7 Hari kemudian.
"Safa, kok gue deg-deg an ya, gimana nih " gerutu Cana di meja rias yang sedang menahan rasa gugup nya "yaelah Can, semua orang juga pasti gugup kok, santai aja kali " ucap nya berusaha menenangkan Cana.
Keringat nya mengalir deras dari dahi ke arah pipi membuat perias tersebut kesusahan dan sering kali mengelapi nya dengan tissue yang berada didepan meja.
"Lancar kok pasti, kamu harus yakin ya sayangg " pintu terbuka dan terdengar suara Eva yang menyemangati anak nya "iya ma, aku yakin kok, aku gak bakal hancurin hari penting ini " ucap nya.
Eva tersenyum bahagia sembari mengelus puncak kepala Cana "waktu nya buat keluar, ayuk " ucap Safa yang membantu Cana untuk berdiri dan memegangi dress belakang nya.
"Ayuk, Cana inget ya, kamu harus lawan rasa gugup kamu dan jalanin aja, cuma butuh waktu 5 jam kokm tenang ya " ucap Eva.
"Iyaa Can, lo pasti bisa, semangat ! " lanjut Safa.
💐💐💐
Cincin pun dipasangkan ke jari manis masing-masing yang di lakukan oleh pasangan nya, janji pun sudah diucapkan, tinggal menunggu saat nya mereka untuk menyatukan bibir satu sama lain, raut wajah Atlas yang seketika berubah menjadi gugup dan berwarna merah jambu karna malu, sementara wajah berseri Cana dengan senyuman yang terus mengembang.
"At, i'm yours " bisik Cana dari depan wajah Atlas, tangan Cana seketika memegang wajah Atlas dan mengelap keringat nya, membuat Atlas menyadarkan sesuatu.
"Kiss me " bisik Cana lagi, tentu Atlas yang mendengar langsung melihat mata Cana dan tersenyum nakal, suara tepuk tangan terdengar jelas walau berada diluar ruangan. Angin mengibas pelan rambut Cana dan meniup dress yang dipakai Cana.
Malam indah yang dihiasi Bintang yang memenuhi langit dan juga lampion yang bertebangan di udara, tangisan Ella dan Eva seketika pecah saat kedua nya menghampiri Atlas dan Cana yang berada di atas altar.
"Atlas, sekarang Cana termasuk tanggung jawab kamu selama hidup, jaga dia baik-baik ya, " ucap Ella sembari mengecup kening Atlas dan berganti ke Cana "iya ma, pasti, aku bakal usahain, apapun untuk Cana " ia berganti tatapan ke arah Ella yang sedang tersenyum menghadap nya.
"Cana, dia adalah suami kamu sekarang, layani dia dengan baik, jangan sampai dia kecewa ya ".
"Pasti " tawa yang seketika mengalir dari mereka membuat Safa berjalan dan menghampiri nya "hei, selamat yaaa " Safa mengulurkan tangan nya ke arah Atlas dan Cana.
"Makasih juga udah dateng " ucap Atlas pada Safa dan Alva. "Baik-baik ya, gue nyusul bentar lagi " jawab Alva, Safa membulatkan mata nya dan tersenyum malu ke arah Alva "eh cieee, amin " goda Cana.
"Aminnn, gak sabar tuh, buru lah " lanjut nya sembari menunjuk Safa dan tertawa. "Sabar aja sabar, " lanjut Atlas di sela-sela tawa nya "terus aja, " ambek Safa.
"nak, kenalin ini Pak Seno temen nya Papa " ucap Eva sembari mengenalkan Seno ke mereka, Cana tetaplah Cana, wajah datar nya seketika muncul menghadap Seno, "Cana Alysa " ucap nya datar.
Atlas dan Eva menatap Cana bingung dan mengerucutkan kening nya "Cana, yang baik dong " tutur Eva sembari mengelus pundak Cana.
"gapapa Va, namanya juga Cana, " senyum paksa nya mengembang di wajah "yasudah, saya pergi dulu permisi " lanjut nya.
Seno jalan meninggalkan Cana dan Atlas diikuti Eva dibelakang nya, sementara Cana masih berbincang dengan lelaki yang sekarang sudah sah menjadi suami nya itu.
sementara Safa dan Alva masih tertawa di pinggir Altar dengan minuman ditangan nya "haha, iyaaa, si Cana sama Atlas cocok " ucap nya.
Safa melihat nya dengan tatapan sedu dan menggigit bibir bawah nya "Va, kamu bener sayang kan sama aku ? " tanya Safa.
"emang apa yang kamu gak yakinin dari aku ? hubungan kita udah berlangsung selama 6 tahun, masa iya rasa aku ke kamu itu bohong, enggak sayang, buat apa aku bohong " pengucapan Alva yang seketika menjadi lembut dari biasa nya berhasil membuat Safa kaget dan membulatkan mata nya.
Alva membelai pipi Safa dan mencium bibir nya sembari merangkul pinggang nya agar lebih dekat dengan nya.
Baca cerita terbaru aku yaaa, dan vote nya jugaa, thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love
Teen Fiction[COMPLETED] [POSSESSIVE × COOL ] Lelaki itu datang, menghampiri ku, mendekati ku secara perlahan. Hingga akhirnya sifat dimana aku selalu dingin kepadanya itu hanyalah masa lalu semata. Aku menghargai perasaan nya, namun lambat laun itu berubah men...