TigaPuluhSatu

2.1K 91 2
                                    

Entah mengapa,semenjak memasuki rumah sepuluh menit yang lalu,senyum Nafa tak pernah hilang dari wajahnya.

Untung saja mama dan papanya sedang tidak ada dirumah,jadi ia bebas untuk senyum bahkan sampai masuk RSJ sakalipun.

Kejadian diparkiran tadi benar-benar membekas diingatannya. Bagaimana tidak,seorang Zidan Zahwan Rainartha mau bertegur sapa dengannya bahkan meminjamkan jaket miliknya setelah insiden di kantin beberapa waktu yang lalu.

Tidak pernah disangka,bahwa Zidan yang dulu membencinya kini terlihat lebih bersahabat ketika berpapasan dengannya.

"Aduh,kalo gue diem disini terus gak akan kelar. Bahkan sampe lebaran kuda." Kemudian Nafa bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

***

Lima belas menit kemudian Nafa selesai membersihkan diri,ia melihat jaket Zidan yang tergeletak diatas kasurnya, "Enaknya gue cuci apa enggak ya? Kalo dicuci ilang dong bau parfumnya." Nafa jadi bingung,antara mencuci atau tidak jaket Zidan yang dipinjamkannya.

"Entar aja deh gue pikir,mending gue tidur bentar." Lalu Nafa merebahkan dirinya diatas kasur dengan jaket Zidan yang ia peluk.

"Gue berharap,suatu saat nanti gue juga bisa meluk orang yang punya jaket ini." Ucap Nafa sambil memejamkan matanya,berusaha untuk menjemput alam mimpinya.

***

Mungkin Zidan saat ini sudah seperti orang gila yang kabur dari rumah sakit. Sejak keluar dari gerbang sekolah,senyumnya terus mengembang.

"Rasanya gue kena karma,dulu gue benci sama dia,sekarang malah kayak gini." Gumam Zidan ketika selesai memarkirkan motor kesayangannya di garasi.

"Assalamualaikum..."

Tidak ada yang menjawab salamnya,Zidan coba membuka pintu.

Ceklek....

Tidak terkunci. Tapi kemana semua orang dirumah ini? Pintunya tidak terkunci dan tidak ada siapapun didalam rumah ini.

"Bun...." Zidan coba untuk memanggil bundanya.

"Bundaaa...." Masih tidak terdengar sahutan.

"Bundaaaaaaa!!!" Zidan berteriak tapi masih tidak ada respon.

Zidan berjalan kearah taman belakang,dan menemukan seorang wanita sedang berdiri berhadapan dengan bunga anggrek yang menggantung.

"Bunda?" Punggung wanita tersebut tersentak kaget ketika mendengar Zidan memanggilnya.

"Eh iya,kok kamu udah pulang?" Zidan menyalami tangan bundanya.

"Aku dari tadi teriak-teriak didepan tapi gak ada yang jawab." Jawab Zidan dengan kesal.

"Maaf ya sayang,tadi bunda lagi beresin taman ini,sekalian liat peliharaan bunda yang udah lama gak keurus." Zidan menganggukkan kepalanya mengerti.

"Yaudah kalo gitu Zidan ke kamar dulu ya,badan Zidan udah lengket."

Cup..

Zidan mengecup pipi kanan bundanya dan berlalu pergi, "Dahh bunda." Kata Zidan sambil melambaikan tangannya.

"Dahh..." Bunda Safa juga membalas lambaian tangan Zidan dan kembali dengan aktivitasnya yang tadi tertunda.

***

Sesampainya dikamar,bukannya mandi tapi Zidan malah merebahkan tubuhnya dikasur empuk miliknya.

Pikirannya menerawang,membayangkan hal yang paling mustahil untuk dirinya dan juga dia.

Silent Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang