'Sakit rasanya saat melihat orang yang aku sayangi lebih bahagia bersama orang lain meskipun dia adalah sahabatku sendiri'
***
Radit menghempaskan dirinya ke sofa yang berada diruangan cafe ini. Menghela nafas kasar,kemudian mengacak rambutnya.
"Arrghhh.... kenapa sih harus Zidan? Kenapa gak orang lain aja? Kenapa?!" Radit mengamuk seperti orang kesetanan. Berteriak sampai suaranya tercekat.
Ingin rasanya Radit menyalahkan takdirnya yang sudah mempertemukannya dengan Nafa. Tapi semuanya sudah terjadi.
Radit bangkit kemudian keluar,meninggalkan cafe yang menjadi saksi sakit hatinya. Tanpa peduli sepasang manusia yang sedang berbahagia didalam sana.
Yang terpenting bagi Radit saat ini adalah hatinya. Ia harus pergi dari tempat ini secepatnya, sebelum ia merasakan sakit yang lebih parah dari ini.
"Dit?" Belum sempat Radit melangkah,Arya sudah memanggilnya.
"Hm?" Radit hanya menjawabnya dengan gumaman. Karena ia malas untuk bicara dengan siapapun.
Tiba-tiba saja Arya menepuk pundaknya,seakan menguatkan Radit, "Gue tau,lo pasti bisa ngelewatin ini semua."
Radit langsung pergi meninggalkan Arya yang masih diam sambil menatap kepergiannya.
"Karena Tuhan percaya,lo adalah mahluk-Nya yang kuat. Yang bisa menghadapi ini semua dengan sabar."
***
Zidan dan Nafa mengurai pelukannya yang sudah berlangsung selama beberapa menit. Wajah Nafa dihiasi rona merah karena baru saja ia dipeluk oleh Zidan yang notabene nya orang yang Nafa sayang.
Rasa bahagia itu muncul ketika Zidan dengan berani mengakui bahwa ia salah dan meminta maaf dengan cara seperti ini. Nafa terharu,ia tidak menyangka sama sekali.
"Makasi ya udah mau maafin gue." Nafa menganggukkan kepalanya dengan bibir yang terus memancarkan senyum.
"Kalo gitu,sekarang kita duduk dan menikmati makanan disini." Zidan langsung menarik tangan Nafa menuju kursi yang telah disediakan.
Tangan Nafa terasa sangat pas digenggaman Zidan. Nafa yang diperlakukan sepeti itu hanya dapat menampilkan senyum terbaik miliknya.
Nafa merasa disayangi oleh laki-laki yang berada sejajar dengannya ini.
Tunggu dulu,apa yang Nafa pirkirkan? Zidan menyayanginya? Itu terasa mustahil.
Nafa menghela nafas pelan ketika tautan tangannya dan Zidan terlepas.
Zidan menarik kursi yang akan diduduki Nafa, "Silahkan tuan putri." Nafa menurut dan langsung mendudukkan dirinya.
"Kok diem aja sih dari tadi?" Entah mengapa bibir Zidan gatal sekali ingin menanyakan itu dari tadi.
Nafa yang ditanya seperti itu merasa kikuk,tidak tahu harus menjawab apa, "Ehmm... itu gue aduh apa ya." Nafa jadi bingung dan salah tingkah ketika Zidan menatapnya intens.
"Gak usah dijawab. Gue tau,pasti lo terharu kan sama kejutan gue?" Tanya Zidan sambil menaik-turunkan alisnya.
'Mungkin salah satunya itu.'
"Udahlah gak usah dibahas. Makanan udah dateng dan mari kita makan." Bahkan Nafa saja tidak tahu kapan pelayan mengantarkan makanan ke mejanya. Tiba-tiba Nafa seperti orang linglung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love✔
Подростковая литератураGue cinta sama dia. Tapi yang tau perasaan ini cuma gue. Iya,karena gue gak pernah nunjukin ke dia secara terang-terangan. Gue mencintai dia dalam diam. -Nafa Aulia Azahra- Gue gak tau ini nyata atau cuma perasaan gue aja. Cewek itu selalu liatin gu...