15 : Attt

6.8K 430 2
                                        

"turunin aku At, " ucap Cana.

Atlas menatap mata nya dan meyakini bahwa Cana tidak akan jatuh.

Ia segera menurunkannya dan membiarkan nya berdiri.

Cana bukan cewek lemah yang bisa nya nangis atau mengeluh saat seperti ini.

"Kalian Tau, Cana ini anak pe-"

"Ibu, udah cukup, biarin aja mereka ngelakuin apa yang mereka mau ".

Cana sengaja memotong pembicaraan Wakepsek itu agar ia tidak ketahuan.

Anak-anak yang bingung kenapa Wakepsek mau diperintah oleh murid seperti dirinya.

Yang bahkan masuk kelas pun jarang.

"Yuk, Can " Atlas menggendong Cana kembali

"Ih turunin At " gebuk Cana pada dada Atlas.

"Enggak "

"Nanti baju kamu kotor,"

"Biarin aja Cana, yang penting itu kamu nya bukan baju aku " tutur nya.

Mau gimana lagi ? Pacar nya itu possessive dan tukang maksa.

Cana membiarkan nya dan menaruh pala nya bersender di dada Atlas.

***

"Nih, obatin cewek gue " ucap Atlas yang menjadi jutek pada semua orang.

Petugas UKS itu pun hanya menatap jijik kearah Cana dan tidak berniat mengobati nya.

Atlas mengambil yang kebetulan gunting besi dan dijatuhkan kelantai.

Sontak kedua petugas yang kebetulan murid disini pun kaget dan langsung mengambil gunting nya.

"Lo gak jijik megang gunting yang bekas jatoh dilantai ? " Tanya Atlas.

"Enggak "

"Terus lo jijik ngobatin cewek gue yang bahkan lebih bersih dari itu lantai ?"

"Yang bahkan lebih bersih dari gunting yang udah dipegang dari tangan ke tangan ?, Lantai yang udah di injek-injek orang, " lanjut Atlas.

Atlas bisa setegas itu pun Cana baru mengetahui nya.

Cana hanya menahan tawa dan memegang perut nya.

Atlas yang sebenarnya ingin tertawa karna ulah pacar nya itu pun segera membuang muka.

"Cepet ! Seorang pasien bisa mati karna keleletan sang dokter " tutur Atlas.

"Terus kamu nyumpahin aku mati ? " Tanya Cana sembari menyubit tangan Atlas.

"Enggak gitu yang, lagian mereka kelamaan "

"Biarin aja sih " jawab Cana sambil membuang muka.

Setelah selesai mengobati nya, Atlas mengusir petugas itu dan melihat Cana yang tertawa.

"Kok ketawa Can ? " Tanya nya.

"Gapapa "

"Sial si Gilang, liat aja tuh anak ".

"Udah sih At, aku gak sampe dioperasi ini " ucap Cana sembari tertawa.

"At, aku mau pulang aja ah "

"Bagus, emang tadi nya aku mau ijinin kamu pulang "

Atlas membopong Cana untuk berdiri.

"Cana " panggil Safa yang tiba-tiba masuk membawa Vina.

"Kenapa ? "

Cana pun masih bisa tersenyum pada Vina.

"G-gue minta maaf ya Cana "

Cana berjalan ke arah Vina dan menatap nya dari atas.

Tatapan yang mengartikan kekesalan itu pun terlihat oleh Vina.

Tatapan yang selama ini dia tunjukkan pada orang yang dia tidak sukai.

"Dia tidak menyukai ku lagi sekarang " batin Vina.

"Gue maafin, tapi jangan harap lo bisa netep di Cavisa "

"Tapi kalo gue keluar kan nama nya jadi jelek Can " bantah Vina

"Gue udah sadar sekarang, persahabatan tuh gak harus melalui geng, dan geng, gak harus ada nama nya "

Cana yang berbicara seolah sedang memecat anak buah itu langsung meninggalkan Vina.

Diikuti Safa dan Atlas disamping nya .

"Kamu yakin tuh Can ?" Tanya Atlas.

Safa yang mengerti keadaan Cana pun langsung menyolek Atlas, agar tidak bertanya dulu.

Atlas langsung menggendong Cana dan berlari menghadap kaca besar yang terpampang jelas disamping kamar mandi.

"Seseorang yang buruk diluar, memliki keistimewaan didalam, dan seseorang yang di sebut-sebut kuat, tidak harus selalu kuat, jangan takut untuk menopang diri ke orang yang sayang sama kamu, di setiap pengkhianatan, pasti ada kesetiaan "

Ucap Atlas yang membuat Cana menenggelamkan kepala nya di dada Atlas.

"Udah yuk Atlas " ucap Cana

"Eh, gue ikut bolos ya, hehe " ucap Safa sambil membawa tas Cana dan Atlas

"Iya " jawab Cana yang masih dalam pelukan Atlas.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang