53 : pelecehan

4.9K 249 0
                                    

"kamu cantik Can, pake rambut baru "ucap Doni pada Cana yang berada didepan kaca salon.

Sudah beberapa hari yang lalu sejak Cana keluar dari rumah sakit, ia tidak pernah menghabiskan waktu nya bersama Atlas maupun orang tua nya.

Pandangan miris Atlas terhadap sifat Cana sekarang, ia tetap bertahan untuk memperjuangkan Cana yang dulu.

"Makasih ya Don, hehe " jawab Cana sembari tertawa, ia teringat, kalau pernah kesini sebelum nya, tetapi hanya bayangan semata menurut Cana "aku pernah kesini Don sebelumnya ? Sama kamu atau bukan ? " Tanya Cana saat memasuki mobil.

Pikiran jahat Doni yang muncul sekarang, berusaha agar ingatan Cana tidak kembali, dan selalu berbohong jika ditanya tentang masa lalu nya "iya pernah, sama aku kok " jawab Doni.

"Tapi, di ingetan aku kayak nya bukan sama kamu, sama siapa ya ? " Doni mengerutkan dahi nya khawatir "sama aku kok, udah jangan diinget-inget lagi ya, " Cana mengangguk cepat dan memainkan hp nya.

"Kamu lagi sendirian ya dirumah ? Mama sama papa kamu keluar kota kan buat kerja ? " Tanya Doni. Cana tersenyum dan mengangguk cepat ke arah nya.

🌈🌈🌈

Eva : nak, tolong jaga Cana ya, tante harus kerja diluar

Atlas : iyaaa Tante, aku jagain Cana kok, tenang aja ya.

Atlas menaruh handphone nya di atas nakas dan kembali memakai baju untuk pergi ke rumah Cana sekarang.

Diliriknya jam yang melingkar manis dipergelangan tangan nya menunjukan pukul 15.45 sore. Atlas segera berlari dan megendarai motor nya ke arah rumah Cana.

•••

"Ke kamar kamu yuk Can " Cana menatap Doni bingung yang secara tiba-tiba membawa nya kekamar, bisa dibilang kalau Doni itu memaksa nya.

Cana yang tidak terpikirkan apapun hanya mengikuti Doni dari belakang dan membiarkan tangan nya diseret oleh Doni "kamu duduk aja dulu Don, aku mau ambil minum "

Blm sepenuhnya keluar kamar, tangan Cana yang memegang gagang pintu itu pun terlepas saat Doni menarik nya paksa "aduh Don, sakit kenapa sih ? " Ucap Cana.

"Kamu disini aja, temenin aku, " Doni memojokkan Cana hingga ketembok dan tidak ada celah untuk nya bergerak "apaansih Don, lepas " Cana masih berontak dan tidak ada hasil sama sekali.

"Kamu sayang kan sama aku ? Kalo sayang berarti mau dong ngelakuin apa aja ? " Doni mengunci pintu kamar Cana dan mencabut kunci itu dari pintu, memasukkan nya ke kantong celana yang dipakainya.

Rasa takut didalam diri Cana sudah bersinggah sedari tadi, panik, dan berpikir keras untuk melakukan sesuatu, tetapi tidak ada guna nya karna tenaga Doni yang berlipat-lipat dari diri nya.

"A-aku cuma suka sama kamu, blm sayang !, Lepasin ! " Tekan Cana "kamu harus nya mau dong ngelakuin apa aja buat aku ? " Cana membuka mata nya lebar-lebar.

"Kalo kamu sayang harusnya gak giniin aku Doni !, Aku gak mau, pokok nya lepasin, ! "

Doni tertawa jahat dan mendorong Cana ke kasur, "lo pikir gue bego Cana ? Gue gak bakal sia-sia in cewek secantik elo ! Apalagi ingatan lo kacau, "

Air mata yang sedari tertahan itu pun akhirnya menetes ke pipi Cana, ia sudah berusaha memberontak sekuat mungkin tetapi tetap saja tidak ada guna nya.

"CANA ! " teriak Atlas dari depan pintu rumah nya. Ia sedari tadi sudah menunggu Cana didepan rumah nya, tetapi tidak ada jawaban sama sekali.

"Cana kemana sih, ada kok mobil nya " gumam Atlas,

"Telfon juga gak diangkat, apa gue masuk aja kali ya ? " Atlas menaruh hp nya di kantong dan masuk ke dalam rumah Cana, terlihat jaket hitam yang tak asing lagi di mata nya "ada Doni ? ".

"Cana ? " Panggil Atlas pada ruangan sunyi ini, digerakan kedua kaki nya ke arah kamar Cana sembari melihat kiri kanan.

"Lepasin ! " Sekilas suara Cana terdengar dikuping Atlas dan membuatnya berlari dan mencoba untuk membuka pintu kamar Cana.

Pintu yang terkunci membuat Atlas mempunyai perasaan buruk tentang ini "CANA ! " Teriak Atlas yang masib mencoba membuka pintu kamar nya.

"Kamu didalem kan Cana ! " Lanjut Atlas.

Dengan kekuatan penuh nya Atlas mendobrak pintu kamar Cana hanya dengan sekali dorong dan berhasil terbuka.

Terlihat pemandangan tidak enak yang membuat Atlas emosi dan mengepalkan tangan nya "Atlas " rintih Cana, didorong nya Doni saat ia lengah dan berlari ke arah Atlas untuk melindungi diri.

"Kamu gapapa Cana ? Kamu gak diapa-apain kan sama dia ? Cana, jawab aku, jangan nangis, Cana " ucap Atlas khawatir.

Dipeluknya erat dan mengecup kepala Cana, sembari memperhatikan Doni dari situ "Cana, kamu gapapa kan ? "

"Atlas, gue takut, coba aja lo g-gak dateng, g-gue takut Atlas ".

Atlas berjalan ke arah Doni dengan kepalan tangan nya yang sudah siap untuk meghantam Doni.

"Kurang ajar, brengsek ! " Pukulan pertama berhasil mendarat di pipi Doni dan membuatnya terjatuh tepat didepan Atlas.

Brukk' tendang Atlas, wajah Doni sudah berlumuran darah dan bengkak akibat pukulan yang Atlas berikan "Atlas, udah ya " Cana menggenggam tangan Atlas dan mencoba untuk menghentikan pukulan Atlas.

Sekilas teringat tentang nya pernah seperti ini saat dulu, disekolah, "Ayuk kita keluar Can " ajak Atlas sembari merangkul pinggang Cana tanpa menghiraukan Doni yang sudah tergeletak di ubin.

Pikiran nya pun hilang dan melihat Atlas dengan tatapan bersalah nya karna apa yang telah ia perbuat ke Atlas.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang