? " Tanya Safa.
"Enggak kok, "
"Lo mau kemana ? " Lanjut Alva.
"Kerumah Cana "
"Kenapa gak bareng Atlas tadi ? "
"Gak boleh sama dia, "
Safa menggaruk kepala nya yang tidak gatal dan tertawa kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love
Novela Juvenil[COMPLETED] [POSSESSIVE × COOL ] Lelaki itu datang, menghampiri ku, mendekati ku secara perlahan. Hingga akhirnya sifat dimana aku selalu dingin kepadanya itu hanyalah masa lalu semata. Aku menghargai perasaan nya, namun lambat laun itu berubah men...
