"Dan...." Wira memanggilnya,tapi Zidan tak bergeming.
"Woy!!! Ngelamun mulu lo." Zidan tersentak kaget ketika Arya menepuk pundaknya dengan keras.
"Sial!!! Ternyata suara gue kurang keras. Arya manggil,lo langsung nyaut." Wira mengerucutkan bibirnya.
"Suara lo lemah gemulai gitu mana didenger sih sama Zidan." Arya tertawa setelah mengatakan ejekan kepada Wira.
Wira menatapnya datar, "Lo kira gue banci apa?" Arya malah mengeraskan suara tawanya membuat Wira semakin dongkol dengan kelakuannya.
"Berisik." Suara penuh tekanan itu langsung membuat Arya dan Wira terdiam.
Diam. Hanya itu yang dilakukan mereka bertiga diatas rooftop sekolah tanpa kehadiran Radit. Mungkin belum datang?
"Lo gak berniat untuk bolos kan,Dan?" Wira bertanya setelah mereka terdiam cukup lama.
"Ck. Kalo lo mau bolos yaudah sendiri aja. Gak usah ngajak-ngajak gue." Arya berdecak sebal.
Wira menoyor kepala Arya dengan gemas, "Sok alim lo. Paling ntar juga ikutan bolos."
"Bukan masalah alim atau gak. Tapi pelajaran pertama itu Bu Rida. Lo mau dihukum gara-gara gak masuk kelasnya dia?" Jelas Arya,membuat mata Wira dan Zidan langsung melotot.
"Kenapa gak bilang sih?" Zidan mengeluarkan suara setelah terdiam lama.
Zidan bangkit dan mengambil tasnya yang tergeletak dikursi sebelahnya, "Gue duluan." Zidan langsung menuju tangga rooftop dan menuruninya dengan cepar.
Arya dan Wira saling bertukar pandang, "Woy!!! Zidan tunggu kita!!" Mereka langsung mengejar Zidan yang masih menuruni tangga.
***
Radit mengecek jam dipergelangan tangannya, "Woy bro!! 5 menit lagi masuk dan lo baru dateng?" Zidan hanya berdeham menanggapi pertanyaan Radit.
"Zidan!! Lo cepet banget sih jalannya." Wira mengomeli Zidan,membuat seisi kelas melirik kearahnya.
"Cerewet lo. Masih mending kita gak telat masuk kelas." Arya menimpali ucapan Wira,membuat Wira menjadi kesal.
"Ya tapi kan..."
"Duh berisik lo berdua. Mending masuk,bentar lagi bel bunyi." Radit segera menghentikan perdebatan antara Wira dan Arya sebelum Bu Rida masuk kelas dan mendapati dua siswanya masih berdiri di ambang pintu.
Wira mendengus kesal dan langsung memasuki kelas. Mendudukkan dirinya disamping Radit yang sedang terkekeh melihat tingkahnya.
Arya juga segera mendudukkan dirinya disamping Zidan,yang entah terlihat lebih pendiam dari biasanya.
Ingin rasanya Arya bertanya,tapi diurungkan karena tadi mendengar nada bicara Zidan yang datar.
'Biarin aja lah. Nanti juga cerita sendiri.' Batin Arya.
Tak lama kemudian setelah bel berbunyi,Bu Rida memasuki kelas dan memulai pelajaran yang menurut anak-anak IPA 5 sangat membosankan.
***
"Baiklah anak-anak silahkan kerjakan tugas kalian di rumah. Minggu depan kita periksa. Selamat pagi." Bu Rida keluar kelas dengan menenteng tas dan beberapa buku pelajaran.
"Tuh guru bikin gue gemes deh. Kalo ngasi pr gak tanggung-tanggung. Langsung 3 bab." Wira menggerutu sebal ketika Bu Rida memberikan tugas untuk kelas IPA 5.
Arya menghela nafasnya, "Yaudah lah. Ikutin aja,daripada kena hukum. Ya gak,bro?" Zidan dan Radit hanya menganggukkan kepalanya.
"Eh,kantin yuk?" Wira kembali bersuara,karena cacing diperutnya sudah meronta-ronta untuk diberi asupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love✔
Teen FictionGue cinta sama dia. Tapi yang tau perasaan ini cuma gue. Iya,karena gue gak pernah nunjukin ke dia secara terang-terangan. Gue mencintai dia dalam diam. -Nafa Aulia Azahra- Gue gak tau ini nyata atau cuma perasaan gue aja. Cewek itu selalu liatin gu...