67 : the end

9.3K 297 10
                                    

pesta pernikahan pun selesai, Cana dan Atlas pulang ke tempat mereka yang berbeda rumah dari Ella dan keluarga Eva. rumah dengan cat berwarna putih di hiasi foto-foto pernikahan dan lagi foto saat mereka kecil, memang sudah di rencanakan oleh mereka.

Rumah mewah yang kini akan menjadi milik mereka berdua itu terus di perhatikan oleh Cana, dari kebersihan maupun isi nya, mulai dari sofa berukuran sedang yang berada di kamar nya, dan kasur yang ukuran nya biasa-biasa saja. Atlas pun tersenyum jahil, mengetahui apa maksud yang direncanakan oleh Eva.

mata nya yang masih liar mencari kesalahan di ruangan besar ini bertemu pada satu bingkai besar yang terdapat foto keluarga nya, begitu juga Toyo, papa Atlas. mata nya seketika menjadi sedu dan menghela nafas panjang.

"coba deh liat, lucu yaa, lemari nya aku suka, ini semua kamu yang siapin ? " tanya Cana masih blm menyadari ekspresi Atlas yang kini menjadi sedih. "iya, sama mama juga " nada bicara nya membuat Cana memperhatikan Atlas dan memegang kedua pipinya. "kenapa ? kamu sedih nikah sama aku ? " Atlas tersenyum tipis dan langsung menggelengkan kepala nya.

"aku seneng banget, banget, sampe gak bisa diungkapin lagi, bumi aja udah besar, tapi kebahagiaan aku lebih besar dari bumi. " Cana hanya tertawa kecil dan kembali memojokkan Atlas agar jujur padanya. "terus kenapa ? kamu gak biasa nya kayak gini, kamu sering terbuka sama aku, tapi kenapa sekarang kamu tahan ?, " tatapan sedu nya membuat Cana tidak tega dan terus-terusan memaksa Atlas untuk cerita "aku gak mau ngerusak malam indah ini, honey "

Cana menggelengkan kepala nya tegas dan menarik nafas dalam "malam ini bakal jadi indah bagi aku, tapi enggak bagi kamu, aku sekarang salah satu hidup kamu, At, kita harus berbagi kesenangan, kesedihan, semua masalah yang kita hadapi, kita harus lawan bersama, nggak sendiri " pikiran Atlas seketika berubah dan menggendong Cana ala bridal style dan menaruh nya dikasur dengan hati-hati.

"Papa aku gak dateng hari ini, itu yang buat aku sedih, tapi dengan hadir nya kamu ke hidup aku hari ini, gak ada yang bisa ngalahin kebahagiaan aku " Atlas mengecup kening, kedua kelopak mata, pipi, hidung, dan akhir nya turun ke bibir Cana.

lumatan lembut dari bibir ke bibir membuat ke duanya hanyut dalam permainan yang sebenarnya banyak pernyataan tentang perasaan mereka masing-masing. entah cinta atau pun rasa sayang mereka telah tersampaikan oleh sentuhan setiap jari nya.

tok tok tok' suara ketukan pintu yang seketika menghentikan kegiatan yang seharus nya mereka lakukan malam ini. Atlas langsung bangkit dari kasur dan berjalan ke arah pintu dengan penampilan acak-acak an nya, sementara Cana masih duduk dipinggiran kasur dan menguncir rambut nya sekaligus mengancingi baju tidur nya kembali.

"shit " umpat Atlas, tawaan yang seketika keluar dari mulut Cana membuat Atlas membalikkan badan nya dan menghampiri Cana "kenapa hm ? " tanya Atlas dengan satu alis yang terangkat.

"rapihin dulu kali rambut nya " ucap nya, tangan Cana bergerak ke setiap helai rambut Atlas dan menyisir nya kebelakang. pintu terketuk kembali membuat Cana mengalihkan pandangan nya ke pintu dan berlari membuka nya.

"eh Gilangg " mata pekat itu menatap bingung ke arah Atlas yang masih mengancingkan bajunya sembari berjalan ke arah pintu menghampiri Cana "ganggu yaa ? " goda nya, Atlas menyeringai dan menaik turunkan kedua alis nya "Atlass " tekan Cana pada kelakuan Atlas saat ini.

"gue cuma mau ngasih ini kado dari cewek gue, nitip salam buat kalian berdua, " Cana langsung mengambil sekotak yang ukuran nya lumayan besar itu dari tangan Gilang "makasih bro " Atlas menepuk pundak Gilang sekilas dan merangkul pinggang Cana.

"mau kebawah dulu ? yuk nongkrong disini aja dulu kali " tawar Cana "gak usah deh, gue langsung pulang aja ya, sorry nih, ". tatapan Atlas seketika berbinar dan tersenyum cerah

setelah Gilang berlari ke arah bawah dan keluar dari rumah nya diikuti Cana, ia kembali ke kamar dan mendapati suami nya sedang duduk dan menatap Cana dengan tatapan hangat nya.

mereka melanjutkan kembali kegiatan yang baru saja terhenti.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang