Hari Senin. Hari dimana siswa harus datang pagi untuk mengikuti upacara bendera.
'Haduh Franda belum dateng lagi.' Nafa menggerutu. Masalahnya ini sudah hampir pukul 7 tapi Franda belum datang juga.
'Gue telpon kali ya.'
Lalu Nafa mengambil handphonenya didalam tas. Belum sempat Nafa membuka kunci handphonenya,suara Franda terdengar di telinganya.
"NAFA!!!" Nafa menoleh dan melihat Franda sedang berlari kearahnya.
"Huh..huh..huh...huh..."
Nafa yang melihat Franda terengah-engah segera menasehatinya, "Nafas dulu Nda,ntar kalo lo mati gue gak ada temen lagi."
Franda memukul lengan Nafa, "Sembarangan kalo ngomong. Gue beneran mati nangis lo." Nafa tertawa mendengar Franda yang tampaknya kesal dengannya.
"Anjir macet banget tadi,makanya gue telat."
"Makanya kalo gue ajak bareng mau. Lo sih sok-sokan bawa motor sendiri. Nyetirnya lelet lagi." Franda mendengus mendengar pernyataan Nafa yang semuanya benar.
"Apaan sih lo. Gue kan mau mandiri. Biar gak bergantung terus sama lo." Nafa mencebikkan bibirnya.
"Udah ah. Pusing gue denger ocehan lo mulu." Lalu Nafa menarik tangan Franda.
Franda yang merasa bingung langsung bertanya,"Eh,mau kemana?"
Nafa menoyor kepala Franda, "Ke lapangan. Lo gak ikut upacara hah?" Franda yang mendengar nada bicara Nafa seperti itu terkekeh.
"Ngapain lo ketawa? Ada yang lucu?"
'Aish,kenapa dia marah-marah? Pms kali ya.' Batin Franda bertanya-tanya.
"Gak ada. Udah yuk. Nanti gak dapet tempat." Sekarang giliran Franda yang menarik tangan Nafa untuk menuju ke lapangan.
***
Di lapangan upacara
Semua murid sudah berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing.
Tak lama lagi,upacara akan dilaksanakan. Franda dan Nafa yang baru datang celingukan mencari barisannya.
"Fa,mana sih kelas kita?" Nafa mengedikkan bahunya. Dia juga tidak tahu dimana barisan kelasnya.
Lalu mata Nafa menangkap sosok Zidan yang berjalan menuju barisan kelasnya.
'Ikutin Zidan aja lah.' Nafa menarik tangan Franda.
"Gue tau dimana barisannya." Franda hanya menurut ketika tangannya ditarik Nafa.
Franda yang mengetahui bahwa Nafa mengikuti Zidan langsung menghentikan langkah Nafa.
"Ngapain lo ngikutin Zidan?" Nafa gelagapan.
"Eh,anu itu... barisan kelasnya kan ada disebelah barisan kelas kita." Franda berpikir,ucapan Nafa ada benarnya juga.
"Emm... lo bener juga sih,IPA 5 sama IPA 3 kan sebelahan. Cuma sekat IPA 4 aja."
Lalu Nafa kembali menarik tangan Franda untuk menuju barisannya. Dan untung saja Zidan masih terlihat walaupun sedikit jauh dari tempatnya berdiri.
***
"Gila ya. Pak Ghani ngasi pidato panjang banget. Gak tau apa kaki gue pegel." Sejak tadi Nafa hanya diam mendengar Franda yang sedang mengoceh disampingnya.
Franda mengibaskan tangannya didepan wajah Nafa, "Woy!!! Bengong mulu."
Nafa tersentak,dan memandang Franda dengan tatapan sinis, "Apaan sih lo. Bikin gue kaget aja."

KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love✔
Teen FictionGue cinta sama dia. Tapi yang tau perasaan ini cuma gue. Iya,karena gue gak pernah nunjukin ke dia secara terang-terangan. Gue mencintai dia dalam diam. -Nafa Aulia Azahra- Gue gak tau ini nyata atau cuma perasaan gue aja. Cewek itu selalu liatin gu...