43 : sepi

4.7K 253 6
                                        

"Safaaaaa, aaaa, aaaa " rengek Cana pada Safa yang sekarang berada disamping nya.

"Kenapa sih lo ? Ih, dari kemarin "

"Masih kesel sama ortu gue ihhh, gak suka, masa lamaran Atlas ditolak " Safa menghembuskan nafas lega dan tersenyum menghadap Cana.

"Udah sih, lagian itu kan udah beberapa minggu yang lalu, jangan dipikirin terus "

"Gak bisa, tuh pikiran ngeleket terus di otak gue, gimana mau ngelupain nya coba " diambil nya bantal dari Sofa dan menaruh nya di atas paha.

"Bentar ya, Alva telfon "

Cana memasukkan pilus ke mulut nya dan memperhatikan Safa yang tertawa di balkon. Diputarkan bola mata nya malas dan menatap hp yang sedari tadi tidak ada notifikasi dari Atlas.

"Lagi fokus belajar kali ya tuh anak " pikir Cana dan mengalihkan pandangan nya pada tv sembari mengambil hp

"Tapi, Alva aja masih sempet telfonan sama si Safa, masa Atlas gak bisa " pikirnya kembali dan mengecek kontak Atlas.

Ditelfon nya lelaki itu tetapi tidak ada jawaban sama sekali.

"Si Atlas kemana ya Fa, kira-kira " tanya nya setelah Safa selesai telfonan dan duduk di kasur.

"Sibuk kali, gak mungkin juga dia gak kabar sama lo kalo emang dia gak ngapa-ngapain " tutur Safa.

"Emang iya ya ? Si Alva aja masih sempet telfon lo kok "

Ekspresi Cana yang seketika berubah menjadi murung dan merengkuk di pojokan kasur.

"Tenang aja lah, tenang "

"Tenang gimana sih Fa, ih lo mah enak masih kabar-kabar sama si Alva "

"Yaudah sih, emang si Atlas gak ngabar sama sekali apa ? "

Cana menghembuskan nafas nya pasrah dan melirik Safa dengan senyum paksa nya "kalo dia hubungin gue, gue gak bakal nyuruh lo nginep buat nemenin gue anjir "

"Iya juga ya " ditepuk nya kening Safa dan tertawa.

"Hahaha, ketawa aja lo cepet " .

"Kayak nya besok gue harus ke sekolah deh Fa, mau ngeliat Atlas, " lanjut Cana

"Idih, ngapain lo ke sekolah, gue sih ogah, biar dia aja yang nyamper "

"Bodo "

"Aku tanpa dia pun seperti pulpen tanpa tinta, dibuat tanpa ada manfaat "

"Manfaat untuk mencintai mu seumur hidup, " lanjut Safa .

"Idih, dapet dari mana tuh kata-kata ?" Ledek Cana sembari tertawa sekilas.

"Nih dari wattpad " jawab Safa.

"Oh, haha ".

"Bahkan rasa cinta ku lebih panjang dari kehidupan ku, jika aku mati, rasa Cinta itu masih melekat pada diri ku yang sudah berada dibawah lembab nya tanah " balas Cana.

"Emang nih, tumben banget, nih akun, bisa ngeluarin kata-kata, "

"Kalo dia gak bisa ngeluarin kata-kata, dia gak bakal ngeluarin novel anjir, ih otak lo " geplakan itu pun mendarat di kepala Safa dengan kasar.

"Iya deh iya " 

"Eh, Fa, besok anterin gue ke sekolah aja, gak mau tau, harus " paksa Cana.

Safa hanya bisa menggaruk kepala nya dan segera tidur menyusul Cana yang sudah selimutan dan memeluk guling nya.

"Haaa, syudah pagi " ucap Safa yang sedang mengulet sembari menguap.

"Can, Canaa, bangun woi, katanya mau ke sekolah " lanjut Safa.

Digoyang-goyang kan nya tubuh Cana yang kini sedang tertidur pulas.

"Loh, Cana kok nangis ya ?? " Gumam Safa.

"Pagi Fa, tumben bangun duluan " sapa Cana.

Cana melihat Safa dengan tatapan heran nya karna sedari tadi Safa bergumam sendiri.

"Eh Fa, lo kenapa dah, ini juga, kok basah, air dari mana sih ? " Ditepuk-tepuk nya bantal yang sudah basah karna air mata Cana sendiri.

Safa memegang kedua pipi Cana dengan tangan nya sembari memicingkan Mata.

"Lo, ngompol kan ?, Hayo ? Jujur aja deh lo " tanya Safa.

"Ngompol ? Basah juga enggak kasur gue, bego ih, "

"Iyaaaa " Safa menghembuskan nafas nya tepat di depan muka Cana.

Aroma naga yang baru bangun tidur itu pun membuat Cana batuk, dan mendorong Safa menjauhinya "mulut lo bau bego, bukan gosok gigi dulu, " ucap Cana.

"Iya gue ngompol, air pipis nya keluar dari mata, dongo banget sih lo Fa ih "

Cana melempar bantal ke arah Safa yang sedang berjalan ke arah kamar mandi.

"Buruan Fa, mandi nya " teriak Cana pada Safa yang sudah di dalam kamar mandi.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang