42 : lamaran (?)

4.6K 299 0
                                        

Cana menatap Atlas serius dan menggenggam erat celana nya.

"Jadi gini, Ella sama Saya ini kan sudah tua, kami akan lebih sering meninggalkan Atlas sendirian di rumah, karna banyak jadwal yang harus dilakukan " tutur Toyo, Papa Atlas.

"Kami ingin, kalau Atlas dan Cana mempunyai hubungan yang lebih dari pacar, dari tahap awal dulu, " lanjut Ella.

Cana masih dengan keadaan tenang tetapi jari kaki nya yang tidak henti bergerak.

"Atlas, mau lamar anak tante dan om, yaitu Cana " ucapan Atlas sukses membuat Cana membelalakan mata nya dan membuka mulut nya.

"Kalau untuk sekarang, kami yang akan membuat keputusan, karna Cana sendiri pun masih terbilang anak remaja "

"Kami memaklumi itu kok "

Cana menatap Mama dan Papa nya dengan pengharapan yang sangat dalam malam ini.

"Menurut Saya ini terlalu cepat, kami tidak bisa terima lamaran ini, mungkin dua tahun kedepan, kami akan terima lamaran nya "

Cana membelalakan mata nya lebih lebar dari yang tadi dan kedua tangan nya berpangkuh pada pegangan kursi.

Digigit nya bibir bawah Cana menahan air mata yang akan turun dari tempat nya.

"Baik, kami akan pulang terlebih acara ini sudah selesai, terimakasih, Bapak dan Ibu, "

Cana masih diam di tempat duduk nya selagi keluarga Atlas sudah pulang ke rumah nya.

Pupus sudah harapan Cana malam ini, kekecewaan nya terhadap orang tua nya, membuat Cana tetap menduduk tanpa melihat satu sama lain.

Dua tahun kedepan terlalu lama untuk Cana, yang mungkin saja Atlas sudah menemukan wanita lebih dari nya, dan melupakan Cana.

Cana berdiri dan melangkah kan kaki nya dengan lambat ke arah kamar "Cana, maafin Papa dan Mama ya, bukan nya kami tidak merestui, kami ha- "

"Please " potong Cana.

Eva melepaskan pegangan nya pada pundak Cana dan membiarkan nya berjalan ke arah kamar.

Dilihat nya Arlo oleh Eva dengan tatapan sedih akan Cana yang di kecewakan.

Cana mengambil hp yang tergeletak di meja rias nya dan mendapat notification dari Atlas.

Drtt... drtt... drtt...

Getar hp Cana membuat nya mengangkat telpon dari Atlas.

"Cana, kenapa ? Dari tadi kamu keliatan murung loh "

"Gapapa "

"Aku bakal lamar kamu dua tahun lagi, kayak yang papa kamu bilang, jadi jangan khawatir ya "

"Kamu yakin ? Selama dua tahun, kamu gak akan tertarik sama cewek lain ? Aku gak yakin Atlas, aku takut "

"Aku sayang kamu, kamu tau itu kan ?, Yaudah, jangan nangis lagi ya, kita liat aja, aku janji kok "

"Iya "

Cana mematikan telpon nya dan merebahkan diri di kasur, tidak lupa untuk mengelap air mata nya.

•••

"Mata kamu kok bengkak sayang ? Kamu pasti nangis ya tadi malem ? " Tanya Atlas sembari memegang pipi Cana dan melihat Cana dengan tatapan nya.

"Enggak " Cana menggelengkan kepala nya dan duduk di kursi.

"Hey, kamu gak usah bohong, coba liat aku, aku janji, aku gak bakal ninggalin kamu buat 2 tahun kedepan "

"Kamu serius ? Apa sih yang bagus dari diri aku ? Sampai-sampai kamu bisa janji kayak gitu, At, please apa mau kamu ?, Apa niat kamu sebenernya deketin aku ? Aku selalu mikir At, apa yang spesial dari aku, bahkan seorang Atlas pun bisa janjiin gitu ke aku " tutur Cana.

Cana melihat Atlas dengan pengharapan dan menggigit bibir bawah nya, Atlas hanya tersenyum ke arah Cana dengan tatapan hangat nya.

"Cana, aku, deketin kamu, bukan karna ada yang spesial di diri kamu, bukan karna aku mengincar sesuatu dari kamu, aku sayang kamu, itu satu alesan aku buat ngejanjiin ke kamu, karna aku sayang kamu Cana, perjuangan aku selama ini buat dapetin kamu, gak sia-sia kan ? Kalo pada akhirnya kamu juga sayang sama aku ? "

Cana masih terdiam dengan air mata yang menetes, dilihat nya langit-langit tepat di atas kepala nya.

Dipegang nya pipi Cana dan mengelap air mata yang sedari tadi menjadi saksi bisu mereka berdua.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang