62 : Indonesia

4.5K 265 8
                                    

Special Chapter // 1 

Atlas menghembuskan nafas nya lepas dan menggaruk kepala nya yang tidak gatal, sembari memperhatikan sekeliling jalanan yang sudah lama ia tinggal kan.

Angin semilir yang menjatuhkan daun dari pohon nya dan pemandangan kota Jakarta yang sedikit berubah dimata nya.

Gedung-gedung bertingkat yang lebih modern dari sebelum nya, dan pohon-pohoh yang lebih besar.

Suara mobil dan motor yang sudah jarang ia dengar, bahkan makanan khas Betawi yang ia rindukan, tidak lupa juga rumah dan kawan nya.

Sudah lebih dari 15 menit ia berdiri di pinggir jalan dengan 2 koper dan satu ransel yang ia bawa. Dengan style baju yang agak ke barat-barat an, dan wajah nya yang juga bule, menarik banyak perhatian, terutama para gadis yang melirik nya.

Ia melambaikan tangan nya memanggil taxi yang lewat dihadapan nya.

Dilihat nya jam yang melingkar sempurna dipergelangan tangan, menunjukkan pukul 22.13, ia berniat setelah sampai langsung tidur dan beristirahat.

***

Sinar matahari pun masuk kedalam kamar Atlas dan menyilaukan mata nya. Membuat ia membuka mata nya dan mengulet di atas kasur "aaahhh " desah nya sembari merenggangkan kedua tangan.

Ia tidak membuat persiapan apapun hari ini, yang ia tau hanya tidak ada siapapun di rumah Cana, Mama nya pulang malam dan ayah nya sedang dinas ke luar kota.

Atlas berdiri di depan kaca dan memperhatikan diri nya di situ, apa yang kurang dan sesekali menghirup wangi nya sendiri.

Memakai kemeja yang agak sedikit dibuat berantakan, dan bagian tangan nya di gulung ke atas membuat nya terlihat sangat berbeda dari dahulu, 7 tahun yang lalu.

"dah rapi, bunga udah siap, cincin udah siap, badan juga udah siap, boneka ukuran jumbo udah siap" ucap Atlas sembari memperhatikan barang yang di bawanya dan masuk ke dalam mobil.

Membawa barang sebanyak itu tentu membuat Atlas kesusahan, apalagi ukuran boneka nya yang tidak jauh beda dari badan nya.

Membuat Atlas harus satu persatu memasukkan nya ke dalam mobil. Sesudah nya, ia langsung melajukan mobil nya ke arah rumah Cana, karna jam sudah menunjukkan pukul 16.00

Ia pun sudah menyewa Cafe yang disiapkan oleh Safa, Gilang dan Alva disana.

"Pak, pak... " desis Atlas pada satpam yang sedang duduk di pos. "Kenapa, loh, Den Atlas toh ? " Atlas berdesis dan menyuruh pak Wawan berbicara dengan nada yang pelan.

"Buka gerbang nya pak " ucap Atlas, gerbang pun terbuka dan membiarkan mobil Atlas masuk.

Ia menaruh Boneka besar nya di jok belakang, dan menutup cup mobil nya. Atlas hanya membawa cincin dan bunga di genggaman nya.

Tok tok tok' ketuk Atlas pada pintu rumah Cana.

Atlas merapihkan rambut nya dan pintu pun terbuka, terlihat wanita dengan rambut pendek dan berwarna nya.

Tinggi nya yang sekarang sudan sedagu Atlas membuat nya tidak mengedipkan mata dan terus menatap wanita itu.

Begitu juga dengan Cana, air mata nya yang sudah diambang batas meluap begitu saja, tidak ada yang mengucapkan satu kata pun, karna suasana yang seketika menjadi hening.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang