TigaPuluhEnam

1.4K 60 0
                                    

Nafa merapatkan jaketnya,cuaca benar-benar tidak bisa diprediksi. Padahal tadi panas,tapi sekarang hujan lebat mengguyur ibu kota.

"Kalo hujannya deres kayak gini,kapan pulangnya coba." Nafa menggerutu sendiri sambil mencari tempat duduk,menunggu hujan reda.

"Lagi nunggu hujan reda ya?" Tiba-tiba saja Zidan sudah berada disamping Nafa dan langsung menempati sisi kursi yang kosong.

"Kok lo belum pulang?"

Zidan terkekeh sebentar, "Sama kayak lo. Gue nunggu hujan reda. Karena hari ini gue gak bawa jas hujan."

"Hmm..Fa?"

Nafa menolehkan kepalanya ke Zidan, "Kenapa?"

"Lo tau nggak,kenapa hujan selalu dateng walaupun ada sebagian orang yang nggak menginginkan kehadirannya?"

Nafa berpikir sejenak kemudian menggelengkan kepalanya, "Gue gak tau."

"Karena hujan tau bumi membutuhkannya. Kehidupan di bumi selalu butuh air. Untuk itu hujan dateng buat isi stok air di bumi tanpa diminta."

"Jadi?"

"Jadi kita bisa belajar dari hujan,sadar dengan keadaan sekitar yang membutuhkan. Walaupun tanpa diminta,udah seharusnya kita menolong orang yang membutuhkan bantuan dari kita."

Sekarang Nafa mengerti,tentang filosofi hujan versi Zidan. Tapi untuk apa dia membicarakan ini kepada Nafa?

"Terus lo ngomong kayak gitu maksudnya apa?"

Zidan tertawa renyah, "Gue mau melalui acara bakti sosial yang diadakan,semua siswa disekolah ini sadar betapa pentingnya menolong sesama. Jadi lo harus bantuin gue untuk nyebarin berita ini ke setiap kelas-kelas. Karena kalo cuma lewat selembaran aja gue gak yakin mereka bakal ikutan."

Setelah Zidan menjelaskan panjang lebar kepadanya,yang bisa dilakukan Nafa hanya menganggukkan kepalanya.

"Oke. Gue bakal bantuin lo."

Nafa sudah menyetujui ucapan Zidan. Cukup lama mereka terdiam sambil menikmati hujan yang masih belum reda juga.

"Oh iya,gue mau denger hujan versi lo itu apasih?"

Nafa diam,matanya menerawang sambil membayangkan serta merangkai kata yang pas untuk dia ucapkan.

"Menurut gue hujan itu menenangkan."

"Menenangkan?" Zidan mengulang pernyataan Nafa.

"Iya,karena setiap hujan dateng,aromanya saat jatuh ketanah itu bisa bikin tenang."

"Gimana kalo kita bikin hujan kali ini menyenangkan?" Tiba-tiba saja Zidan mempunyai ide yang menurutnya sudah biasa dilakukan sebagian orang.

"Caranya?"

"Ikut gue." Zidan langsung menarik tangan Nafa dan membawanya ke guyuran hujan.

"Zidan nanti sakit." Tapi Zidan tak mengindahkan ucapan Nafa.

"Ini seru,kalo lo tau cara menikmatinya."

"Zidan...." Nafa terus saja merengek,mencoba untuk menarik Zidan kembali berteduh.

"Ayolah,Fa. Main hujan sekali gak akan buat lo mati."

Akhirnya dengan pasrah Nafa mengikuti kemauan Zidan. Percuma juga ia berteduh kembali,karena kini jaket dan seragamnya sudah basah.

Nafa dan Zidan pun bermain-main ditengah guyuran hujan yang melanda. Hujan yang terus mengguyur,membuat keduanya sangat asyik hingga tak peduli bahwa besok akan sakit sekalipun. Karena ini terlalu seru untuk disia-siakan.

Silent Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang