EmpatPuluhLima

887 40 1
                                    

Nafa terpaksa menolak Zidan yang ingin menemuinya. Karena hari ini Arzan akan datang. Bagaimana bisa ia akan membuang waktu untuk sahabatnya itu?

Dan untuk masalah Zidan yang ingin menemuinya itu bisa diurus besok. Masih banyak waktu untuk bertemu dengan Zidan.

Pagi ini Nafa sudah bersiap. Kemungkinan Arzan akan datang pukul sembilan pagi ini. Jika jalanan menuju Jakarta tidak macet.

Nafa melirik jam di nakas,masih pukul tujuh lewat lima menit. Itu berarti masih banyak waktu untuk mempersiapkan diri bertemu dengan Arzan.

Tring

Tring

Nafa melirik handphonenya sekilas. Zidan terus saja mengirim pesan berantai dan bertanya 'kenapa' tidak bisa menemuinya.

Zidan Zahwan : Beneran gak bisa ya? Padahal gue pengen banget ketemu lo hari ini

Susah sekali manusia satu ini diberitahu bahwa mereka tidak bisa bertemu hari ini. Dengan menggeram kesal,Nafa mengetikkan balasan untuk Zidan.

Nafa Aulia : Gue bener-bener minta maaf. Hari ini gue sudah punya janji. Kalau mau,besok kita bisa ketemu disekolah. Simple kan?

Entah mengapa Zidan menjadi berkali-kali lipat menyebalkan seperti ini. Ada apa sebenarnya dengan laki-laki itu?

Tring

Tring

Tanpa menunggu lama,Nafa langsung membaca pesannya.

Zidan Zahwan : Gue tunggu besok diparkiran sepulang sekolah. Dan gue saranin,besok lo gak perlu bawa kendaraan karena gue mau bawa lo ke suatu tempat.

Belum sempat Nafa membalas,sudah ada pesan lain yang masuk di handphonenya.

Zidan Zahwan : Dan gue TIDAK menerima penolakan. Thanks

Nafa mendengus kesal. Ini namanya pemaksaan. Sebenarnya Nafa senang-senang saja diajak pergi berdua dengan Zidan. Tapi tidak begini caranya.

Rasanya ingin memprotes pun percuma. Karena Zidan tetap Zidan. Keras kepala dan menyebalkan. Untung Nafa sayang. Eh?

***

Pukul 07.45 dirumah Nafa

"Nafa!! Itu Franda udah datang. Cepetan dandannya!" Desi berteriak marah. Pasalnya sudah sepuluh menit dipanggil tapi tidak kunjung datang. Siapa yang tidak kesal?

"Iya,ma,sebentar!" Desi memutar bola matanya kesal. Dari tadi sebentar sebentar. Sebentarnya Nafa itu bisa sampai tiga puluh menit.

Franda yang sedari tadi menyaksikan ibu dan anak itu bertengkar hanya terkikik geli.

"Udahlah tante,gak usah marah gitu. Biarin aja Nafa dandan dulu. Nanti siapa tau Arzan bisa jadi mantunya tante."

Plak

"Sekolah dulu yang bener." Desi pergi dari hadapan Franda dengan bersungut kesal.

Franda mengusap lengannya yang tadi terkena pukulan Desi. Rasanya panas dan sedikit berdenyut. Ternyata perempuan tua itu mengerahkan tenaga untuk memukulnya.

Percayalah,menunggu Nafa itu membosankan. Bahkan sampai sekarang dia belum keluar dari kamarnya. Sebenarnya apa yang perempuan itu lakukan?

Tak mau membuang waktunya percuma,Franda berinisiatif menghampiri Nafa dikamarnya. Tanpa mengetuk,ia langsung membuka lebar-lebar pintu kamar Nafa.

Dilihatnya Nafa yang sedang duduk menghadap jendela,dengan sebuah--foto? Foto apa itu?

Franda menepuk pelan bahu Nafa,sehingga membuatnya memalingkan wajah dari foto itu.

Silent Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang